Codex Alimentarius, Agenda Depopulasi Melalui Makanan (Bagian 2)

Codex Alimentarius, Agenda Depopulasi Melalui Makanan

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Codex Alimentarius, Agenda Depopulasi Melalui Makanan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Secara logika, KB akan membatasi seseorang memiliki banyak anak, dengan berbagai macam programnya. Alat-alat KB juga disinyalir memiliki imbas negatif bagi tubuh pemakainya, yang salah satunya adalah menurunkan tingkat kesuburan hingga bisa mandul!

Selain itu, program Family Planning atau Keluarga Berencana hanya diberlakukan di negara-negara dunia ketiga. Dalam hal ini, negara-negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah orang miskin.

Sedangkan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel, serta negara-negara Eropa, bebas memiliki keturunan. Hal ini memang benar-benar dilakukan untuk membasmi manusia, yang menurut mereka “tak berguna” alias “useless eater” atau malah “goyim” dari muka bumi.

Agenda pangan terencana

Codex Alimentarius adalah sebuah program dari puluhan atau bahkan ratusan program yang terdapat dalam agenda 21 Zionisme, atau yang biasa dikenal sebagai “New World Order” atau “Tatanan Dunia baru”, di bawah penguasaan Zionisme Yahudi Internasional.

Program ini adalah salah satu alat untuk tercapainya program Zionisme yang lebih besar lagi, yaitu mengurangi jumlah penduduk atau depopulasi dunia secara besar-besaran.

Codex Alimentarius adalah program PBB [dalam hal ini dikerjakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO)] dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang dicanangkan sejak tahun 1963, dan intensif dikerjakan di awal abad 21.

Pada awalnya, tujuan Codex Alimentarius adalah membuat standar pangan bagi seluruh dunia. Bagi orang awam tentu hal ini terlihat biasa. Terlebih dikerjakan oleh PBB yang diketahui bekerja demi perdamaian dunia.

Padahal PBB dan WHO didirikan oleh keluarga milyuner Rockefeller, yaitu salah satu tokoh Zionisme Yahudi yang paling berpengaruh di dunia sampai saat ini.

Tujuan dan misi Codex Alimentarius

Beberapa rancangan dalam program Codex Alimentarius antara lain:
  • Mengendalikan nutrisi dalam makanan.
  • Mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan.
  • Mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian.
  • Membuat standar prosedur baru dalam sistem keamanan dan kebersihan makanan.
  • Mengatur bioteknologi pangan (dalam hal ini rekayasa genetika sumber pangan).
  • Membuat standar prosedur penelitian makanan.

Dengan enam poin tersebut, sudah dapat kita kesimpulan bahwa sistem pangan kita nanti semuanya akan diganti sesuai kehendak mereka. Berikut akan diuraikan satu-persatu:

1. Mengendalikan nutrisi dalam makanan

Dengan mengendalikan nutrisi makanan, mereka dapat menurunkan jumlah asupan gizi yang semestinya kita dapatkan. Tahukah Anda, bahwa berbagai kasus makanan kemasan yang tertulis memenuhi asupan gizi, ternyata jauh dari jumlah yang seharusnya kita dapatkan.

Ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, mulai dari kekurangan gizi, penurunan sistem kekebalan, hingga penurunan kecerdasan.

Di negara-negara Asia, penggunaan susu formula bagi bayi sangat dianjurkan oleh WHO dan FAO. Alasannya untuk meningkatkan nutrisi bayi. Iklan dan promosi susu formula di Asia juga begitu gencar.

Sementara itu, di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terjadi sebaliknya, penggunaan ASI atau Air Susu Ibu sangat diwajibkan, bahkan tidak dianjurkan untuk mengonsumsi susu formula. Lebih dari itu, iklan susu formula di media massa juga benar-benar dibatasi.

2. Mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan

Kita banyak mendengar nama-nama seperti Flouride, Monosodium/Monoatrium Glutamat (MSG), Aspartame, dan lainnya, dalam produk pangan yang kita konsumsi sehari-hari. Kandungan-kandungan kimiawi tersebut adalah kandungan yang sangat berbahaya bagi tubuh kita.

Penyakit seperti kanker, gagal ginjal, penyakit lever, dan stroke, banyak disebabkan karena mengonsumsi kandungan-kandungan tersebut.

Sebenarnya sudah banyak ahli gizi dan makanan menolak adanya kandungan-kandungan kimiawi berbahaya tersebut. Namun, dengan adanya ”misi penghancuran dari meja makan”, WHO dan FAO selalu mengeluarkan pernyataan bahwa kandungan tersebut tidak berbahaya.

Perusahaan-perusahaan Zionis yang bergerak di bidang makanan bahkan dengan sengaja mencampurkan bahan-bahan tersebut ke produk mereka.

3. Mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian dan perternakan

Sebenarnya, berbagai macam cara untuk mengusir atau membunuh hama dengan ramah lingkungan dan tidak mencemari hasil panen sudah ada, seperti halnya cara-cara organik. Maka kita tidak harus menggunakan pestisida kimiawi berbahaya untuk bertani.

Namun, saat ini para petani lebih tergantung pada pestisida berbahaya. Hal ini karena rekayasa genetika hama tanaman melalui pestisida itu sendiri.

Para Zionis sudah banyak melakukan penelitian di bidang pertanian. Mereka mengambil sampel hama di berbagai pertanian dan perternakan, untuk kemudian mereka buat pestisidanya yang hanya bertahan sesaat untuk mengusir hama, lalu mereka balik lagi, bahkan di antaranya sudah kebal.

Baca lanjutannya: Codex Alimentarius, Agenda Depopulasi Melalui Makanan (Bagian 3)

Related

Mistery 2117832690223092653

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item