Tukang Pijat, Profesi Tradisional yang Selalu Dibutuhkan

Tukang Pijat, Profesi Tradisional yang Selalu Dibutuhkan

Naviri Magazine - Bisa jadi, tukang pijat adalah salah satu profesi tua di dunia, yang keberadaannya selalu dibutuhkan, dan semoga profesi tradisional ini tidak punah. Bagaimana pun, kita membutuhkan tukang pijat. Khususnya saya.

Saya bersyukur di kampung saya masih ada tukang pijat yang bisa diundang siapa pun (khususnya tetangga sekampung) yang membutuhkan. Kami biasa memanggilnya Mbak Ning, seorang wanita berusia 50-an yang ramah.

Keahlian Mbak Ning dalam urusan pijat memijat sudah diakui orang-orang. Karenanya, kalau ada orang merasa tidak enak badan, atau pegal-pegal, mereka pun memanggil Mbak Ning. Dalam hal itu, Mbak Ning tidak mengenakan tarif, melainkan hanya mendapat imbalan seikhlasnya. Biasanya, kami (para pasiennya) akan memasukkan uang dalam amplop, dan menyerahkannya setelah urusan pijat selesai.

Beberapa hari yang lalu saya merasa tidak enak badan. Punggung saya sangat sakit, begitu pula bagian dada. Bergerak sedikit saja terasa sakit. Bahkan untuk bernapas pun rasanya sakit. Selama itu pula saya merasakan sesak napas yang membuat saya tersiksa.

Semula, saya mencoba mengoleskan balsem ke bagian punggung dan dada, berharap rasa sakit itu menghilang, seperti biasa. Sebelumnya memang saya biasa menggunakan balsem untuk menghilangkan pegal-pegal di badan, dan biasanya pula manjur. Tapi kali ini pegal dan sakit itu tidak juga hilang, meski sudah dua hari.

Lalu saya mencoba googling, seperti umumnya generasi yang melek internet. Siapa tahu Mbah Google bisa ngasih wangsit yang jos mengenai penyakit saya.

Saya masukkan kata kunci ke Google, berkaitan dengan keluhan yang saya alami, dan mesin pencari yang pintar itu segera menyodorkan jawaban dalam bentuk tumpukan tautan ke situs-situs internet, khususnya yang membahas kesehatan. Saya pun mengklik tautan itu satu per satu, berharap menemukan penjelasan sekaligus solusinya.

Situs pertama menjelaskan, masalah yang saya alami mungkin berkaitan dengan penyakit jantung.

Waduh, kok ngeri gini, pikir saya. Uraian di situs itu begitu mantap dan sangat meyakinkan, hingga saya makin khawatir. Makin serius saya membaca, makin pusing kepala saya. Waktu itu saya sempat khawatir benar-benar terkena serangan jantung gara-gara membaca uraian artikel yang menakutkan itu.

Lalu saya mencoba membuka situs lain, siapa tahu ada penjelasan alternatif mengenai yang saya alami. Situs kedua menjelaskan, keluhan saya mungkin berkaitan dengan... kanker paru-paru!

Lha kok tambah parah, pikir saya makin khawatir. Seperti di situs pertama, situs kedua itu juga sangat meyakinkan dalam menjelaskan uraiannya, seolah saya memang sudah divonis mengidap penyakit mengerikan itu. Detik itu saya bahkan sempat bersumpah untuk mengurangi atau menghentikan aktivitas merokok. Ngeri coy!

Sampai berjam-jam saya mengubek-ubek banyak situs kesehatan dan membaca artikel-artikel di dalamnya, untuk mencari tahu apa yang terjadi pada saya. Dan yang saya dapati terus terusan terkait dengan kanker dan serangan jantung. Akhirnya saya tertidur karena kecapekan.

Besoknya, kondisi badan saya makin terasa tidak enak. Saya terus-terusan memegangi dada karena sakit. Ibu saya tanya, kenapa saya tampak seperti orang kesakitan. Saya jawab saja apa adanya. Lalu ibu saya berinisiatif memanggil Mbak Ning, untuk memijat saya.

Waktu itu, saya sempat bingung. Ibu saya tidak tahu kalau saya mungkin terkena penyakit jantung atau kanker paru-paru. Dan Mbak Ning pasti tidak akan bisa menyembuhkan, karena beliau tukang pijat, bukan dokter. Tapi saya juga tidak berani ngomong macam-macam sama ibu, takut kalau malah membuatnya khawatir.

Lalu Mbak Ning datang ke rumah, dan saya menjelaskan keluhan yang saya alami. Mbak Ning pun memijat saya, khususnya di bagian punggung dan dada yang terasa sakit. Sambil memijat, Mbak Ning mengatakan, “Ada urat di punggungmu yang melintir, jadi menimbulkan rasa sakit.”

“Tapi dada saya juga sakit, Mbak Ning,” sahut saya.

“Iya, karena urat di punggung ada yang berkaitan dengan urat di dada,” jelasnya.

Saya tidak tahu apakah penjelasan itu benar atau tidak. Yang jelas, setelah selesai dipijat, saya merasakan badan lebih enak, dan saya bisa bernapas lebih nyaman. Memang masih ada sakit di punggung, tapi kini sakitnya sudah jauh berkurang.

Seiring hari, sakit yang semula sangat terasa di punggung dan dada terus berkurang, dan saya bisa bernapas dengan lancar, serta menjalani hidup dengan nyaman seperti biasa.

Untung ada tukang pijat, pikir saya. Untung ada Mbak Ning. Ternyata saya bukan kena penyakit jantung atau kanker paru-paru, tapi cuma urat melintir!

Related

Health 1233043396086231394

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item