Misteri Kemunculan Radioaktif di Perumahan Tangsel yang Membingungkan

Naviri Magazine - Warga Kompleks Perumahan Batan Indah, Tangsel, digegerkan atas kemunculan radiasi radioaktif jenis CS-137 atau Cesium 137. Radioaktif itu ditemukan di kebun salah seorang warga.

Salah seorang warga, Reza Riham Kamarz, merasa aneh dengan kemunculan radioaktif di Tangsel. Sebab selama ia tinggal di lingkungan itu tak pernah ada kejadian seperti ini.

"Saya pikir aneh sekali, kenapa bisa ada material radioaktif di sana. Sangat aneh, Saya udah tinggal di sini dari kecil, sekarang usia saya 31 tahun," terang Reza pada media.

Reza mengatakan, sebagian besar warga yang tinggal di perumahan itu memang pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang memasuki masa pensiun. Menurutnya, para pegawai itu sudah paham bahaya radioaktif dan cara penanganannya.

"Sebenarnya warga perumahan ini sebagian besar adalah pegawai BATAN, jadi mereka udah paham sama tindak lanjutnya. Yang enggak paham ya seperti saya ini, yang enggak mengerti bentukannya kayak apa, dan lain-lain," ungkap Reza.

"Rata-rata pegawai BATAN sudah memasuki usia pensiun di angkatannya. Jadi banyak yang olahraga dan menanam (berkebun) di sini. Karena yang tinggal di sini kebanyakan satu angkatan," imbuhnya.

Reza menampik radioaktif itu muncul karena kebocoran dari reaktor nuklir milik BATAN di Serpong. Sebab lokasi kompleks perumahannya berjarak lumayan jauh. Kompleks Perumahan Batan Indah berjarak sekitar 15 kilometer dari BATAN.

"Warga di sini paham, enggak mungkin terjadi kebocoran dari Puspitek BATAN. Kalaupun terjadi, (perumahan) Batan Indah bukan yang pertama kali seharusnya yang kena," ungkapnya.

Reza menjelaskan, lokasi kemunculan radioaktif berada di kebun warga dekat lapangan voli. Biasanya warga kompleks menggunakan lapangan itu untuk berolahraga.

"Lokasinya sendiri memang area kebun warga. Ada berbagai macam pohon buah di sana, dan ada yang main bulutangkis di area lapangan voli itu," jelasnya.

Reza kurang mengetahui nama pemilik kebun itu. Menurutnya, rumah pemilik kebun itu berada di paling pinggir kompleks perumahan.

"Info dari ayah saya sudah dicek, semuanya area sekitar lokasi, masih aman," terangnya.

Selain itu, Reza mengaku, hingga kini tak mengetahui penyebab kemunculan radioaktif itu. Menurutnya, tidak mungkin radioaktif tersebut berasal dari sebuah sampah yang dibuang.

"Karena kalau (dari) sampah, kita udah ada pembuangan sampah di blok A untuk warga Batan Indah. Kalaupun niat jelek ingin membahayakan, bisa (dibuang) di taman jajan tempat warga, tapi ini ada di kebun," heran Reza.

Reza pun mendorong agar pemerintah segera mengusut dan mengungkap penyebab kemunculan radioaktif itu. Ia berharap tak ada warga yang terkontaminasi radioaktif.

"Apa pun itu motifnya, semoga pemerintah bisa membantu untuk mengatasi ini, apalagi Batan Indah mempunyai lingkungan yang tenang dan asri. Saya berharap semoga tidak terjadi kontaminasi yang membahayakan," terangnya.

Ia memastikan, saat ini warga Perumahan Batan Indah masih beraktivitas normal. "Aktivitas warga berjalan seperti biasanya," pungkasnya.

Kemunculan radioaktif di Perumahan Batan Indah berdasarkan temuan Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN). Dari hasil analisis laboratorium yang dilakukan BAPETEN dan BATAN pada 7-8 Februari 2020, sumber radiasi yang tinggi itu berlokasi di area tanah kosong di samping lapangan voli blok J.

Upaya clean up pun telah dilakukan. Saat ini, sampel tanah dan air di lokasi tengah dianalisis di laboratorium BATAN. Sementara BAPETEN telah mengeruk tanah di lokasi sedalam 10 sentimeter, untuk mencegah penyebaran radiasi.

Antisipasi lanjutan, BAPETEN juga bakal mengeruk dan kemungkinan bakal mencabut vegetasi di sekitar lokasi.

Sementara itu, lokasi penemuan ini berjarak sekitar 10 meter dari kompleks warga. Saat ini, garis kuning BAPETEN telah dipasang pada radius 5 meter dari titik atau spot utama.