Misteri Virus SARS Dua Dekade Lalu, dan Kedatangan Virus Corona Sekarang (Bagian 2)

Misteri Virus SARS Dua Dekade Lalu, dan Kedatangan Virus Corona Sekarang, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Virus SARS Dua Dekade Lalu, dan Kedatangan Virus Corona Sekarang - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Informasi dan kejelasan sangat jarang, bahkan ketika siswa dikarantina dan kampusnya kemudian dikunci.

Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Cina telah berusaha menunjukkan bahwa mereka jauh lebih terbuka kali ini. Presiden Xi Jinping menggambarkan perang terhadap virus sebagai "sangat kritis", dan telah ada peringatan publik terhadap setiap upaya menutup-nutupi.

"Siapa pun yang mengedepankan kepentingan politik di atas kepentingan rakyat akan menjadi pendosa bagi partai dan rakyat," tulis akun Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat. "Siapa pun yang dengan sengaja menunda dan menyembunyikan pelaporan kasus [virus] karena kepentingannya sendiri, akan dibuat malu untuk selamanya."

Namun, pemerintah Cina telah memperkuat kontrolnya atas aliran informasi sejak zaman SARS. Beberapa ilmuwan internasional memperkirakan jumlah sebenarnya orang yang terkena dampak virus corona baru jauh lebih tinggi daripada yang telah dikonfirmasi secara publik.

Steve Tsang, direktur Soas China Institute di London, mengatakan bahwa dia jadi lebih hati-hati akan rumor yang beredar tentang virus yang menyebar di Wuhan beberapa pekan lalu - sebelum kasus pertama terkonfirmasi pada 31 Desember. Pejabat lokal bisa jadi sangat cemas menjadi orang yang membunyikan alarm, kata dia.

"Presiden Xi Jinping sangat memperhatikan citra internasional China dibanding pendahulunya, dan dia sangat berkonsentrasi pada kekuatan ketimbang pendahulunya," ujar Tsang. "Maka dari itu, semua hal yang potensial membawa dampak negatif terhadap citra internasional China bisa jadi sangat sensitif."

Media sosial China juga sangat dikendalikan pemerintah, dan New York Times melaporkan bahwa tagar #WuhanSARS diblokir secara lokal. Polisi bahkan menanyai delapan orang tentang penyebaran "desas-desus" virus, menurut laporan.

Pelajaran ketiga: Perbaiki respons medis

Wabah SARS menjadi katalisator untuk perubahan sistem medis China, dengan pengeluaran kesehatan meningkat setelahnya. Pejabat kesehatan biasa melaporkan penyakit menular dengan mengisi kartu dengan tangan, dan kemudian mengunggah atau mengirim faks ke kantor pusat.

Setelah SARS, pemerintah menciptakan sistem online terpusat yang menghubungkan klinik dan rumah sakit di seluruh negeri, dan memungkinkan mereka melaporkan kasus secara real time.

"China telah mengembangkan sistem pengawasan penyakit yang sangat baik sejak SARS, termasuk pengawasan departemen darurat real-time untuk infeksi pernapasan akut yang parah, jadi ini akan membantu dengan cepat mengidentifikasi kasus-kasus baru," Raina MacIntyre, kepala program penelitian biosecurity di Sydney Kirby Institute, kepada Reuters.

Gabriel Leung, ketua kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, mengatakan skala waktu "mengenali, mengkarakterisasi, melepaskan dan melaporkan informasi" telah jauh meningkat sejak wabah SARS.

"Apa yang memakan waktu berbulan-bulan selama masa SARS, sekarang jadi hitungan minggu atau hari," katanya dalam konferensi pers awal pekan ini.

Tetapi tidak semua reformasi kesehatan masyarakat diimplementasikan setelah SARS mewabah

Pada 2006, Zhong Nanshan, dokter yang mengidentifikasi SARS dan yang memimpin upaya pemerintah China di Wuhan, mengatakan penting untuk membersihkan pasar satwa liar China, yang "tidak dikelola dengan baik dan tidak sehat" dan "sumber berbahaya dari kemungkinan infeksi baru".

Tetapi laporan dari Wuhan menunjukkan penularan antar spesies juga jadi pusat penyebaran baru ini.

Sebuah pasar di Wuhan, yang ditutup sehari setelah kasus pertama dikonfirmasi, diperkirakan telah menjual hewan termasuk tikus, anak anjing, serigala hidup, dan musang, yang terakhir telah dikaitkan dengan wabah sebelumnya di masa lalu.

Biasanya, penggunaan hewan untuk makanan lokal atau obat-obat tradisional telah menghambat upaya untuk menghapus perdagangan hewan. Tetapi dengan pasar yang kembali diidentifikasi sebagai sumber wabah, bahkan media resmi pun memobilisasi banding terhadap perdagangan satwa liar.

Apakah langkah-langkah radikal yang diterapkan oleh Cina, bahkan melampaui rekomendasi WHO, sudah cukup untuk menghindari pengulangan SARS, masih harus dilihat lebih lanjut.

Dr W Ian Lipkin, seorang ahli epidemiologi yang berbasis di AS yang meneliti SARS, adalah di antara para ahli yang meragukan apakah pembatasan perjalanan dari kota-kota, termasuk Wuhan, akan cukup untuk menghentikan penyebaran global.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

Science 7703505559623803461

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item