Ini 5 Hal yang Biasanya Dialami oleh Anak Korban Broken Home
https://www.naviri.org/2020/05/anak-broken-home.html
Naviri Magazine - Idealnya, sebuah keluarga memiliki ayah dan ibu, sehingga anak-anak bisa tumbuh dengan baik, dengan cinta dan kasih orang tua secara lengkap. Namun, ada kalanya sebuah perkawinan tidak bisa dipertahankan, hingga berakhir perceraian. Ketika itu terjadi, anak-anak biasanya menjadi korban.
Anak yang orang tuanya bercerai biasa disebut “korban broken home”, meski sebenarnya arti istilah broken home bisa lebih luas. Terkait hal ini, berikut ini lima hal yang biasanya dialami anak-anak yang orang tuanya bercerai.
Takut dibohongi
Biasanya, anak broken home akan punya rasa takut setelah mengetahui kedua orang tua bercerai. Anak broken home akan trauma dengan masa lalunya, sehingga mereka akan selalu takut dibohongi orang lain.
Sulit mengekspresikan perasaan
Kondisi psikis anak jadi tak stabil jika kehilangan sosok orang tua. Anak broken home biasanya sulit mengekspresikan perasaan mereka kepada orang lain. Kadang ada juga yang tak bisa menerima kenyataan pahit yang dialami.
Bisa membenci orang tua
Jika anak broken home melihat perselisihan dan perceraian yang terjadi pada orang tuanya, bisa jadi akan membuat mereka membenci orang tua. Bayangan keluarga harmonis akan menghilang karena kerenggangan hubungan orang tua.
Hal ini yang membuat sebagian anak broken sering terlihat ngomong kasar pada orang tuanya.
Sulit percaya orang lain
Anak korban broken home biasanya akan sangat sulit untuk percaya orang lain, jika kedua orang tuanya sering bohong kepada anaknya. Bagaimana mau percaya pada orang lain, kalau orang tua saja sering bohong?
Takut menjalin hubungan
Biasanya, anak korban broken home akan lebih sulit menjalin hubungan percintaan. Karena mereka akan berkaca pada hubungan orang tuanya.