Wabah Corona Menghantam Ekonomi dan Bank di Berbagai Negara (Bagian 2)

Wabah Corona Menghantam Ekonomi dan Bank di Berbagai Negara, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Wabah Corona Menghantam Ekonomi dan Bank di Berbagai Negara - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Perbankan Singapura, sementara itu, langsung terdampak oleh Cina, lantaran 24 persen kredit mereka mengalir ke berbagai perusahaan asal Cina. Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina menjadi 5,2 persen-5,7 persen, maka prospek bank-bank Singapura menjadi negatif. Sebagai catatan, Cina menjadi negara awal COVID-19 merebak.

“Potensi melemahnya kualitas aset dan profitabilitas terjadi di bank-bank Singapura. Jika wabah terjadi berkepanjangan, pada gilirannya dapat memengaruhi viability ratings (VRs) bank,” tulis Fitch.

Meski demikian, capital buffer yang dimiliki bank-bank di dua negara tersebut, menurut Fitch, akan cukup untuk menahan tekanan yang terjadi, dengan catatan: dampaknya tergantung pada sebaran virus serta lamanya COVID-19 menggerogoti kedua negara itu.

Hal yang sama juga melanda perbankan di Vietnam. Berkurangnya pemasukan dari sektor pariwisata, terganggunya rantai pasok manufaktur serta melemahnya permintaan ekspor, cenderung memberi tekanan pada keuntungan perusahaan yang pada akhirnya dapat membebani kualitas aset perbankan.

Meskipun sektor-sektor terkait pariwisata hanya sebagian kecil dari portofolio kredit yang disalurkan perbankan Vietnam, industri perbankan Vietnam cenderung menghadapi perlambatan pertumbuhan kredit dan laba.

Selain itu, modal terbatas yang dimiliki bank-bank Vietnam tidak dapat membantu merangsang pertumbuhan kredit dalam masa pemulihan dari serbuan COVID-19. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga akan menguji kualitas pinjaman perbankan.

"Prospek peringkat untuk bank-bank di Vietnam masih positif. Tapi, itu bisa berubah, dipengaruhi lamanya masa penanganan COVID-19 di negara tersebut,” sebut Fitch.

Sementara itu, standar penjaminan kredit perbankan serta kuatnya modal perbankan Malaysia, diprediksi dapat membantu menahan dampak COVID-19 pada industri perbankan Malaysia. Tapi, mengingat Cina merupakan pasar ekspor terbesar Malaysia, maka perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina yang tajam dapat mengikis pendapatan perusahaan, dan menurunkan peringkat kredit perbankan.

Perbankan Indonesia pun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM. Hal ini karena profitabilitas perbankan Indonesia dipengaruhi rendahnya pendapatan bunga dan non-bunga dan biaya provisi yang tinggi.

"Tetapi banyak bank di Indonesia yang memiliki pendapatan yang memuaskan serta buffer modal yang besar,” tulis Fitch.

Sebagai catatan, rata-rata return on asset (ROA) bank-bank di Indonesia sekitar 2 persen dan rasio tier 1 rata-rata 21,9 persen pada akhir 2019.

Menurut Fitch, perbankan Filipina dan Australia bisa bertahan dari dampak COVID-19. Sebab, ekonomi Filipina relatif memiliki lebih sedikit keterkaitan dengan Cina. Selain itu, kredit perbankan di Filipina untuk sektor perhotelan juga kurang dari 2 persen dari portofolio.

“Ekonomi domestik Filipina berada di posisi yang kuat. Selain itu, kapitalisasi perbankan di Filipina juga memadai,” sebut Fitch.

Pendapatan bank-bank di Australia juga relatif tahan terhadap dampak dari COVID-19. Sebab, sekitar 65 persen penyaluran kredit bank besar Australia disalurkan di sektor perumahan.

Dampak COVID-19 lebih terasa pada kredit UKM yang sebesar 15 persen dari portofolio perbankan. Laporan Fitch menyebut, tunggakan hipotek di Australia turun 1 basis poin menjadi 1,06 persen pada kuartal IV-2019 dibanding kuartal sebelumnya.

Tunggakan hipotek rumah saat ini berada di bawah 1,2 persen selama 2,5 tahun terakhir. Harga rumah nasional juga pulih dengan kenaikan 4,7 persen lebih dari tiga bulan di delapan kota besar di Australia. Hal itu membuat kerugian dari penjualan kredit properti berada di tingkat yang rendah, terlebih dengan adanya asuransi kredit perumahan.

“Kebakaran hutan dan wabah virus corona COVID-19 di Cina dan negara lain hanya berdampak minim terhadap portofolio kredit perumahan perbankan Australia,” tulis Fitch.

Di sisi lain, pendapatan sektor pariwisata Australia yang turun setelah terjadinya travel warning, tidak memengaruhi kredit perbankan.

Baca laporan lengkap seputar wabah virus corona, di Indonesia maupun dunia, meliputi data dan fakta terkini sekaligus perkembangannya » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 1800932268593377230

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item