Panduan Memahami Tokoh-tokoh Superhero Indonesia Dalam Semesta Gundala (Bagian 1)

Panduan Memahami Tokoh-tokoh Superhero Indonesia Dalam Semesta Gundala, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Pecinta film Indonesia mengalami demam Gundala, setelah kisah superhero lokal karya komikus Hasmi itu beredar di bioskop.

Berbekal sederet sutradara dan aktor beken, serta promosi massif, Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (yang jadi judul lengkapnya) menarik antusiasme penonton untuk berkenalan atau kembali mengunjungi karakter-karakter jagoan Nusantara yang selama ini tak lagi terdengar dalam pembahasan budaya pop mutakhir.

Aspek yang lebih menarik dari film Gundala adalah pengumuman soal Jagat Sinema Bumilangit (JSB), sebuah semesta yang berisi karakter-karakter jagoan yang dimiliki Indonesia, dan bagaimana mereka terhubung satu sama lain. Dikepalai sutradara Joko Anwar sebagai creative producer, film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot diplot sebagai film pembuka Jagat Sinema Bumilangit Jilid 1.

Konsep jagat sinema memang sudah tidak asing. Menggunakan formula yang sama, Marvel Cinematic Universe terbukti merajai industri film Hollywood dan dunia, selama satu dekade terakhir. Namun di Indonesia, apa yang coba dilakukan JSB belum memiliki preseden.

Dana mendekati Rp50 miliar dihabiskan untuk pembuatan film Gundala. Investornya pun kelas kakap: Keluarga Bakrie dan Erick Thohir. Jadi jelas, tim di balik JSB memiliki ambisi yang tidak main-main.

Versi layar lebar terkini Gundala diubah oleh Joko Anwar, berbeda dari komik aslinya yang digubah Hasmi. Tak sekadar mengusung ide kepahlawanan meminjam bahasa Hollywood, tapi juga memotret ketimpangan ekonomi di Indonesia, serta mengangkat ide perlunya solidaritas kaum proletar bersatu melawan penguasa culas.

Dengan berbagai plus minusnya, serta partaruhan besar tim Bumilangit, respons pasar tergolong positif. Gundala lolos seleksi Toronto International Film Festival 2019, meraup lebih dari 700 ribu penonton kurang dari seminggu penayangan, dan ditayangkan secara internasional.

Yang patut dicatat, karakter film ini banyak sekali. Sebab fungsi film pembuka ini bukan sekadar menyajikan cerita munculnya Gundala, melainkan juga mengenalkan deretan pahlawan dan karakter antagonis di jagat sinema Bumilangit.

Kalau kalian tidak mengalami sendiri keseruan membaca komik-komiknya di era kejayaan Ganes Th atau Hasmi, tentu susah membayangkan jalan cerita semesta sinematik ini. Karenanya, berikut ini adalah panduan untuk mengenal tokoh-tokoh di Jagat Sinema Bumilangit, dan cara memahami keterkaitan mereka satu sama lain.

Jagat Sinema Bumilangit dibagi dalam 4 kurun waktu

Mungkin yang paling menarik dari Jagat Sinema Bumilangit adalah pembagian karakter-karakter ke dalam 4 periode yang berbeda: Era Legenda, Era Jawara, Era Patriot, dan Era Revolusi.

Era Jawara dijelaskan sebagai era para pendekar di masa kerajaan Nusantara, beberapa di antaranya Si Buta dari Gua Hantu dan Mandala. Sementara Patriot adalah para jagoan yang hidup di masa sekarang, seperti Gundala, Sri Asih, Godam, Sembrani, dan Tira. Sayangnya, belum banyak informasi perihal dua era lainnya.

Latar belakang cerita Jagat Sinema Bumilangit dikatakan dimulai sejak letusan Gunung Toba 75.000 tahun sebelum Masehi dan mencakup Zaman es, Kerajaan, dan Kolonial Belanda, hingga sekarang.

Kisah fiktif menjadi lebih hidup ketika ditaburi bumbu-bumbu fakta sejarah. Misalnya keterlibatan Captain America dalam Perang Dunia II di komik Marvel, atau Watchmen dengan latar belakang Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Menggunakan letusan Gunung Toba sebagai titik awal sangat menarik, karena banyaknya misteri yang menaungi peristiwa tersebut. Sebagai satu dari 7 supervulkan, letusan pertama Gunung Toba yang terjadi 75 ribu tahun yang lalu kabarnya menyebabkan terjadinya musim dingin vulkanik global, yang berlangsung selama 6-10 tahun.

Hingga kini masih banyak ilmuwan yang melakukan penelitian dan berusaha menjelaskan peristiwa historis ini. Sangat mungkin ini akan jadi penjelasan atas kemunculan “manusia super” dalam semesta JSB.

Semesta Bumilangit bukan adaptasi komik yang setia

Tokoh Gundala diciptakan pada 1969 lewat komik Gundala Putra Petir bikinan Hasmi. Pada 1981, film adaptasi setia dari komik Gundala dirilis, tanpa mengubah banyak detail cerita.

Kalau kamu sudah menonton Gundala besutan Joko Anwar, kamu pasti tahu bahwa lumayan banyak perubahan kreatif yang diambil dalam film ini. “Membumi” adalah kata yang banyak digunakan Joko, ketika menjelaskan versi interpretasi baru Gundala.

Dia berharap, Gundala besutannya bisa lebih masuk dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Itu sebabnya Joko Anwar mengubah plot dari materi asli. Sebab, menurutnya, kekuatan-kekuatan karakter di komik tidak masuk akal dengan logika zaman sekarang, serta butuh banyak teknologi CGI yang sangat mahal biayanya.

Baca lanjutannya: Panduan Memahami Tokoh-tokoh Superhero Indonesia Dalam Semesta Gundala (Bagian 2)

Related

Entertaintment 1040357100558149294

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item