Kisah Mahasiswa Indonesia yang Terjebak di Wuhan, Kota Tempat Virus Corona Mulai Menyebar

Kisah Mahasiswa Indonesia di Wuhan, Kota Tempat Virus Corona Mulai Menyebar

Naviri Magazine - Seorang mahasiswa Indonesia mengisahkan pengalamannya di Wuhan, kota di China yang menjadi asal penyebaran virus corona.

Fadil mengaku khawatir, ketika Beijing memutuskan untuk menutup kota di Provinsi Hubei pada pekan ini, menyusul virus yang cepat menyebar. Praktis, mereka tak bisa ke mana-mana akibat adanya wabah virus corona.

"Teman-teman di Wuhan khawatir, karena ini pertama kalinya kami rasakan. Tentu saja keluarga kami khawatir," katanya.

Dampak dari penutupan kota oleh pemerintah China dirasakan oleh teman sesama mahasiswa Indonesia asal Surabaya, Arum Kharisma.

Pelajar yang mengambil S1 Bahasa Mandarin itu disebut diperlakukan dengan tidak menyenangkan saat transit di Fuzhou.

"Sampai petugas berkata begini, 'wah, akhirnya orang Wuhan kabur juga kemari'," ujar Fadil, yang melanjutkan, temannya itu berhasil terbang hingga Jakarta.

Selain itu, perubahan lain yang dia rasakan dampak menyebarnya virus Wuhan adalah pemerintah sudah menyebarkan disinfektan ke udara.

Adapun dari kampusnya, Central China Normal University, terdapat instruksi agar para penghuni asrama rutin dicek panas tubuhnya setiap hari.

"Mereka juga membagikan surat edaran berisi pembagian masker, dan sabun cuci tangan secara gratis. Kemudian terdapat relawan yang membantu di asrama," jelasnya.

Kemudian, karena terdapat larangan makan di luar, otomatis warga pun berbondong-bondong membeli bahan makanan di toko.

Mahasiswa doktoral Psikologi Pendidikan itu menuturkan, dia melihat penjual kewalahan dengan membludaknya para pembeli. Meski begitu, pria asal Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, tersebut mengatakan, pemerintah menjamin stok pangan aman.

Dia menuturkan, selama empat hari terakhir, dia hanya tinggal di asrama karena memang terdapat anjuran untuk tidak keluar. Meski begitu, dia menampik sejumlah pemberitaan bahwa Wuhan disebut sebagai "kota hantu" karena begitu sepi akibat virus corona.

Fadil menjelaskan, memang sejak tiga hari lalu, kota tersebut sepi, tidak hanya karena virus. Namun juga Tahun Baru Imlek. "Kebetulan ini liburan kampus dan Imlek. Memang selalu sepi kalau Imlek. Karena orang Wuhan pulang kampung," jelasnya.

Dia mengaku, keberadaan virus yang sudah menelan korban itu mengganggunya, terutama saat liburan kuliah. Pasalnya, dia sudah merencanakan untuk berlibur ke Beijing. Tetapi sejak adanya kabar wabah itu, dia mengurungkan niatnya.

Jadilah selama empat hari itu, praktis Fadil hanya keluar ke asrama lain yang berjarak 20 meter, atau membeli bahan makanan.

Virus corona yang menyebar dilaporkan telah menjangkiti 10 negara, dan di China saja ada lebih dari 800 kasus. Para ahli menduga bahwa ular menjadi mendium penyebaran virus dengan kode 2019-nCov, meski masih harus dilakukan studi lebih mendalam.

Related

News 9019221729289570920

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item