Kisah Hacker Remaja yang Pernah Menggemparkan Dunia Maya

Kisah Hacker Remaja yang Pernah Menggemparkan Dunia Maya

Naviri Magazine - Saat satelit NASA terkena kobaran api di atmosfer Bumi setelah misi tujuh tahun, sekelompok siswa mengendalikan peristiwa itu.

Namun, jangan kaget. Para siswa ini tidak benar-benar membajak satelit NASA untuk merusak, melainkan bagian dari pekerjaan baru mereka. Siswa tersebut membantu pilot NASA di bumi, menuntun satelit tersebut kembali ke bumi.

Siswa ini merupakan bagian dari kelompok Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) di University of Colorado-Boulder. Tim ini terdiri dari 20 siswa yang didampingi beberapa teknisi profesional, yang membantu mengontrol lima satelit NASA.

“Meskipun kami sedih melihat misi ilmiah yang sukses ini berakhir, tapi kami bangga ada siswa yang mampu berkontribusi dalam proses orbit pesawat luar angkasa secara aman,” kata direktur sistem data dan operasi misi LASP Bill Possel.

LASP merupakan salah satu dari sedikit lembaga di dunia yang yang memberikan pelatihan dan sertifikasi untuk mengoperasikan pesawat ruang angkasa NASA.

“Ini merupakan satu-satunya universitas yang dapat mengendalikan lima satelit unik,” kata Possel. Salah satunya pesawat luar angkasa Kepler yang bernilai US$600 juta (Rp 5,4 triliun).

Ryan Cleary, remaja berumur 19 tahun, dijuluki teroris cyber. Betapa tidak. Di umurnya yang masih muda, ia mampu memasuki situs CIA yang dijaga super ketat oleh ahli-ahli teknologi informasi.

Siapakah Ryan Cleary yang meretas stus-situs pemerintah dari kamar tidurnya yang remang-remang itu?

Remaja yang tergabung dalam kelompok LulzSec ini menyerang komputer CIA, Senat Amerika Serikat (AS), dan Sony, dari dalam kamarnya. Remaja pemilik nama online ViraL ini ditangkap di rumahnya di Essex, oleh pasukan gabungan Scotland Yard dan FBI. Ryan digambarkan sebagai pribadi pendiam yang ‘hidup dalam dunia maya’.

Selain itu, menurut ibu Ryan, Rita (44), remaja ini mengidap agrofobia dan defisit gangguan perhatian. “Ryan tak pernah meninggalkan kamarnya selama empat tahun,” katanya.

Remaja 19 tahun ini bahkan enggan meninggalkan kamar remangnya yang berisi komputer dengan dua monitor, pendingin ruangan, TV rusak, dan ranjang.

Remaja ini mengidap gangguan bipolar. “Ryan termasuk tipe penyendiri, ia hanya keluar kamar jika ingin ke kamar mandi. Bahkan, untuk makan malam, saya meninggalkannya di depan kamar,” papar Rita.

“Saya tak mengerti mengapa Ryan bisa terlibat kasus ini, ia bahkan tak keluar kamar sama sekali,” lanjutnya.

Remaja 19 tahun ini mengidap ADHD dan gangguan emosi perilaku. Saat berusia lima tahun, Ryan pernah dikeluarkan dari sekolah karena perilakunya itu. Saat berusia 10 tahun, Ryan dikirim kembali ke sekolah khusus di Colchester.

Rita menggambarkan putranya sebagai pribadi introver. “Saya sangat khawatir. Ia bisa melukai atau membunuh dirinya sendiri. Ia sangat pintar, namun memiliki kebutuhan yang rumit.”

Saat ayah, Neil, dan kakak, Mitchell (22), menanyai apa yang ia perbuat dengan internet, Ryan menjawab sedang bermasin game. Ryan sering mengeluarkan jargon dan obrolan cyber yang tak dimengerti keluarganya.

Mengabaikan perlengkapan massal komputernya, kamar Ryan layaknya kamar remaja laki-laki lain pada umumnya. Ada poster wanita menempel di dinding.

Related

World's Fact 8059956656136182597

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item