Ini 5 Fakta di Balik Melonjaknya Kasus Virus Corona di Indonesia

Ini 5 Fakta di Balik Melonjaknya Kasus Virus Corona di Indonesia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Penambahan pasien baru positif virus corona (COVID-19) menembus rekor dalam 2 hari berturut-turut. Dua hari yang lalu, jumlah pasien bertambah 693 orang, sementara kemarin bertambah 973 orang.

Meski demikian, ada fakta-fakta yang mengungkapkan bahwa meroketnya penambahan kasus virus corona sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Berikut 5 faktanya:

Tes COVID-19 lebih agresif

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dalam dua hari hasil tes COVID-19 baik dengan sistem Real Time Polymerase chain reaction (RT-PCR) maupun tes cepat molekukuler bertambah signifikan.

Dalam dua hari bertambah hasil tes sebanyak 17.039 specimen, atau 8.520 specimen per hari. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata sejak kasus COVID-19 mewabah, yakni di bawah 3.000 specimen per hari.

Adapun positive rate COVID-19 di Indonesia posisi terakhir adalah 13%. Artinya, dari 100 orang yang melakukan uji tes, 13 di antaranya positif virus COVID-19.

Indonesia menargetkan bisa melakukan 10.000 test COVID-19 per hari dalam rangka membendung penularan.

Uji tes COVID-19 masih rendah

Meski uji tes dilakukan lebih agresif dan bertambah signifikan, namun sebenarnya itu masih sedikit. Berdasarkan data Worldometers, dalam 1 juta populasi hanya 805 orang Indonesia yang menjalani uji tes.

Ini merupakan salah satu rasio tes COVID-19 terhadap populasi yang terendah di dunia. Sementara yang tertinggi adalah Amerika Serikat (AS) yang sudah melakukan 13,47 juta tes.

Saat ini, Indonesia berada di urutan 31 di antara seluruh negara di dunia, dalam hal total pasien positif COVID-19. Namun dari jumlah korban meninggal dunia, Indonesia berada di urutan 22 dari seluruh negara.

Lonjakan pasien sudah diramal dari pekan lalu

Sebelum kasus COVID-19 melonjak signifikan, sebenarnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memprediksi dari pekan lalu.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI yang berlangsung secara daring, Pelaksana tugas Deputi II BNPB, Dody Ruswandi, mengatakan kenaikan jumlah orang positif COVID-19 ditargetkan hingga 40 ribu pasien. Menurutnya, kenaikan tersebut dilakukan agar penyelesaian pandemi virus corona bisa lebih cepat dilakukan.

"Nanti mungkin jangan kaget Bapak Ibu, bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis, memang harusnya itu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya COVID-19 ini," kata Dody.

Masih ada 50.000 ODP

Hingga hari ini masih ada 50.187 orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di Indonesia, sementara itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 11.066. ODP dan PDP menjadi prioritas dalam menjalani tes COVID-19, baik dalam bentuk rapid test maupun tes yang lebih valid seperti RT-PCR dan TCM.

Tersebar ke 34 provinsi dan 392 kabupaten/kota

COVID-19 telah menyebar ke 34 provinsi dan 392 kabupaten/kota. Ini menunjukkan hanya sedikit wilayah yang benar-benar bebas dari ancaman virus COVID-19. Adapun episentrum utama dari COVID-19 adalah Jabodetabek yang dikelola oleh 3 Provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Sementara itu, Jawa Timur menjadi hotspot baru dari COVID-19 karena peningkatan yang signifikan, terutama akibat penularan lokal.

Related

News 857266751795342416

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item