Hati-hati! Curhat di Medsos Memang Mudah, tapi Bisa Berdampak Negatif

Hati-hati! Curhat di Medsos Memang Mudah, tapi Bisa Berdampak Negatif

Naviri Magazine - Orang zaman dulu punya buku diary yang digunakan untuk menuliskan uneg-uneg dan curhat kapan pun ingin. Orang zaman sekarang mungkin sudah tidak lagi menggunakan diary, tapi pindah ke media sosial. Kalau ingin curhat atau menyampaikan apa pun yang ada dalam pikiran, mereka menuliskannya di media sosial.

Sama seperti diary zaman lawas, media sosial berperan sebagai wadah katarsis ketika orang sedang mengalami emosi-emosi tertentu. Menyalurkan isi kepala dan perasaan memang menjadi jalan yang positif bagi kesehatan jiwa. Akan tetapi, hal ini malah menjelma bumerang saat reaksi khalayak luas yang membaca status berisi unek-unek mereka tidak seperti yang diharapkan.

Saat yang menghampiri adalah hujatan atau kritikan, para pengunggah status curhatan akan menghadapi konflik internal yang semakin besar. Sudah jatuh, tertimpa tangga. Masalah pribadi yang ada belum terselesaikan, mereka harus siap menghadapi masalah baru yaitu penghakiman para pengikutnya, atau bahkan publik luas.

Mengungkapkan kemarahan di media sosial sebenarnya juga tidak akan membuat orang merasa lebih baik. Dalam PBS, tercatat pendapat Ryan Martin, profesor psikologi di University of Wisconsin-Green Bay, yang mengamati efek pelepasan emosi di situs-situs yang diperuntukkan bagi pengguna internet yang ingin melontarkan unek-unek.

Ia menyatakan, pelepasan emosi di sana hanya berefek sementara. Alih-alih emosi mereda, orang yang membaca kembali ekspresi kemarahannya yang diunggah di internet cenderung makin marah.

Sementara menurut John Suler, pakar psikologi dari Rider University, keluhan-keluhan yang dilontarkan di dunia online bisa berujung pada emosi negatif lain di kemudian hari, seperti rasa malu dan bersalah.

“Mengapa saya dulu menulis status marah dan tidak terkendali seperti ini, ya?” adalah pikiran yang mungkin muncul beberapa waktu setelah konflik yang dihadapi mereda.

Tidak hanya perkara hubungan saja yang jamak dibahas saat seseorang mengeluhkan sesuatu di media sosial. Perkara pekerjaan juga disinggung oleh para penggemar curhat online. Akibat tindakan ini bisa sangat signifikan: teguran dari pihak kantor yang mengikuti akunnya, atau citra buruk bagi kantor yang ada di benak para pengikut lain yang pada akhirnya dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja.

Saat rekam jejak pernah marah-marah atau mengeluhkan kehidupan kantor di media sosial menyebar, bukan mustahil pula pemberi kerja lain atau rekan-rekan seseorang mencapnya dengan label buruk atau tidak profesional.

Related

Psychology 1309668293340924187

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item