Dihantam Wabah Corona, Maskapai Penerbangan Indonesia Terancam Bangkrut

 Dihantam Wabah Corona, Maskapai Penerbangan Indonesia Terancam Bangkrut, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengungkap industri penerbangan kian memasuki masa yang sangat sulit karena wabah corona atau covid-19. Sehingga para maskapai sudah mulai melakukan kebijakan merumahkan karyawan hingga PHK. Bahkan sebagian akan tidak beroperasi karena bangkrut.

Sebagai contoh dampak corona begitu nyata bagi maskapai penerbangan, misalnya Lion Air. Maskapai ini harus menutup penerbangan dalam dan luar negerinya karena corona, antara lain penerbangan ke China dan Wuhan, penerbangan umrah yang dibatalkan, penerbangan dari dan ke Malaysia, penerbangan domestik ke Papua dan lainnya. Tentu ini juga terjadi dengan maskapai penerbangan lainnya.

Ketua Umum INACA, Denon Prawiratmadja, menjelaskan bahwa untuk mengurangi kerugian yang diderita, beberapa waktu belakangan ini sejumlah maskapai penerbangan telah melakukan langkah antisipasi.

Sejumlah langkah diambil, terutama untuk memilih opsi tutup operasi. Selain itu, maskapai nasional juga mulai merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya, baik bagi pilot, awak kabin, teknisi, dan karyawan pendukung lainnya.

Dia mencatat, sejak awal bulan Maret 2020 terjadi penurunan jumlah penumpang yang sangat drastis.

Alhasil, semua maskapai penerbangan sudah mengurangi jumlah penerbangan, baik rute dan frekuensinya, sampai dengan 50% atau lebih.

"Diramalkan apabila penuntasan pandemi Covid-19 semakin tidak pasti, hal ini akan membuat industri penerbangan semakin terpuruk bahkan sebagiannya akan tidak beroperasi karena bangkrut," kata Denon.

Untuk menyelamatkan industri penerbangan agar tetap eksis, baik saat ini maupun saat recovery nanti apabila pandemi Covid-19 sudah tuntas, maka INACA saat ini sudah dan akan meminta sejumlah keringanan maupun insentif kepada Pemerintah.

"Yang kami harapkan adalah penundaan pembayaran PPh, penangguhan bea masuk impor suku cadang, penangguhan biaya bandara dan navigasi yang dikelola BUMN, pemberlakuan diskon biaya bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan, dan perpanjangan jangka waktu berlakunya pelatihan simulator maupun pemeriksaan kesehatan bagi awak pesawat," katanya.

Ia sangat menyadari bahwa wabah covid-19 melumpuhkan hampir semua aktivitas perekonomian. Namun, menurut Denon, industri penerbangan nasional sangat terpuruk.

Jika tidak ada respons positif dari pemerintah yang cepat, maka dipastikan PHK besar-besaran akan berlanjut. Sayangnya, persoalan PHK ini dia tak merinci sudah sejauh apa jumlah yang dilakukan maskapai nasional.

"Dampaknya bukan hanya di industri penerbangan itu sendiri, tapi juga untuk industri pendukungnya, baik hilir maupun hulu, seperti bengkel pesawat, ground handling, dan agen perjalanan yang terlibat. Untuk ini, INACA sangat mengharapkan respons positif dari Pemerintah yang cepat untuk menghindari gelombang perumahan dan PHK yang tidak bisa dihindari tersebut," urainya.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 8992032314369442575

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item