Ini yang Akan Terjadi, Jika Pembayaran Uang Tunai Dihilangkan di Dunia

Ini yang Terjadi, Jika Pembayaran Uang Tunai Dihilangkan di Dunia,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Saat ini, transaksi nontunai semakin diminati berbagai kalangan di dunia. Di kota-kota besar Indonesia, misalnya, bayar tol dan parkir saja mesti pakai kartu atau layanan pembayaran mobile. Bisa dibilang, perkembangan sistem pembayaran sudah sangat signifikan, dan tidak lagi mengandalkan uang tunai. Padahal, beberapa tahun lalu, tak sedikit pusat perbelanjaan yang belum menyediakan fasilitas kartu debit dan kredit.

Sekarang, kalian tetap bisa jajan es kopi meski isi dompet tidak seberapa. Pindai kode QR, es kopi di tangan. Alat transportasi semacam KRL bahkan sudah memberlakukan sistem nontunai di setiap stasiun. Kalian harus mengisi saldo kartu terlebih dulu kalau mau naik kereta.

Masalahnya, apakah jenis pembayaran ini sehebat yang digembar-gemborkan? Bagaimana nasib kelas menengah ke bawah, yang boro-boro punya ponsel cerdas atau kartu rekening, nyari uang saja sudah susah?

Cashless terbukti praktis dan memudahkan pengguna, baik pelaku usaha maupun konsumen. Kita cuma perlu mengunduh dompet digital, mendaftarkan diri, dan menggunakannya setiap kali mau belanja. Transaksi nontunai dirasa mampu mengurangi antrean. Kita bisa membawa pulang barang yang telah dibeli dalam hitungan detik. Akan tetapi, kita harus sadar betul metode ini tak selamanya aman.

Apabila metode pembayaran diubah seluruhnya menjadi nontunai, itu berarti bank semakin berwenang mengatur uang kita. Tak hanya itu, mereka juga akan memegang data nasabah yang diperoleh dari setiap transaksi. Masih ingat kasus Cambridge Analytica, kan? Bukankah sebaiknya kita lebih waspada dengan ini?

Dr Francesc Rodriguez Tous menganjurkan untuk berhati-hati. Dia seorang dosen perbankan di sekolah bisnis Cass, yang menyandang gelar PhD di bidang Ekonomi dari Universitat Pompeu Fabra di Barcelona. Dia juga pernah bekerja di Bank of England, Deutsche Bundesbank, dan Banco de EspaƱa.

Berhubung datanya tak jelas akan diapakan suatu saat nanti, kita sebaiknya menarik persetujuan untuk penggunaan data. “Jika menyukai postingan di Facebook saja bisa menentukan pandangan politik, saya tak sanggup membayangkan bagaimana data perilaku pembelian kita akan dimanfaatkan,” ujarnya.

Meskipun demikian, transaksi nontunai masih memiliki banyak sisi positif lain. Dengan sistem cashless, kita bisa memantau ke mana saja uang kita pergi. Selain itu, bank dapat menawarkan perencanaan keuangan yang cocok untuk kita.

Dr Francesc Rodriguez Tous menyebutkan layanan keuangan dapat meningkat secara signifikan dengan menggunakan data yang jumlahnya sangat besar ini, seperti mewajibkan proses verifikasi untuk mencegah pengeluaran berlebihan dan sejenisnya. Namun, dia mengutarakan, “Butuh waktu lama untuk menyeimbangkan peningkatan dalam layanan keuangan dan perlindungan data.”

Ada masalah lain yang butuh diperhatikan apabila kita berhenti menggunakan uang tunai. Laporan independen Access to Cash mengungkapkan bahwa sistem uang tunai di Inggris berada “di ambang kehancuran”, dan delapan juta orang dewasa akan “hidup dalam kesulitan” jika metode pembayaran tunai dimusnahkan.

Ini menimbulkan serangkaian masalah bagi orang-orang yang gajinya dibayar tunai. Para tunawisma juga bisa menderita dalam masyarakat nontunai, terutama apabila mereka tidak diberi akses ke transaksi digital.

Mengubah sistem pembayaran menjadi serba nontunai tak semudah yang kita kira. Pertama, menurut Dr Francesc Rodriguez Tous, semua pelaku usaha, bank, dan pemerintah, harus berpartisipasi dalam menyingkirkan metode transaksi konvensional. Ditambah lagi, uang tunai masih akan sangat dibutuhkan, dan setiap layanan punya cara kerjanya sendiri.

Dr Francesc Rodriguez Tous menyamakannya dengan konsumsi musik. “Orang-orang masih sangat tertarik beli vinyl, meskipun sudah ada jauh sebelum munculnya CD dan MP3. Vinyl dibutuhkan oleh golongan dan khalayak tertentu. Transaksi tunai tidak ada bedanya.”

Itu berarti kita tidak akan dipaksa bayar ini-itu dengan kartu dalam waktu dekat. “Sistemnya tidak akan segera diterapkan. Butuh 20 tahun lagi,” tutup Rodriguez Tous.

Related

Money 6400061665581315225

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item