Ini Penyebab Orang Korea Sangat Gemar Makan Ayam Goreng (Bagian 1)

Ini Penyebab Orang Korea Gemar Makan Ayam Goreng

Naviri Magazine - Chi-maek alias ayam goreng khas korea yang dimakan sambil minum bir, adalah makanan murah meriah favorit banyak orang. Sayangnya, mengelola warung ayam goreng (hof) di korea itu gampang-gampang susah.

Orang Korea adalah ahlinya mengolah berbagai jenis masakan berbahan daging ayam. Entah direbus pakai kedelai, digoreng dengan bumbu lada pedas, direndam dalam sup, atau di-deep fry minyak mendidih. Intinya, orang Semenanjung Korea tahu betul cara mengolah daging ayam. Kpiawaian ini paling kentara, begitu kita merasakan ayam goreng tradisional Korsel.

“Semua orang—tua, muda, bahkan anak-anak—suka makan ayam,” kata Song Gyung-Shim, pemili Man-Man Han Chicken and Beer. "Tak heran kalau ayam populer banget di Korea.”

Man-Man Han Chicken and Beer hanyalah satu dari sekian ribu “hof”—atau Pub—yang secara khusus menjajakan olahan ayam dan draft beer. Di Korea, paduan ayam goreng dan bir disebut dengan istilah "chi-maek," sebuah kata hasil kombinasi kata bahasa Inggris “chicken” dan “maekju”, bir dalam bahasa Korea.

Kombinasi ini sangat digemari oleh para pekerja kantoran, buruh kerah biru—atau artinya hampir seluruh penduduk Korea yang rela berdesak-desakan dalam kios-kios sempit untuk menikmati ayam goreng, bir lokal yang disuguhkan dalam picther tiga liter dan acar lobak.

“Biar dan ayam memang sudah berjodoh dari dulu,” kata Song. “Memang dari sononya begitu.”

Menurut angka statistik yang dilansir surat kabar Korean Times, penduduk Korea Selatan setidaknya makan setara 12 ekor ayam per tahun. Artinya ada 600 juta ekor ayam yang disembelih di seluruh penjuru Korea Selatan.

Uang yang berputar dalam bisnis ini ditaksir mencapai US$4,4 miliar (setara Rp58 triliun) per tahun. Sampai saat ini, ada 289 waralaba hof yang kini beroperasi di Korea Selatan. Itu pun belum mencakup restoran pribadi.

Ayam goreng Korea lebih ringan dari ayam goreng versi Amerika serikat, meski tetap saja saja dianggap “berbahaya” oleh Weight Watchers.

Orang Korea membedakan ayam goreng bikinan mereka dengan produk keluaran waralaba asal Amerika Serikat seperti KFC dan Popeye’s. Bila ayam goreng ala Amerika lebih tebal dan punya kulit yang crispy, ayam goreng Korea biasanya lebih tipis dan tak begitu rapuh.

Daging ayam korea juga berbeda. Biasanya lebih mungil daripada ayam negeri karbitan yang dijajakan di kios-kios KFC dan sejenisnya. Umumnya, pengunjung hanya bisa memesan ayam per ekor. Satu ekor ayam dihargai sekitar Rp133 ribu sampai Rp200 ribu.

Begitu sampai di meja pemesannya, ayam-ayam ini sudah terlebih dulu dicelup dalam cairan garam dan dibaluri kecap pedas dan manis. Kalau pelanggan malas keluar dan nongkrong di hof terdekat, mereka tetap bisa mengorder panganan ini dari rumah. Dalam 15 menit, pengendara motor—umumnya doyan ngebut dan agak nekat—bakal sampai ke tempat dalam 15 menit.

Kegilaan akan chi-maek kini menyebar ke seluruh wilayah, mendompleng populernya serial TV Korea. Tetangga Korea Selatan, Cina, contohnya, kini sedang gandrung opera sabun Korea Selatan berjudul My Love from the Star, yang bercerita tentang alien ganteng yang jatuh hati kepada seorang gadis Korea cantik yang doyan makan chi-maik. Sejauh ini, serial ini sudah diunduh miliaran kali di Cina.

Akibatnya, banyak wisatawan Cina yang rela datang jauh-jauh ke Korea Selatan cuma demi bisa menyantap ayam goreng dan menenggak bir.

Perusahaan kosmetik Cina, Aolan International Beauty Group, memberangkatkan 4.500 karyawannya dalam rangka tamasya bareng ke Inchon, yang terletak di sebelah barat Seoul. Di sana, mereka duduk di 750 meja untuk menyantap bir dan ayam goreng.

Baca lanjutannya: Ini Penyebab Orang Korea Sangat Gemar Makan Ayam Goreng (Bagian 2)

Related

World's Fact 2379007123328217141

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item