Perjalanan Teknologi Mobil, dari Bahan Bakar Minyak Sampai Listrik

 Perjalanan Teknologi Mobil, dari Bahan Bakar Minyak Sampai Listrik

Naviri Magazine - Planet ini dan penghuninya sudah sampai di tepi bayang-bayang habisnya cadangan bahan bakar fosil. Harganya yang melambung tinggi menyiratkan bakal tiba masanya bahan bakar fosil tidak akan terbeli, karena memang sudah habis disedot untuk memutar peradaban modern dalam 100 tahun terakhir.

Sejarah menuturkan, industri otomotif dunia bisa bergerak cepat karena bahan bakar fosil yang murah dan mudah didapat saat itu. Pada tahun 1900, di USA baru ada 8.000 mobil (“America Start Your Engines.” US News and World Report, 27 Dec 1999). Seiring gencarnya ekplorasi dan eksploitasi cadangan minyak di seluruh dunia, pasokan bahan bakar fosil membanjir.

Industri otomotif ikut bergerak kencang. Pada tahun 2001, jumlah mobil yang beroperasi diperkirakan 450 juta unit (“Automobile.” World Book Encyclopedia. Chicago: World Book, 2001.) Pada tahun 2030, diperkirakan bakal ada 1,200 juta unit mobil (Cars Emit Carbon Dioxide. Global Warming, Focus on the Future, 1997).

Sebagian besar menggunakan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang mengemisikan gas CO2, NOx dan HC yang memberi dampak buruk terhadap lingkungan.

Efek rumah kaca, ozon bolong, perubahan iklim dan pemanasan global menjadi terminologi yang semakin populer di masyarakat. Cuaca bertambah terik, banjir pasang air laut, badai dan angin topan, kebakaran hutan, jadi menu berita sehari-hari yang membenarkan prediksi para ahli lingkungan.

Sejak itu, muncul inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan efisiensi mesin. Kapasitas ruang bakar makin kecil, tapi produksi daya lebih baik dan emisi gas buang lebih sedikit. Perkembangan selanjutnya adalah mobil listrik, mobil hybrid dan mobil fuel-cell.

Pada era 90-an, General Motors pernah menyewakan mobil listrik. Tapi gagal karena tidak praktis. Setelah itu, di akhir 90-an, Toyota dan Honda meluncurkan mobil hybrid mesin konvensional dengan motor listrik. Lebih praktis dari mobil listrik era itu, tapi tetap mengemisikan gas buang meskipun sedikit.

Mobil fuel cell juga menggunakan motor listrik yang dibangkitkan oleh fuel cell, tapi infrastruktur pengisian hidrogen yang sedikit jadi kendala.

Teknologi mobil listrik ternyata belum tamat, bahkan kini memiliki momentum untuk bangkit kembali. Semakin banyak produsen otomotif yang menawarkan teknologi mobil listrik.

Related

Technology 2115678328490862663

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item