Pelajaran Penting di Balik Keberadaan Kutu dan Rayap di Dunia

Naviri Magazine - Kenapa di dunia ini harus ada kutu dan rayap, yang manfaatnya bisa dibilang tidak ada, bahkan justru bersifat destruktif (merusak)—misal merusak buku, baju, dan lembaran kertas? Keberadaan mereka sebenarnya memberi manfaat, yaitu mengingatkan salah satu hukum alam yang terpenting, “Gunakan, atau kehilangan!”

Semua yang kita miliki akan tetap berfungsi, jika kita menggunakan dan merawatnya—bukan malah menganggurkannya. Kalau kita beli motor, misalnya, motor itu akan awet jika kita pakai dan rawat. Sebaliknya, akan berkarat dan hancur jika kita geletakkan di gudang.

Kita bisa menggunakan dua tangan dengan baik, kenapa? Karena kita terus merawat dan menggunakannya! Coba saja gendong salah satu tanganmu (seperti orang patah tulang tangan), dan jangan pernah gunakan setahun saja, dan tanganmu akan lumpuh! Itu salah satu hukum alam terpenting.

Semua yang kita miliki akan terus berfungsi, jika kita terus menggunakannya, dan akan rusak jika kita biarkan begitu saja. Begitu pula dengan otak atau pikiran kita. Otak yang terus aktif akan semakin baik kinerjanya, sementara otak yang tidak pernah digunakan akan berkarat.

Hal-hal yang kita miliki tapi tidak pernah digunakan, akan menimbulkan kehampaan. Dan alam semesta tidak menyukai kehampaan. Karenanya, begitu kehampaan terjadi, kutu dan rayap akan muncul, atau karat akan timbul. Tujuannya agar barang itu hancur, dan kehampaan hilang!

Kalimat “agar barang itu hancur” tentu tidak harus bermakna harfiah. Intinya, begitu suatu barang rusak—tidak bisa lagi digunakan—kita pun enggan menyimpan, dan akan membuangnya. Setelah barang rusak dibuang, kehampaan hilang, karena tidak ada lagi kesia-siaan.

Gunakan, atau kehilangan! Kita menjalani hidup sambil berhadapan dengan hukum tak tertulis itu, dan hukum itu dijalankan secara brutal—tak peduli kita paham atau tidak. Apa pun yang digunakan akan terus ada, dan apa pun yang tak pernah digunakan akan hilang.