Meski Punya Manfaat, Kopi Instan Juga Bisa Buruk untuk Kesehatan

Meski Punya Manfaat, Kopi Instan Juga Bisa Buruk untuk Kesehatan

Naviri Magazine - Rutinitas minum kopi jadi makin ringkas dengan hadirnya inovasi berupa kopi instan. Cukup dengan menuang bubuk kopi ditambah air hangat, kopi siap disajikan.

Ekstrak kopi instan dibuat dengan menuangkan air panas ke biji kopi panggang. Lalu ekstrak kopi diletakkan dalam tangki yang menyemprotkan udara panas. Proses tersebut mengubah ekstrak kopi menjadi kristal/bubuk. Produsen kemudian mengemasnya dalam berbagai bentuk, mulai dari toples kaca hingga kemasan kecil sekali seduh.

Perlu ditekankan, kopi instan yang dimaksud dalam tulisan ini bukan sinonim kopi sachet. Tak semua kopi sachet berisi kopi instan. Kopi instan adalah kopi bubuk yang bisa segera dinikmati setelah diseduh, hampir tanpa ampas.

Penyajiannya beragam. Ada yang murni berupa bubuk kopi, ada juga yang ditambahkan gula, susu, kremer, atau cokelat. Hingga konsumen jadi punya banyak pilihan rasa. Ternyata, ragam cara penyajian tersebut bisa memengaruhi komposisi kopi dan efek samping konsumsinya.

Pada kadar kafein saja, terdapat perbedaan antara kopi instan dengan kopi reguler/biasa (tanpa proses kristalisasi dengan udara panas). Satu cangkir kopi instan terkandung kira-kira 30-90 mg kafein. Sementara satu cangkir kopi reguler/biasa mengandung 70-140 mg kafein.

Pecinta kopi yang amat serius biasanya menghindari meracik kopi dengan cara instan. Sebagian dari mereka menganggap kopi instan sebagai “penipuan” karena kandungan kafeinnya dua kali lebih sedikit dibanding kopi reguler. Apalagi, ketika kandungan kopinya dicampur dengan kopi substitusi (kopi dari gandum atau biji-bijian lain seperti jagung) dan gula.

Namun, di sisi lain, kopi instan dengan kadar kafein rendah justru bisa menjadi pilihan bagi individu dengan pantangan kafein tinggi. Individu ini biasanya seringkali mengalami gejala gelisah, insomnia, sakit perut, sering buang air kecil, tremor, keringat dingin, hingga peningkatan detak jantung saat mengonsumsi kafein berlebih.

Selain kadar kafein rendah, kopi instan memiliki kandungan akrilamida tinggi. Senyawa ini meningkatkan risiko kesehatan karena bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Akrilamida terbentuk ketika suatu makanan dipanaskan hingga suhu di atas 120 derajat celcius.

Penelitian oleh Mojska dan Gielecinska pada 2013 menunjukkan hal tersebut. Mereka membandingkan konsentrasi akrilamida pada ragam jenis kopi. Ada 42 sampel kopi di Eropa yang diperiksa, terdiri dari 28 kopi panggang, 11 kopi instan, dan 3 kopi kopi substitusi.

Rata-rata konsentrasi akrilamida tertinggi ditemukan pada kopi substitusi sebanyak 818 µg/kg, diikuti kopi instan sebanyak 358 µg/kg, dan kopi panggang sebanyak 179 µg/kg.

Related

Health 5253991505711963822

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item