Hasil Riset: Ini 3 Faktor yang Meningkatkan Risiko Kematian Pasien Corona

Hasil Riset: Ini 3 Faktor yang Meningkatkan Risiko Kematian Pasien Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Sebuah riset terbaru dari tim peneliti kesehatan China, mengungkap ada 3 faktor yang meningkatkan risiko meninggal akibat infeksi virus corona. Tiga faktor yang dimaksud adalah usia lanjut, diabetes, dan penyakit jantung.

Hipotesis ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok kecil pengidap COVID-19 di dua rumah sakit di Wuhan, China. Temuan ini berangkat dari pengamatan terhadap pasien dari awal diagnosis hingga sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit, atau meninggal dunia.

Total ada 191 pasien dewasa yang dirawat di kedua rumah sakit tersebut per 31 Januari 2020.

Kasus COVID-19 yang diidap seluruh pasien diteliti oleh Profesor Bin Cao dari China-Japan Friendship Hospital dan Capital Medical University di Beijing bersama rekan ilmuwannya. Mereka mencari pola dalam karakteristik pada pasien yang sembuh, dan membandingkannya dengan pasien yang meninggal dunia.

Usia rata-rata pasien berkisar 56 tahun, dan 62 persen merupakan laki-laki. Sekitar setengah dari mereka yang dirawat juga memiliki kondisi medis sebagai penyakit mendasar, paling umum diabetes dan tekanan darah tinggi. Saat tahap akhir penelitian, 137 pasien diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan 54 pasien meninggal dunia.

Sedangkan waktu rata-rata yang merentang dari sejak awal pasien dirawat hingga keluar dari rumah sakit adalah 22 hari. Mereka yang tidak selamat dari virus dan meninggal dunia rata-rata 18,5 hari setelah menunjukkan gejala.

Dari pola penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa kematian lebih mungkin terjadi pada orang yang sudah menderita penyakit penyerta, macam diabetes atau penyakit jantung koroner.

Selain itu, pasien lansia juga tak lolos dari risiko yang sama, termasuk mereka yang menunjukkan tanda-tanda sepsis atau masalah pembekuan darah. Secara keseluruhan, 50 persen lebih dari mereka yang dirawat mengembangkan sepsis seiring pengobatan berjalan.

“Hasil yang lebih buruk pada orang tua mungkin sebagian disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan yang berkaitan dengan usia, dan peningkatan peradangan yang dapat meningkatkan replikasi virus dan respons yang lebih lama terhadap peradangan, menyebabkan kerusakan yang berkelanjutan pada jantung, otak, dan organ-organ lain,” kata salah satu peneliti, Zhibo Liu, di Jinyintan Hospital di Wuhan, seperti dikutip New Scientist.

Tim peneliti juga menemukan bahwa pengidap COVID-19 terus menyebarkan virus, dan mungkin dapat menginfeksi orang lain, selama sekitar 20 hari, atau sampai mereka meninggal dunia.

“Pelepasan virus yang dicatat meluas dalam penelitian kami memiliki implikasi penting untuk memandu keputusan seputar tindakan pencegahan isolasi dan pengobatan antivirus pada pasien yang dikonfirmasi mengidap COVID-19,” kata Cao.

Hasil penelitian Profesor Bin Cao dan timnya sudah diterbitkan di jurnal The Lancet pada Rabu (11/3).

Adapun perihal sepsis, juga disinggung juru bicara penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, saat mengumumkan kasus kematian pertama akibat virus corona di Tanah Air, menimpa pasien dengan nomor kasus 25. Pasien merupakan WNA perempuan berusia 53 tahun yang tertular virus di luar negeri kemudian datang ke Indonesia dalam keadaan positif corona.

"Pasien ini masuk di rumah sakit sudah dalam kondisi sakit berat, karena ada faktor penyakit yang mendahului, diabet, hipertensi, paru obstruksi menahun," ujar Yuri di Istana Presiden, Rabu (11/3).

Diabetes masuk dalam salah satu faktor risiko yang disinggung dalam riset terbaru Profesor Bin Cao.

Ia menyebut, pasien meninggal akibat komplikasi dari penyakit penyerta yang mendasari kondisi kesehatannya. Penyakit-penyakit tersebut mengakibatkan daya tahan tubuh pasien menurun, sehingga tidak mampu melawan bakteri yang sebenarnya tidak mampu menimbulkan penyakit saat seseorang sehat. Bakteri ini lantas menginfeksi seluruh pembuluh darah dan menyebabkan sepsis.

“Betul bahwa coronavirus akan memperburuk daya tahan tubuh dia, dan ini akan menyebabkan peluang penyakit-penyakit dasar yang sudah dia miliki menjadi semakin parah. Ini bukan tidak pernah kita dapatkan meninggal karena coronavirus sendiri, selalu adalah komplikasi,” lanjut Yuri.

“Jadi bukan coronavirus sebagai penyebab utama, tapi itu yang memperburuk kondisinya.”

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

Science 4412545516231995701

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item