Mengungkap Fakta di Balik Isu Mahasiswa yang Meninggal karena Makan Mi Instan Tiap Malam

Mengungkap Fakta, Mahasiswa,Makan Mi Instan, naviri.org Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Informasi bahwa ada seorang mahasiswa yang meninggal karena kanker perut akibat mengonsumsi mi instan setiap malam, beredar di media sosial. Informasi itu diunggah salah satunya oleh akun Facebook Cahaya Muslimah. Hingga kini, unggahan itu telah dibagikan ribuan kali.

Unggahan akun itu berisi tautan artikel dari blog Kabarmuslim yang berjudul "Tiap Malam Makan Mi Instan, Mahasiswa Meninggal karena Kanker Perut". Terdapat foto yang menyertai artikel itu, yakni foto remaja laki-laki yang terkapar dan mengeluarkan buih dari mulutnya. Di atas perut remaja itu, terdapat semangkok mi kuah.

Menurut artikel itu, mahasiswa yang meninggal tersebut berusia 18 tahun, dan berasal dari Taiwan. Ia makan mi instan setiap hari sejak SMA. Setelah lulus SMA dan mulai memasuki bangku perkuliahan, ia didiagnosis menderita kanker perut. Artikel itu diklaim bersumber dari situs Shanghaiist.

Artikel serupa pernah dimuat oleh beberapa media arus utama, seperti Detik.com, Tribunnews, dan Grid.id. Situs kesehatan, Doktersehat.com, juga pernah mempublikasikan artikel tersebut.

Artikel cek fakta ini akan memeriksa tiga hal: Benarkah isi artikel blog itu bersumber dari situs Shanghaiist? Benarkah remaja laki-laki dalam foto yang menyertai artikel itu adalah mahasiswa Taiwan yang meninggal karena sering mengonsumsi mi instan? Benarkah mi instan menyebabkan kanker perut?

Terkait isi artikel blog

Artikel itu dipublikasikan pada Desember 2018. Namun, artikel itu hanya menyebut bahwa informasi yang mereka muat berasal dari situs Shanghaiist, tanpa menyertakan tautan ke artikel yang dirujuk. Selain itu, tidak disebutkan nama mahasiswa yang dimaksud, tahun kejadian, serta asal universitas si mahasiswa.

Kita bisa menelusuri situs Shanghaiist, baik Shanghai.ist maupun Shanghaiist.com. Namun, ketika memasukkan kata kunci "Taiwanese teenager dies of stomach cancer after eating instant noodles" ke kolom pencarian situs tersebut, tidak ditemukan artikel yang dimaksud.

Setelah ditelusuri, blog Kabarmuslim juga tidak memuat keterangan siapa pemiliknya. Artikel-artikel yang diunggah dalam blog itu pun hanya mengutip dari situs lain. Bahkan, beberapa artikel di antaranya tidak menyebutkan sumber yang dirujuk. Dengan demikian, blog itu bukan blog yang kredibel.

Selain itu, kita bisa mencari berita pembanding dengan memasukkan kata kunci "Taiwanese teenager dies of stomach cancer after eating instant noodles" ke mesin pencarian Google. Hasilnya, artikel serupa pernah dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh situs Pinoynewz, yakni pada 13 Desember 2019, dengan menyebutkan nama dokter yang merawat mahasiswa itu.

Namun, isi artikel di situs Pinoynewz telah dipatahkan oleh organisasi pengecek fakta Lead Stories. Menurut Lead Stories, selain artikel yang dirujuk oleh situs tersebut tidak ditemukan, tidak ada pula penelitian medis yang menemukan hubungan langsung antara mengonsumsi mi setiap hari dan kanker perut.

Lead Stories juga menyatakan bahwa tidak ada satu pun catatan online tentang dokter yang disebutkan dalam artikel di situs Pinoynewz itu. Menurut Lead Stories, kabar tersebut telah beredar sejak 2018.

Berdasarkan penelusuran di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai adanya mahasiswa di Taiwan yang menderita kanker lambung karena mengonsumsi mi instan setiap hari tidak bisa dibuktikan.

Terkait foto remaja pria

Untuk mengecek foto tersebut, kita bisa menggunakan reverse image tools Google. Dengan cara itu, kita bisa menemukan bahwa foto tersebut pernah beredar pada Agustus 2016, dalam artikel yang dipublikasikan oleh blog Aku adalah Wanita.

Artikel itu berjudul "Waspadalah!! JIka Tidak Mau Kejadian Seperti Ini, Kini Telah Beredar 'MIE INSTAN' Kemasan 'Indomie Goreng' yang diduga palsu". Isi artikel tersebut berbeda dengan isi artikel di blog Kabarmuslim. Artikel tersebut mengklaim bahwa foto remaja pria tersebut terkait dengan beredarnya Indomie palsu.

Foto yang sama pernah tersebar kembali pada 2017, salah satunya oleh blog News Daily212. Foto dan artikel yang dimuat oleh kedua blog Aku adalah Wanita serta blog News Daily 212 itu rupanya bersumber dari unggahan akun Facebook Gustarika Lanny pada 2015. Namun, akun itu telah meralat unggahannya pada 27 Agustus 2015, dengan menyatakan bahwa tidak ada Indomie palsu di pasaran.

“Guys...sori ternyata tidak beredar indomie goreng palsu. Tadi siang saya abis ketemuan sama pak Stefanus selaku GM corporate communications dan Pak Naiktua selaku BPDQC Manager n PR-nya di po*olo cafe untuk klarifikasi ttg upload-an sya bbrp hari lalu."

Indofood juga telah mengklarifikasi tuduhan mengenai adanya Indomie palsu itu. General Manager Corporate Communication PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana, menjelaskan bahwa mesin produksi mereka bervariasi, sehingga ada sedikit perbedaan dalam kemasan Indomie. Hal itu, kata dia, juga menyebabkan urutan bumbu Indomie berbeda-beda.

"Jadi, itu produk kami. Kalau berbeda, memang ya karena biasa kan, ada varian, atau lain produksi, jadi mungkin capnya enggak sama. Biasalah. Ini termasuk soal itu juga (perbedaan letak bumbu)," kata Stefanus.

Berdasarkan penelusuran di atas, foto remaja laki-laki yang diklaim sebagai mahasiswa Taiwan yang mengalami kanker lambung karena mengonsumsi mi instan setiap hari juga tidak bisa dibuktikan, dan tidak memiliki rujukan dari sumber yang kredibel.

Benarkah mi instan menyebabkan kanker?

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Tetty H. Sihombing, pernah menanggapi informasi bahwa mi instan di Indonesia mengandung zat penyebab kanker, yakni benzopirene.

Informasi yang beredar tersebut menjelaskan bahwa, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Korea Food and Administration (KFDA), ditemukan zat penyebab kanker, benzopirene, dalam mi instan. Zat tersebut ditemukan dalam merek yang dibuat oleh Nong Shim Company.

"Kami tidak menemukan data bahwa kandungan zat dalam mi instan tersebut dapat dikaitkan langsung dengan penyebab kanker," ujar Tetty. "Yang diisukan berbahaya juga adalah monosodium glutamat (MSG), methyl p-hydroxbenzoate, dan asam benzoat."

MSG merupakan penguat rasa yang memiliki acceptable daily intake (ADI) not specified. Artinya, bila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah wajar, tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Sedangkan methyl p-hydroxbenzoate atau metil paraben adalah pengawet yang diizinkan dalam produk pangan, dengan jumlah tertentu.

"Namun, ada beberapa data yang menunjukkan bahwa beberapa orang tertentu sensitif terhadap MSG. Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang sahih bahwa MSG dan metil paraben dapat merusak usus dan liver atau menyebabkan maag," kata Tetty.

Metil paraben, kata dia, juga digunakan untuk mengawetkan kecap, yang merupakan bumbu pelengkap mi instan varian tertentu. Ada beberapa negara lain yang menggunakan metil paraben, seperti Taiwan, yang tidak mengatur penggunaannya pada mi instan.

"Terkait pesan tersebut, diharapkan masyarakat tidak resah dan meragukan keamanan mi instan yang beredar di Indonesia. Dan konsumsilah dengan bijak," ujar Tetty. Pesan tersebut beredar melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, serta media sosial Facebook, Twitter, dan lainnya.

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa seorang mahasiswa meninggal karena kanker perut akibat mengonsumsi mi instan setiap malam adalah keliru, tidak berdasarkan bukti yang akurat. Artikel yang memuat klaim itu serta foto yang menyertainya telah dibagikan ulang sejak 2016, dengan narasi yang berbeda-beda.

Related

News 205863767930022073

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item