Ini penyebab Orang Tunanetra Memiliki Pendengaran yang Lebih Baik

Ini penyebab Orang Tunanetra Memiliki Pendengaran yang Lebih Baik

Naviri Magazine - Orang yang tunanetra tidak bisa melihat sebagaimana orang-orang normal, namun mereka dikenal memiliki indra pendengaran yang lebih baik dibanding orang-orang yang bisa melihat. Bagaimana hal semacam itu bisa terjadi?

Kita merasakan sensasi suara ketika getaran dari suara masuk ke dalam telinga kita dan menyebabkan sel-sel rambut dalam telinga kita bergerak bolak-balik. Sel-sel rambut itu mengubah gerakan ini jadi sinyal listrik yang diteruskan ke otak.

Kemampuan seseorang untuk mendengar sangat tergantung pada seberapa utuh sel-sel rambut ini. Ketika sel-sel ini hilang, mereka tidak tumbuh kembali. Ini berlaku bagi semua orang, termasuk orang tunanetra. Jadi secara fisik, orang buta tampaknya kemampuan mendengarnya tidak di atas orang yang dapat melihat.

Namun, orang tunanetra sering mengungguli orang yang dapat melihat dalam tugas pendengaran, misalnya dalam menemukan sumber suara. Hal ini bukan disebabkan organ sensorik, tapi pada proses informasi sensorik di otak.

Kita mengalami persepsi ketika otak menafsirkan sinyal yang diberikan oleh organ indra kita, dan berbagai bagian otak merespons informasi yang datang dari organ indra yang berbeda.

Ada area yang memproses informasi visual (korteks visual) dan area yang memproses informasi suara (korteks auditori). Tetapi ketika indra seperti penglihatan hilang, otak melakukan suatu hal yang luar biasa: otak mengatur ulang fungsi-fungsi area tersebut.

Pada orang tunanetra, korteks visual menjadi sedikit “bosan” tanpa adanya input visual, dan mulai menyusun kembali dirinya sendiri sehingga menjadi lebih responsif terhadap informasi dari indra lain yang tersisa. Jadi, meski orang tunanetra mungkin telah kehilangan penglihatan mereka, hal ini menyisakan kapasitas otak yang lebih besar untuk memproses informasi dari indra lain.

Tingkat reorganisasi dalam otak tergantung pada waktu ketika seseorang kehilangan penglihatan mereka. Otak dapat mengatur ulang dirinya sendiri di setiap titik dalam kehidupan, termasuk dewasa, tetapi selama masa kanak-kanak otak lebih mampu beradaptasi dengan perubahan.

Ini karena selama masa kanak-kanak, otak masih berkembang, dan reorganisasi otak yang baru tidak harus bersaing dengan yang sudah ada. Akibatnya, orang yang kehilangan penglihatan sejak usia sangat dini menunjukkan tingkat reorganisasi yang jauh lebih besar di otaknya.

Orang-orang yang menjadi tunanetra sejak kecil cenderung mengungguli orang-orang yang dapat melihat dan yang menjadi buta setelah dewasa, dalam tugas persepsi yang mengandalkan pendengaran dan sentuhan.

Related

Science 2034964765031607596

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item