Di Turki, Banyak Orang Bunuh Diri karena Terbelit Masalah Ekonomi

Di Turki, Banyak Orang Bunuh Diri karena Terbelit Masalah Ekonomi

Naviri Magazine - Serangkaian kasus bunuh diri mengguncang Turki, karena kesulitan ekonomi. Jumat (19/11) pagi, polisi datang ke daerah Bakirköy di Istanbul, dan masuk ke sebuah apartemen. Sebelumnya, para tetangga sudah mengeluhkan bau yang berasal dari apartemen tersebut. Mereka ingin polisi memeriksanya.

Di apartemen tersebut, polisi menemukan tiga jenazah. Seorang penjual perhiasan berusia 38 tahun meracuni diri sendiri, istrinya, dan putra mereka yang berusia enam tahun, dengan larutan hidrogen sianida, yang sering digunakan di pertambangan. Lelaki yang juga merenggut nyawa keluarganya ini dilaporkan terlilit masalah ekonomi sebelum bunuh diri.

Kasus ini mengguncang masyarakat Turki karena ada kemiripan dengan dua kasus lainnya, dimana dua keluarga juga tewas karena larutan hidrogen sianida. Di daerah Fatih di Istanbul, warga setempat mengetahui tragedi serupa dari sebuah tulisan yang terpampang di pintu sebuah apartemen: "Perhatian. Apartemen ini tercemar sianida. Mohon telepon polisi. Jangan masuk", demikian tulisannya.

Di apartemen tersebut, polisi menemukan empat mayat berusia antara 48 sampai 60 tahun, dua lelaki dan dua perempuan, mereka kakak beradik.

"Saya tidak bisa apa-apa lagi"

Beberapa hari setelahnya, di kota Antalya di tepi Laut Tengah, di sebuah apartemen, polisi menemukan mayat empat anggota keluarga, di antaranya seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dan seorang anak lelaki berusia lima tahun. Mereka juga diracuni sianida.

Media Turki memberitakan, kepala keluarga, yang sebelum meninggal menganggur, meninggalkan sebuah surat perpisahan. "Saya minta maaf, tapi saya tidak bisa apa-apa lagi."

Ketiga kasus ini tidak hanya memiliki kesamaan dalam penggunaan racun. Sebelum bunuh diri, ketiga keluarga ini mempunyai masalah kemiskinan, hutang, atau pengangguran.

Seperti dilaporkan media Turki, listrik di apartemen di Fatih segera diputus setelah mayatnya dikeluarkan dari apartemen. Sebelumnya, selama berbulan-bulan, keempat kakak beradik ini tidak membayar tagihan listrik.

Oposisi: Ini salah krisis ekonomi

Kasus-kasus bunuh diri ini didiskusikan secara luas di media Turki dan media sosial. Teori konspirasi juga ikut didiskusikan. Masih diperdebatkan sejauh apa hubungan antara krisis ekonomi di Turki dan kasus-kasus bunuh diri ini. Pengangguran, dan jatuhnya nilai mata uang Turki, Lira, juga turut membuat banyak orang frustrasi, menurut tudingan pihak oposisi.

Pimpinan partai oposisi terbesar, CHP Kemal Kilicdaroglu, berbicara tentang kasus-kasus bunuh diri ini dalam sebuah pidatonya: "Kenapa ini terjadi? Di kontainer-kontainer sampah, kita melihat perempuan-perempuan yang mengobrak-abrik sampah untuk mencari makanan. Kita butuh sosialisme lebih. Kita butuh lebih banyak keberlanjutan," tuntutnya.

Beberapa pakar Turki menekankan, rangkaian kasus bunuh diri ini bukan kasus-kasus individual. "Hal yang salah ketika menganggap kasus bunuh diri sebagai hal individual psikologis," kata pakar kemiskinan, Hacer Foggo, dari Ikatan Cimen e.V. Kasus bunuh diri biasanya memiliki penyebab sosial, paparnya.

"Orang-orang semacam mereka tidak dilihat oleh masyarakat. Mereka merasa sendiri dan tak berdaya. Jika ditambah kekhawatiran ekonomi dan kebutuhan dasar seperti makanan, air dan listrik tidak terpenuhi, masalahnya bertambah parah.”

Hidrogen sianida mudah didapatkan di Turki

Pemerintah Turki menyangkal adanya hubungan antara krisis ekonomi dengan kasus-kasus bunuh diri. Bagi pemerintah, kasus bunuh diri lebih merupakan pertanda, bahwa di Turki masih kurang hambatan untuk membeli sianida yang beracun. Larangan serta aturan masih harus diberlakukan.

Juni lalu, partai ultranasionalis MHP, yang merupakan bagian pemerintah koalisi, sudah menyarankan dilarangnya sianida. Tetapi sampai sekarang belum terjadi apa-apa. Sekarang kementerian keluarga Turki menugaskan sebuah komisi untuk memeriksa kasus-kasus bunuh diri ini. Laporannya nantinya akan bisa diakses secara terbuka.

Tingkat pengangguran di Turki saat ini sebesar 14 persen, pengangguran pada anak muda bahkan sampai 27 persen. Inflasi juga menyebabkan naiknya harga produk-produk konsumen yang penting, seperti bahan makanan pokok, obat-obatan, atau bensin.

Badan statistik: Kasus bunuh diri melonjak sejak tahun 2002

Tidak bisa dilihat dari statistik, apakah krisis ekonomi adalah faktor yang menentukan dalam kasus-kasus bunuh diri di Antalya, Fatih dan Bakirköy. Menurut keterangan Lembaga Statistik Turki (TÜIK), pada tahun 2018 terjadi 3.161 kasus bunuh diri. Tidak bisa dipastikan apakah jumlahnya bertambah sejak awal krisis ekonomi pada musim panas 2018.

Sebaliknya, kenaikan sebanyak 27 persen tercatat setelah tahun pertama partai konservatif Islam AKP memerintah di tahun 2002. Terutama pada tujuh tahun terakhir ini, Turki mempunyai angka bunuh diri tinggi secara konstan.

Related

World's Fact 2812264785913174104

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item