Ini Bukti Nyata Virus Corona Berasal dari Alam, dan Bukan Buatan Manusia

Ini Bukti Nyata Virus Corona Berasal dari Alam, dan Bukan Buatan Manusia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Virus corona 100 persen secara alami berasal dari alam. Dijelaskan ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, salah satu alasan mendesar virus ini berasal dari alam adalah pengurutan gen virus coronanya.

Virus corona SARS-CoV-2 sangat mirip dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar tapal kuda yang ada di Yunnan, China. Virus corona untuk SARS-CoV-2 memiliki panjang 30.000 basa. Ketika virus ini dilihat secara keseluruhan, kesamaannya dengan SARS hanya 80 persen.

"Jadi perbedaan (dengan SARS-CoV) cukup banyak, sekitar 20 persen," kata Ahmad. "Nah, yang terdekat itu (SARS-CoV-2) dengan genomnya coronavirus yang ditemukan pada kelelawar tapal kuda di Yunnan, China."

"Ini horseshoe bat yang ditemukan di Yunnan, ya. Bukan di Tomohon (Sulawesi Utara) atau Jogja. Sebab kasihan juga, kelelawar yang di Tomohon, Jogja katanya mau dibunuh, padahal inangnya beda," imbuhnya.

Ahmad mengatakan, ketika suatu virus atau apa pun tercipta dari rekayasa manusia, pasti di dalamnya ada rekam jejak. Namun, hal ini tidak ditemukan dalam SARS-CoV-2.

Apa itu rekam jejak? Virus, bakteri, atau apa pun yang direkayasa para ilmuwan berdasar apa yang ada di alam. Ketika peneliti akan melakukan rekayasa, mereka harus menambahkan sesuatu ke dalamnya untuk membantu ilmuwan menandai.

Dalam kasus virus corona penyebab Covid-19, jika asumsinya virus ini dibuat, maka ilmuwan harus melakukan rekayasa pada 1.200 titik.

Dijelaskan sebelumnya, virus corona untuk SARS-CoV-2 memiliki panjang 30.000 basa. Ketika virus ini dilihat secara keseluruhan, kesamaannya dengan SARS hanya 80 persen.

Kedekatan virus corona SARS-CoV-2 yang paling dekat adalah dengan kelelawar tapal kuda dari Yunnan, China. Kesamaan keduanya adalah 96 persen, berbeda 4 persen.

Namun, 4 persen itu berarti sama dengan 1.200 titik asam amino yang berbeda, antara SARS-CoV-2 dengan virus corona pada kelelawar tapal kuda dari Yunnan. Jika asumsinya virus corona adalah buatan manusia, artinya ada manusia yang mengubah 1.200 titik asam amino pada SARS-CoV-2.

"Artinya, kalau manusia merekayasa (SARS-CoV-2) akan ada tag-nya dan bisa di-tracking. Jadi kalau misalnya sudah ada yang diubah, kemudian ingin merekayasa titik yang berikutnya, yang sudah diubah harus saya beri semacam label. Nah, penambahan label itu bisa terlihat," jelas Ahmad.

Setelah diselidiki, penambahan "label" atau rekam jejak dari manusia nihil.

"Kita enggak temukan label itu. Dari ujung ke ujung enggak ada label tambahan. Karena kita (peneliti) tahu anatomi coronavirus secara umum seperti apa," ungkapnya.

Dari nalar inilah, peneliti memastikan bahwa virus corona SARS-CoV-2 bukan buatan manusia.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

Science 7863853737688055844

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item