Fakta-fakta Virus Corona: Penyebab, Gejala, dan Panduan Menghindarinya

Fakta-fakta Virus Corona: Penyebab, Gejala, dan Panduan Menghindarinya

Naviri Magazine - Corona virus atau virus corona menjadi masalah kesehatan dunia, mengawali tahun 2020. Dikutip dari CNN, virus corona telah menginfeksi ratusan orang sejak diketahui menyerang Wuhan, China.

"Yang kita ketahui adalah virus tersebut menyebabkan pneumonia dan tidak merespon antibiotik. Hal ini tidak mengagetkan, namun virus SARS bisa membunuh hingga 10 persen," kata ahli virus, Leo Poon, yang kali pertama mengetahui kasus pneumonia Wuhan disebabkan virus corona atau corona virus.

Virus corona, yang penyebarannya dimulai dari hewan ke manusia tersebut, kini memiliki nama baru, yaitu Novel Coronavirus (2019-nCoV). Hingga saat ini belum bisa dipastikan fatalitas serangan corona virus pada manusia.

Daya mematikan corona virus atau virus corona bisa berubah, seiring meluasnya serangan virus. Karena itu, organisasi kesehatan dunia atau WHO telah memberi panduan, dan menyarankan negara siap menghadapi serangan virus. Berikut yang perlu diketahui soal corona virus atau virus corona.

Apa itu virus corona atau corona virus?

Corona virus adalah kelompok besar virus yang umum ditemukan pada hewan, dan bersifat zoonotik. Menurut US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus tidak hanya menyebar antar hewan. Artinya, virus corona atau corona virus bisa menyebar dari hewan ke manusia.

Virus ini memiliki kedekatan dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Serangan corona virus atau virus corona di timur tengah mengakibatkan munculnya aturan dilarang foto dengan unta.

Gejala coronavirus

Serangan virus mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, yang sama dengan flu biasa. Gejala corona virus atau virus corona adalah pilek, batuk, sakit tenggorokan, pusing, dan demam, yang sudah terjadi selama beberapa hari.

Corona virus menyerang siapa saja, namun risiko lebih besar pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, misal anak kecil dan orang tua.

Serangan coronavirus pada orang dengan sistem imun lemah bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan bawah yang lebih serius. Penyakit akibat infeksi saluran pernapasan bawah adalah pneumonia atau bronkitis.

MERS, SARS, dan coronavirus Wuhan, hingga sekarang lebih sering ditemukan pada orang tua, meski riset masih terus dilakukan. Pasien coronavirus Wuhan kebanyakan berusia lebih dari 40 tahun, dan belum ditemukan pada anak-anak.

Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus

Dunia menjadi saksi serangan virus corona atau corona virus yang mematikan pada manusia. Penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona adalah SARS, MERS, dan pneumonia Wuhan.

MERS dilaporkan pada 2012 yang mengakibatkan masalah pernapasan, dengan gejala mematikan. Menurut CDC, tiga hingga empat dari 10 orang yang terinfeksi MARS tidak bisa diselamatkan.

SARS adalah bentuk penyakit pernapasan lain yang juga mematikan, akibat corona virus atau virus corona. Menurut WHO, SARS pertama kali diidentifikasi di Guangdong, provinsi di selatan China.

Ciri-ciri coronavirus pada SARS bisa mengakibatkan diare, lemas, napas pendek, tekanan pada sistem pernapasan, dan gagal ginjal. Tingkat kematian SARS berkisar 0-50 persen, dengan risiko paling tinggi pada orang dengan sistem imun lemah.

Coronavirus Wuhan saat ini diduga tidak terlalu mematikan seperti SARS atau MERS. Virus juga diduga perlu waktu lebih lama untuk berkembang.

Menurut ahli penyakit infeksi dan kesehatan dunia, Peter Horby dari University of Oxford, coronavirus menyebabkan pasien di Wuhan batuk sedang seminggu, diikuti napas pendek, dan harus ke rumah sakit. Sekitar 15-20 persen makin parah, hingga perlu bantuan ventilator.

Penyebaran coronavirus

Penyebab virus corona pada manusia berasal dari kontak dengan hewan. Menurut WHO, penyebab virus corona adalah unta dalam kasus MERS dan kucing pada SARS. Peneliti belum yakin penyebab virus corona pada kasus pneumonia di Wuhan, China.

Dalam kasus penularan antar manusia, biasanya terjadi saat kontak langsung dengan cairan pasien. Misal terkena cipratan liur saat bersin atau batuk. Penularan juga bisa berasal dari menyentuh langsung pasien. Bagian tubuh yang terpapar langsung kemudian digunakan untuk menyentuh mulut, hidung, dan mata.

Obat coronavirus

Hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk corona virus atau virus corona, namun riset terus dilakukan seiring masifnya serangan virus. Gejala coronavirus bisa hilang sendiri bila ditangani sejak dini. Jika gejala dirasakan makin buruk, maka harus segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Dokter bisa menangani gejala coronavirus dengan meresepkan pengobatan demam dan nyeri. CDC mengatakan, humidifier dan mandi air hangat bisa membantu meredakan batuk dan sakit tenggorokan. Selain itu, pastikan minum air putih, istirahat, dan tidur, untuk memulihkan kondisi tubuh.

Dengan penyebab dan obat yang belum ada, maka sangat disarankan melakukan upaya pencegahan menghadapi corona virus. Misal tidak kontak langsung dengan pasien, kecuali dalam kondisi tertentu. Usai kontak dengan pasien, pastikan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sebelum menyentuh diri sendiri.

Jika harus bepergian ke daerah yang terinfeksi virus corona di Wuhan, disarankan menghindari pasar hewan, menutup hidung dan mulut, dan segera ke dokter bila merasakan penurunan kondisi tubuh.

Related

Health 3825083735004548601

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item