Ini 4 Alasan Orang Melakukan Panic Buying Saat Wabah Corona Datang

Ini 4 Alasan Orang Melakukan Panic Buying Saat Wabah Corona Datang, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Perjalanan ke supermarket berakhir dengan cara yang sama bagi banyak orang di seluruh dunia saat ini. Anda mencoba mengambil apa pun di antara deretan rak kosong.

Banyak orang panic buying, membeli barang-barang dalam jumlah besar, sehingga mereka siap jika pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran corona.

Meski diimbau untuk menghindari pembelian massal, tidak menghentikan orang bergegas untuk mengantri dan membeli banyak hal, seperti bahan makanan, tisu, popok, dan lainnya untuk disimpan di rumah.

Perilaku pembelian panik atau panic buying terjadi ketika mode survival otak mengesampingkan setiap pengambilan keputusan rasional, menurut Dr. Ali Fenwick, pakar perilaku manusia di Nyenrode Business University.

Ali Fencwick mengatakan, ada empat alasan utama mengapa orang merasa perlu menyimpan dengan cara ini.

Mode bertahan hidup

Situasi yang tidak pasti atau mengancam, berarti bagian otak yang lebih primitif dapat mengambil alih, dan tujuan utamanya adalah untuk membuat Anda tetap hidup. Ini menekan atau mendistorsi pemikiran rasional. Jadi meskipun pemerintah berjanji tidak akan ada gangguan pada pasokan makanan, banyak yang tidak mendengarkan.

Kebanyakan orang tidak pernah hidup melalui krisis kesehatan seperti masa wabah corona sekarang, jadi mereka lebih suka membeli lebih banyak makanan daripada berisiko kelaparan.

Efek kelangkaan

Kelangkaan produk membuat orang menganggapnya lebih berharga, artinya mereka lebih bersedia membayar lebih. Itu bahkan dapat membuat kita membeli barang-barang yang bahkan tidak kita inginkan, karena kita pikir mereka tiba-tiba bernilai lebih.

Perilaku kawanan

Fenwick menjelaskan bahwa fakta orang lain mengisi rumah mereka dengan hal-hal yang tidak mereka butuhkan, dapat mendorong Anda untuk melakukan hal yang sama.

Semuanya terasa sangat tidak pasti saat ini, dengan isolasi sosial dan negara-negara menutup perbatasan mereka, yang dapat mengarahkan kita untuk mengikuti apa yang dilakukan orang lain, bahkan jika itu tidak benar sama sekali.

Rasa kontrol

Dalam waktu yang tidak pasti, senang rasanya jika memiliki kendali atas sesuatu. Ketika menghadapi wabah, membeli apa pun dapat membantu memberikan kontrol itu, karena Anda tahu - jika yang terburuk terjadi - Anda dapat memberi makan keluarga Anda.

"Singkatnya, panic buying disebabkan oleh berbagai isyarat psikologis dan lingkungan yang membuang jauh pemikiran rasional Anda," kata Fenwick, seperti dilansir dari laman Insider.

"Ketika dalam mode bertahan hidup, kita membiarkan emosi kita mengendalikan keputusan, dan lebih rentan terhadap pengaruh sosial. Jadi, kita akan bergegas dan membeli lebih banyak, karena kita percaya orang lain melakukan hal yang sama."

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

Psychology 3280865652929685723

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item