Benarkah Penemu Teknologi 4G LTE adalah Orang Indonesia? Ini Faktanya

Benarkah Penemu Teknologi 4G LTE adalah Orang Indonesia? naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Beberapa waktu lalu, sempat mencuat kabar bahwa penemu teknologi seluler generasi terbaru, 4G Long Term Evolution (LTE), adalah seorang Indonesia bernama Khoirul Anwar. Bergelar Doktor, Khioirul dikenal sebagai salah satu diaspora yang sukses mengembangkan teknologi komunikasi di sebuah universitas di Jepang.

Namun benarkah pemberitaan yang menyebutkan bahwa ia merupakan penemu 4G LTE?

Dua orang perwakilan Indonesia di 3rd Generation Partnership Project (3GPP), badan internasional yang menentukan standarisasi teknologi komunikasi, punya pendapat sebaliknya.

Melalui keterangan tertulis, kedua orang dimaksud, Dr. Basuki Priyanto, Master Researcher di Sony Mobile Communications AB dan Dr. Eko Onggosanusi, Direktur Riset Samsung Research Amerika, menjelaskan bahwa standar 4G LTE sesungguhnya dibuat dan dirumuskan bersama oleh para anggota 3GPP.

Perjalanan panjang 4G LTE Member dari 3GPP mencakup hampir semua pelaku industri terkait, termasuk berbagai vendor seperti Ericsson, Huawei, Samsung, Nokia, dan Sony, juga para operator macam NTT Docomo, Vodafone, dan AT&T.

Penetapan standar 4G LTE memerlukan proses yang panjang, berawal dari fase studi kelayakan pada 2005, sebelum berlanjut ke fase perumusan. Dalam prosesnya, para anggota 3GPP mengusulkan ide dan proposal masing-masing, serta mendiskusikannya bersama-sama untuk membahas berbagai hal seperti kompleksitas dan performa.

Umumnya, ide atau proposal yang diajukan sudah terproteksi dalam bentuk paten, sebelum dilempar ke forum. Bentuk akhir dari tiap fitur yang diputuskan bersama adalah hasil dari gabungan (sintesis) beberapa proposal yang diakui kompetitif.

“Jarang sekali ada proposal tunggal dari satu perusahaan yang diadopsi tanpa modifikasi (as is). Keputusan ini diambil melalui proses konsensus (musyawarah),” tulis Basuki dan Eko dalam keterangannya.

Akhirnya, saat standar dokumen (spesifikasi) sudah disetujui dan diresmikan, maka semua vendor telekomunikasi akan menyesuaikan produknya dengan standar tersebut. Hal inilah yang memungkinkan produk 4G LTE berlaku standar, dan bisa digunakan di seluruh dunia.

Siapa penemunya? 

Sebagai badan standarisasi, 3GPP hanya memuat komponen yang esensial di dalam spesifikasi, misalnya OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing, metoda modulasi untuk koneksi base-station ke handset) 4G LTE diformulasikan sebagai penjumlahan sinusoid dengan frekuensi berbeda-beda.

Kombinasi dari OFDM dengan teknik FFT (Fast Fourier Modulation) melahirkan Single Carrier-Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) yang lebih efisien daya, dalam hal pemancaran sinyal dari handset ke base station.

Khoirul Anwar merupakan penemu dan pemegang paten teknologi pemancar yang menggunakan konsep dua FFT, untuk dipakai pada metode SC-FDMA, dalam proses uplink 4G LTE.

Namun, spesifikasi LTE tidak mengharuskan vendor memakai skema FFT ataupun skema FFT tertentu, karena FFT bisa diimplementasikan dengan berbagai cara. Salah satu tujuannya adalah memberikan kebebasan kompetitif kepada para vendor untuk menggunakan skema milik sendiri dalam produknya.

“Jadi, seorang penemu skema FFT yang berbeda dari sebelumnya tidak bisa mengklaim bahwa penemuannya telah atau akan dipakai untuk LTE,” lanjut Basuki dan Eko.

Khoirul menemukan satu teknik dari banyak teknik lainnya, yang bisa dipakai untuk mengimplementasikan satu (di antara beberapa) komponen dari OFDM yang dideskripsikan di dalam spesifikasi LTE.

Adapun “Teknologi 4G LTE” adalah hasil sintesis dari spesifikasi yang dirumuskan bersama oleh para pelaku industri dalam forum 3GPP.  Di dalamnya terdapat ribuan komponen penting yang saling terkait.

Jadi, menurut Eko dan Basuki, dapat dikatakan bahwa tak mungkin seseorang atau bahkan satu institusi bisa mengklaim sebagai penemu 4G LTE.

Dalam sebuah posting yang diunggah di blog pribadinya, Khoirul sendiri sudah menampik sebutan “penemu 4G LTE” yang dilekatkan pada dirinya oleh sejumlah pihak.

“Di dalam buku PABXII (Penghargaan Achmad Bakrie) saya tidak menulis sebagai penemu 4G LTE, karena 4G LTE sendiri seharusnya memang tidak ditemukan, melainkan disepakati. Forumlah yang menyepakati teknik tertentu untuk dipakai atau tidak dipakai dalam sebuah standar,” ujar Khoirul.

Related

Technology 470368638837390419

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item