Mengenal Super-App, dari Grab dan Gojek Hingga Yahoo
https://www.naviri.org/2020/03/mengenal-super-app.html
Naviri Magazine - Sejak booming aplikasi ponsel pintar pada Juli 2008, atau ketika Apple mulai melahirkan konsep toko aplikasi, lambat-laun terjadi penurunan unduhan. Padahal, hingga akhir 2018, ada 2,6 juta aplikasi Android yang siap diunduh di toko aplikasi Google Play.
Menurut laporan Techcrunch, rata-rata pengguna ponsel hanya menggunakan 30 aplikasi per bulan. Dari 30 aplikasi itu, biasanya orang menggunakan tak lebih dari 10 aplikasi per hari.
Recode melaporkan, sejak Mei 2015 hingga Mei 2016 terjadi penurunan unduhan aplikasi hingga 20 persen di Amerika Serikat. Orang cenderung hanya menggunakan aplikasi-aplikasi arus utama, atau yang benar-benar mereka butuhkan.
Pengembang dan pengusaha rintisan aplikasi tentu ketar-ketir melihat tren ini. Mereka mulai mengubah strategi. Konsep yang mereka kembangkan bukan lagi chat app atau ride-sharing app semata, melainkan super-app. Disebut super karena menyediakan beragam layanan dalam satu aplikasi, termasuk layanan-layanan yang tidak terkait satu sama lain.
Super-app merupakan konsep yang tak terelakkan. “Dunia kini dipenuhi kaum yang menginginkan segalanya dan sesegera mungkin,” kata pendiri Grab, Anthony Tan, pada suatu ketika.
Super-app populer berkat Grab, Gojek, hingga WeChat, yang menawarkan segala layanan dalam satu aplikasi. Namun, jika ditelaah lagi, super-app bukanlah fenomena baru. Yahoo, yang muncul pada 1994, adalah contoh terbaik dari super-app sebelum konsep dan istilah super-app itu sendiri ada.