Kasus Peretasan Situs Perselingkuhan yang Kontroversial di Dunia

 Kasus Peretasan Situs Perselingkuhan yang Kontroversial di Dunia

Naviri Magazine - Dua orang pengguna jasa Ashley Madison—situs kencan untuk orang-orang yang sudah menikah tetapi ingin selingkuh—bunuh diri sesudah peretas mengedarkan rincian data mereka. Polisi mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers di Toronto, Kanada, tanpa merinci lebih jauh mengenai kematian mereka, demikian situs CBC News Toronto melaporkan.

Bermarkas di Toronto, Kanada, Ashley Madison adalah situs yang dikhususkan bagi yang berniat menduakan pasangannya alias berselingkuh, dengan slogan "Hidup itu singkat. Ayo selingkuh!"

Situs beranggotakan 37 juta orang ini sengaja dibuat oleh pendirinya, Noel Biderman, yang ditujukan untuk orang-orang yang tidak bahagia dengan hubungan atau perkawinannya. Untuk menarik anggota baru, Biderman mempromosikan situs ini lewat iklan televisi dan radio.

Pada 15 Juli 2015, situs Ashley Madison di-hack oleh sebuah grup yang menamakan diri "The Impact Team". Para peretas mengklaim berhasil mencuri informasi pribadi anggota situs perselingkuhan itu.

Tidak berhenti sampai di situ, para peretas juga mengancam akan membeberkan nama, alamat rumah dan sejarah penelusuran, dan nomor kartu kredit, jika pengelola situs tidak segera menutup layanan mereka.

Permintaan itu dipicu oleh adanya kebijakan dari Ashley Madison yang tidak menghapus informasi personal, meski anggota sudah membayar permintaan penghapusan data. Menurut Impact Team, dari fitur itu saja Ashley Madison sudah menghasilkan uang sebanyak USD 100 juta. Namun ternyata fitur tersebut merupakan bohong belaka, karena situs selingkuh itu tak benar-benar menghapus profil penggunanya.

Pada 18 Agustus 2015, para hacker membuktikan ancaman mereka dengan merilis data yang sudah mereka curi.

Data alamat email anggota Ashley Madison yang dibocorkan para peretas bisa dicek di situs https://ashley.cynic.al dan http://www.trustify.info/check

The Verge menyebutkan, lewat kedua situs itu bisa dicek apakah sebuah email termasuk dalam database yang diretas oleh "The Impact Team". Banyak pula alamat email yang ada dalam database namun tidak pernah digunakan sebagai tanda keanggotaan Ashley Madison.

Celakanya, di antara jutaan alamat email anggota Ashley Madison yang dibocorkan oleh para peretas itu terdapat 15.000 email berakhiran .mil (email instansi resmi militer) dan .gov (email instansi resmi pemerintah).

Kemudian, pada 20 Agustus 2015, para peretas kembali membocorkan data sebesar 15 GB yang konon berisi email CEO Avid Media, Noel Biderman. Sayangnya, data sebesar itu tidak bisa dibuka karena rusak.

Sehari kemudian, pada 21 Agustus 2015, file sebesar 19 GB yang rusak itu diperbaiki dan disebarluaskan oleh para peretas.

Juru bicara Ashley Madison mengutuk peretasan ini, dengan menyebutnya sebagai "terorisme siber", dan meyakinkan para anggota bahwa pengelola sedang melakukan koordinasi dengan pejabat pemerintah untuk menyelesaikan masalah peretasan itu.

Beberapa anggota Ashley Madison menerima ancaman pemerasan lewat email yang meminta mereka membayar sebesar 1.0 bitcoin (atau sekitar $300 dollar Kanada; atau sekitar Rp3.1 juta) agar data diri mereka tidak disebarkan ke orang lain.

Related

World's Fact 1788035684431826512

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item