Bukti-bukti Ilmiah Bahwa Tuhan Benar-benar Ada (Bagian 1)

Bukti-bukti Ilmiah Bahwa Tuhan Benar-benar Ada

Naviri Magazine - Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang ateis menganggap Tuhan tidak ada. Cuma khayalan belaka.

Ada kisah zaman dulu tentang orang ateis yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah, “Benarkah Tuhan itu ada?” dan, “Jika ada, di manakah Tuhan berada?”

Ketika orang ateis itu menunggu bersama para penduduk, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang ateis dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.

“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, sungai jadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya jadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut,” ujar orang alim itu.

Si ateis dan para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuat!”

Orang banyak pun tertawa riuh.

Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya?”

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.

“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si ateis. “Jika Tuhan itu ada, mengapa tidak kelihatan? Di mana Tuhan berada?” Orang ateis itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan tidak ada.

Orang alim itu kemudian menampar pipi si ateis dengan keras, sehingga si ateis kesakitan.

“Kenapa Anda memukul saya? Sakit sekali!” si ateis mengaduh.

Orang alim bertanya, “Ah, mana ada sakit? Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”

“Ini sakitnya di sini,” si ateis menunjuk-nunjuk pipinya.

“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si alim bertanya ke orang banyak.

Orang banyak menjawab, “Tidak!”

“Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya,” demikian si alim berkata.

Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indra manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?

Berapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya, yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?

Berapa banyak zat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, tapi ternyata benda itu ada? (Manusia baru bisa melihatnya jika meletakkan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).

Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik, listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada?

Benda-benda itu ada, tapi panca indra manusia terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang, sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.

Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu. Selain ada yang tak bisa didengar, juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Tuhan saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!

Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.

Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks?

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 7 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Sementara matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya.

Baca lanjutannya: Bukti-bukti Ilmiah Bahwa Tuhan Benar-benar Ada (Bagian 2)

Related

Moslem World 3145353238468900148

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item