Mengenal Hassan al-Banna, Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Mesir

Mengenal Hassan al-Banna, Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Mesir

Naviri Magazine - Hassan al-Banna lahir pada 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur'an. Ia seorang mujahid dakwah, peletak dasar gerakan Islam, sekaligus pendiri dan pimpinan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslimin).

Ia memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah, hingga dibunuh oleh penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak 'titipan' pemerintah, pada 12 Februari 1949 di Kairo.

Kepergian Hassan al-Banna menjadi duka berkepanjangan bagi umat Islam. Ia mewariskan 2 karya monumental, yaitu Catatan Harian Dakwah dan Da'i serta Kumpulan Surat-surat. Selain itu, Hasan al-Banna mewariskan semangat dan teladan dakwah bagi seluruh aktivis dakwah saat ini.

Selain itu, ia juga dikenal akan cara berdakwahnya yang sangat tidak biasa. Ia terkenal sangat tawadlu, karena sering berdakwah di warung-warung kopi, tempat oarang-orang yang berpengetahuan rendah berkumpul untuk minum-minum kopi sehabis lelah bekerja seharian. Dan ternyata cara tersebut memang lebih efektif dilakukan dalam berdakwah.

Hassan al-Banna adalah guru dan seorang reformis sosial Mesir dan politik Islam, yang terkenal karena mendirikan Ikhwanul Muslimin, salah satu organisasi Islam revivalis terbesar dan paling berpengaruh dari abad ke-20.

Kepemimpinan Al-Banna penting bagi pertumbuhan persaudaraan selama tahun 1930-an dan 1940-an. Ketika berusia dua belas tahun, ia mulai terbiasa mendislipinkan kegiatannya menjadi empat hal. Siang hari dipergunaka untuk menuntut ilmu di sekolah, kemudian belajar membuat dan membetulkan jam dengan orang tuanya hingga sore.

Sore hingga menjelang tidur ia gunakan untuk mengulang kembali pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-qur'an ia lakukan seusai salat subuh.

Jadi tidak mengherankan bila Hassan al-Banna mencetak prestasi-prestasi gemilang di kemudian hari.

Pada usia 14, Hassan al-Banna telah menghafal seluruh al-Qur'an. Hassan al-Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik, dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum. Demikianlah sederet prestasi Hassan kecil.

Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna, adalah seorang imam lokal yang dihormati dan guru masjid dari ritus Hanbali.

Hassan al-Banna belajar di Al-Azhar University. Dia menulis dan berkolaborasi pada buku-buku tentang tradisi Islam, juga memiliki toko di mana ia memperbaiki jam tangan dan menjual gramofon. Meskipun Syaikh Ahmad al Banna dan istrinya memiliki beberapa properti, mereka tidak kaya dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan, khususnya setelah mereka pindah ke Kairo pada 1924.

Seperti banyak orang lain, mereka menemukan bahwa belajar Islam dan kesalehan tidak lagi sebagai hal yang dihargai di ibukota (akibat paham sekuler yang begitu kuat saat itu), dan bahwa keahlian tidak bisa bersaing dengan industri berskala besar.

Related

Moslem World 4815971491843760404

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item