Resensi Film Parasite, Film Korea yang Mampu Merebut Piala Oscar

Resensi Film Parasite, Film Korea yang Mampu Merebut Piala Oscar, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Permulaan Parasite adalah panggung tragedi bagi keluarga miskin Kim Ki-taek (Song Kang-ho). Ia bekas supir yang menganggur. Sehari-hari bekerja borongan melipat kardus pizza dengan dibantu istrinya, Choong Sook (Jang Hye-jin), dan kedua anaknya Ki-woo (Choi Woo-shik) dan Ki-jeong (Park So-Dam).

Berapa pun akan mereka terima, asal bisa untuk makan sehari-hari di rumah semi-basement di ujung sebuah gang. Isinya sempit dan lembap. Jendela kacanya sejajar dengan jalan, sehingga mereka bisa menonton setiap kejadian di gang—termasuk tetangga pemabuk yang suka kencing sembarangan.

Saking miskinnya, Ki-woo dan Ki-jeong hanya bisa main ponsel di area toilet rumah, dengan menumpang WiFi tetangga. Di lain waktu, Ki-taek membiarkan jendela dibuka, agar isi rumah terpapar fogging gratis.

Permulaan film produksi Korea Selatan ini juga panggung komedi, sebab adegan-adegan tersebut dibungkus secara humoris. Mereka tidak terlihat depresif. Bahkan bisa dibilang santai. Atau barangkali mereka sudah terbiasa dengan penderitaan hidup serta sudah terlatih untuk menjadikannya lelucon.

Cerita mulai menarik saat teman Ki-woo menawarinya pekerjaan sebagai guru les seorang siswi SMA, yang berasal dari keluarga kaya. Berbekal ijasah yang dipalsukan Ki-jeong, Ki-woo yang berkali-kali gagal ujian masuk kampus kemudian berangkat ke sebuah rumah bergaya modern, di kawasan warga kelas atas.

Babak selanjutnya adalah panggung kesejahteraan keluarga Park. Mereka terdiri dari Tuan Park (Lee Sun-kyun), Nyonya Park (Cho Yeo-jeong), anak perempuannya, Da-hye (Jung Ziso)—yang akan diajar oleh Ki-woo—dan adik laki-lakinya yang masih anak-anak, Da-song (Jung-Hyeon-jun).

“Dari luar bagus ya, rumahnya,” komentar Ki-woo sambil mengagumi rerumputan lapang di halaman depan.

“Di dalamnya juga bagus,” jawaban pembantu rumah Moon-gwang (Lee Jung-eun) ini bersifat serta-merta dan memancing tawa.

Awalnya, Nyonya Park menyeleksi Ki-woo dengan metode wawancara—berjalan mulus karena Ki-woo jago menjual omong kosong. Lalu berlanjut ke sesi pengajaran pertama, yang turut memercik kemesraan antara Da-hye dan guru lesnya.

Sejak resmi bekerja untuk keluarga Park, Ki-woo sudah berpikir tentang cara terbaik untuk mengeksploitasi kesempatan berharga tersebut.

Saat Nyonya Park bercerita bahwa anak laki-lakinya juga membutuhkan guru les menggambar, Ki-woo mengatakan dirinya kenal seorang pengajar seni untuk anak-anak, dengan latar belakang dan kemampuan serba-menarik.

Keesokan harinya, ia membawa Ki-jong, adik perempuannya. Ki-jong tidak menyandang latar belakang yang semenarik pernyataan kakaknya. Ia cukup datang dengan mengenakan seragam rapi, berakting seakan-akan paham dunia seni, sampai akhirnya disetujui untuk mendidik Da-song.

Misi penipuan berantai belum selesai. Lewat fitnah-fitnah terstruktur, Ki-taek berhasil menjadi supir baru Tuan Park, sementara Choong Sook mampu menggantikan posisi pembantu lama.

Keluarga Park tentu tidak mengetahui jika empat orang yang bekerja di rumahnya, yang digaji secara memuaskan, ialah satu keluarga. Namun kegembiraan Ki-taek sekeluarga juga tak berlangsung lama. Pangkalnya adalah penemuan yang mengejutkan di ruang bawah tanah rumah Tuan Park.

Related

Film 8513959885900036413

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item