Ini 5 Diet Paling Populer dan Kontroversial di Dunia Sepanjang 2019

 Ini 5 Diet Paling Populer dan Kontroversial di Dunia Sepanjang 2019

Naviri Magazine - Diet menjadi salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Sepanjang tahun 2019, ada sejumlah diet yang masuk peringkat lima besar sebagai diet yang paling banyak dilakukan dan diperbincangkan.

Walau secara ilmiah efektivitas sejumlah diet masih menjadi perdebatan di kalangan pakar kesehatan, namun diet tetap banyak dilakukan orang. Berikut adalah lima diet yang paling populer sepanjang tahun 2019.

Diet karbo

Diet karbo merupakan salah satu diet yang mengharuskan pengikutnya untuk mengurangi bahkan menghindari gula dalam bentuk apa pun, seperti gula pasir hingga nasi.

Sebagai pasokan nutrisi untuk tubuh, diet ini hanya membolehkan konsumsi 20-50 gram karbohidrat sehari, atau konsumsi karbohidrat kurang dari 130 gram per hari bagi pemula. Sedangkan nutrisi utamanya didapat melalui asupan telur, daging dan lemak.

Namun, diet ini dinyatakan tidak aman untuk sebagian orang. Kepala Divisi Organisasi di Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan, diet rendah karbohidrat hanya untuk mereka yang terkena sindrom metabolik, yakni lingkar perut di atas 90 cm (laki-laki) dan 80 cm (perempuan).

Lalu, diet ini juga hanya disarankan untuk orang yang tekanan darahnya di atas 130/85 mmHg, HDL kolestrol di bawah 40 (laki-laki) dan 50 (perempuan), trigliserida di atas 150 dan gula darah puasa di atas 100.

Diet telur

Diet telur hanya boleh dilakukan maksimal selama 14 hari, karena peserta diet hanya boleh mengonsumsi telur dan minum air yang kandungan kalorinya nol, seperti air putih.

Walaupun mengonsumsi karbohidrat, syaratnya tidak boleh terlalu banyak dan tak mengandung gula alami yang berlebihan. Contoh sumber karbohidrat yang disarankan ialah kentang kukus atau alpukat.

Karena tidak disarankan makan karbohidrat seperti nasi atau roti, diet ini tak 'mengenal' waktu sarapan, makan siang, serta makan malam. Peserta boleh mengonsumsi telur dan air kapan pun bila lapar. Batasannya adalah konsumsi maksimal seribu kalori sehari.

Namun, komunitas medis menyatakan diet ini tidak aman, walau sejumlah kalangan menyebutnya efektif untuk menurunkan berat badan.

Studi dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan, diet ini memang membantu menginduksi perasaan kenyang dan menurunkan berat badan, namun tidak sehat. Efek sampingnya dapat membuat seseorang kekurangan energi akibat penipisan karbohidrat dengan gejala lemas, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi.

Selain itu, diet ini juga bisa memicu kolesterol tinggi, bila pelaku diet makan kuning telur lebih dari 3 butir sehari.

Diet Mediterania

Banyak orang yang menganggap kalau diet Mediterania adalah istilah untuk diet, padahal diet ini adalah pola makan orang-orang di kawasan Mediterania.

Sebagai sebuah 'tradisi', diet Mediterania menjadi diet populer yang paling sehat, karena menekankan konsumsi makanan tinggi omega-3 dan lemak sehat, seperti ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Walau begitu, diet ini juga mengonsumsi karbohidrat secara seimbang.

Pola makan diet ini bagus untuk kesehatan usus, karena meningkatkan bateri baik sebesar tujuh persen, melindungi tubuh terhadap stres dan peradangan oksidatif.

Bagi para perempuan pasca-menopause, diet ini berdampak positif untuk massa otot dan kesehatan tulang.

Agar manfaat sehat yang dirasakan lengkap, ahli gizi asal Amerika Serikat, Liz Weinandy, seperti dilansir Livescience, menyarankan pelaku diet sebaiknya tidak melupakan olahraga.

Diet ala penyanyi K-Pop IU

Bagi penggemar K-Pop, nama penyanyi IU bisa jadi tak asing lagi. Saking populernya, diet yang dilakukan IU juga ikut populer.

Penyanyi IU menjalani diet dengan cara makan satu apel untuk sarapan, dua ubi manis untuk makan siang, dan segelas susu protein untuk makan malam. Ia menjalani diet ini selama 3 hari, dengan tujuan agar tubuhnya tetap langsing.

Dokter spesialis gizi klinik, Inge Permadhi, mengatakan diet ini bisa menurunkan berat badan karena jumlah kalori yang masuk ke tubuh tidak sampai 500 kalori per hari.

Namun, dia tidak menganjurkan pelaku diet menerapkannya lebih dari tiga hari, karena bisa membahayakan kesehatan.

Diet ornish

Seperti namanya, diet ini dipopulerkan oleh Dean Ornish, yang berprofesi sebagai dokter.

Diet ini berfokus pada konsumsi makanan nabati, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayur. Pelaku diet masih boleh mengonsumsi putih telur, produk kedelai, dan susu tanpa lemak, asal dalam jumlah terbatas.

Menurut Ornish, diet ini bisa membantu menghambat perkembangan penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker prostat.

Namun, ahli kesehatan, seperti dilansir Healthline, mengingatkan, diet ini sangat rendah lemak sehat, yakni kurang dari 10 persen dari total asupan harian yang dianjurkan. Padahal rekomendasi sehat konsumsi lemak sekitar 20-35 persen untuk menjaga kesehatan.

Selain itu, mengeliminasi daging dan produk makanan hewani dari pola makan harian bisa meningkatkan risiko kekurangan nutrisi, akibat berkurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin B12, dan zinc.

Related

World's Fact 502670469003303090

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item