Mengenal Penyakit Autoimun yang Diidap Andrea Dian, yang Kini Kena Corona

Mengenal Penyakit Autoimun yang Diidap Andrea Dian, yang Kini Kena Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Sama seperti aktor Detri Warmanto, aktris Andrea Dian mengabarkan dirinya positif corona baru atau COVID-19, lewat unggahan Instagram. Bedanya, Detri menjalani isolasi diri di rumah, sementara Andrea Dian dirawat di rumah sakit.

Awalnya, aktris 34 tahun itu merasakan demam dan didiagnosis demam berdarah. Seketika itu ia menjalani perawatan di rumah sakit. Berselang dua hari, ia mulai merasakan badannya segar.

Saat itu, ia diminta mengecek thorax dan influenza, hasilnya bagus. Namun saat melakukan pemeriksaan paru-paru, dokter menemukan ada flek di kanan dan kiri. Lalu, istri Ganindra Bimo ini melakukan cek swab atau pengecekan sel pada hidung dan tenggorokan, untuk mengetahui apakah ia terinfeksi virus corona.

"Baru pada 18 Maret 2020, aku dikasih kabar kalau aku positif Covid-19," tulisnya di Instagram. "Aku punya kondisi autoimun yang membuat aku punya tuntutan tertentu untuk menjaga kondisi imunku."

Dalam unggahan tersebut, Andrea bercerita kronologi saat akhirnya ia dinyatakan positif Corona. Istri presenter Ganindra Bimo itu awalnya mengalami demam pada 13 Maret dan dinyatakan mengidap demam berdarah.

Setelah mulai fit dan merasa khawatir, ia melakukan cek thorax dan influenza pada 15 Maret. Dari kedua tes tersebut hasilnya bagus, namun saat scan paru-paru terdapat flek di kanan dan kiri paru-paru Andrea.

Melansir laman NPR, virus corona sangat berbahaya bagi penderita kanker, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.

Paul Volberding, yang mengarahkan Lembaga Penelitian AIDS di Universitas California, San Francisco, Amerika Serikat, mengatakan ada sejumlah cara agar bagian dari sistem kekebalan tubuh jadi rusak. Selain kanker dan HIV/AIDS, kemoterapi, penuaan, dan obat-obatan, juga bisa membuat sistem kekebalan tubuh rusak.

"Ada banyak orang yang menerima obat-obatan yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh," kata Volberding, "dan mungkin beberapa dari mereka bahkan tidak secara jujur tahu bahwa mereka sedang dikompromikan dengan sistem kekebalan tubuh." Jenis obat ini umum untuk penderita psoriasis, penyakit Crohn, asma, dan rheumatoid arthritis.

Volberding mengatakan, penting untuk memperhatikan bagian populasi ini. "Menjadi immunocompromised mungkin tidak terlalu meningkatkan kemungkinan Anda terinfeksi dengan sesuatu seperti COVID-19," katanya, "tetapi itu mungkin membuat hasil dari infeksi itu jauh lebih buruk."

Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, penyakit Addison, penyakit celiac, multiple sclerosis, anemia pernicious, dan psoriasis, meningkatkan risiko berkembangnya komplikasi serius yang mematikan akibat infeksi corona.

Penyakit autoimun lain yang termasuk dalam daftar adalah tiroiditis Hashimoto, autoimun vasculitis, diabetes tipe 1, penyakit Graves, miastenia gravis, penyakit radang usus, dan sindrom Sjogren.

Penyakit autoimun adalah kondisi medis yang unik di mana sistem kekebalan tubuh Anda menyerang tubuh Anda, seperti dilansir dari laman IB Times. Biasanya, sistem kekebalan tubuh Anda akan melindungi tubuh dari virus dan bakteri.

Bila Anda menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh keliru melihat bagian tubuh normal sebagai sel asing. Kesalahan identifikasi ini menyebabkannya melepaskan autoantibodi, yang kemudian menyerang sel-sel sehat. Inilah sebabnya pasien dengan penyakit autoimun berisiko lebih tinggi terinfeksi corona, dan mengembangkan komplikasi yang lebih serius.

Seringkali, pasien dengan penyakit autoimun diobati dengan obat imunosupresan. Walaupun ini dapat membantu pasien mengatasi penyakit kronis, ini juga meningkatkan risiko infeksi corona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC menyarankan, jika berisiko lebih tinggi untuk komplikasi COVID-19 karena usia atau karena Anda memiliki kondisi medis yang mendasarinya, sangat penting untuk mengambil tindakan untuk mengurangi risiko penularan.

Michael George, MD, seorang ahli reumatologi dan epidemiologi yang mempelajari infeksi pada pasien dengan penyakit autoimun, menyatakan harus mengikuti panduan baru ini.

"Semakin berisiko Anda, semakin Anda harus mempertimbangkan rekomendasi ini," ujarnya. “Setiap orang harus mengikuti tindakan pencegahan umum, seperti mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, mata, hidung, atau mulut Anda."

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

Health 6262798393656698489

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item