Jejak Karya Pramodya Ananta Toer, Hingga Dianggap Penulis Hebat Indonesia

Jejak Karya Pramodya Ananta Toer, Hingga Dianggap Penulis Hebat Indonesia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pramodya Ananta Toer termasuk penulis yang produktif. Selama hidupnya, GoodReads mencatat total jumlah karya Pram yang telah diterbitkan, yakni sedikitnya 65 buah. Sebanyak 40 di antaranya terdiri dari novel dan novelet (21 karya), nonfiksi (10), cerpen atau kumpulan cerpen (7 karya), dan memoar (2 karya).

Pram, yang pernah dinominasikan sebagai penerima nobel sastra ini, justru aktif menulis pada masa Orde Lama, sebelum diasingkan ke Pulau Buru, yakni sebanyak 19 karya, yang terdiri dari novel (11 karya), nonfiksi (2), dan cerpen atau kumpulan cerpen (6).

Sementara selama Orde baru, ia berhasil menerbitkan 9 novel, 1 nonfiksi, 1 kumpulan cerpen atau cerpen, dan 2 memoar. Pasca rezim Soeharto lengser saat usianya senja, Pram menerbitkan 2 novel dan 7 karya nonfiksi.

Orde Baru menjadi masa yang paling produktif buat Pram, dengan segala kebebasan dan pengaruh yang ia miliki. “Tapi dalam kualitas karya, periode keemasan Pram adalah saat di Pulau Buru. Kalau setelah reformasi, usianya sudah tak muda lagi. Wajar kalau jadi tak produktif,” jelas penulis novel, Okky Madasari.

Karya yang dipublikasikan pertama kali pada 1947, adalah novelet dengan judul Krandji dan Bekasi Djatoeh, pada saat usia Pram 22. Melalui tokoh sejumlah pemuda seperti Farid, Soerip, dan Mustami, Pram menceritakan perjuangan mereka hengkang dari Jakarta untuk mempertahankan republik dari jajahan Inggris, di daerah Kerawang hingga Bekasi.

Tahun 1950 adalah tahun paling produktif bagi Pram, dengan mempublikasikan tiga kumpulan cerpen dan tiga novel. Empat tahun setelahnya, terbit novel Pram yang memotret permasalahan kebangsaan pasca kemerdekaan di kalangan pemerintahan: korupsi.

Korupsi merupakan novel apik yang memotret fenomena sosial dengan gaya bertutur efektif. Novel ini bercerita dilema pegawai pemerintahan dengan gaji pas-pasan untuk mengambil duit rakyat dan hidup lebih mewah.

Dengan menjual alat tulis milik kantor di Pasar Senen, Jakarta, untuk membeli sebuah dasi yang pada saat itu bergengsi, si tokoh utama pun telah menunjukkan aksi pertamanya korupsi.

Sejak awal, Pram itu sudah terinternalisasi dengan persoalan persoalan kemasyarakatan. Dia punya perhatian yang sangat intens dengan masalah masyarakat yang muncul pada saat itu, terutama di lingkungan birokrasi.

Pram memang sosok pengamat yang baik. Dari pengamatan kesehariannya di Blora, ia juga menceritakan situasi masyarakat, ekonomi dan lingkungan yang ditulis dalam Cerita dari Blora. Karya ini merupakan kumpulan cerpen terpopuler di GoodReads, dengan pe-rating sebanyak 685 akun.

Cerita dari Blora terdiri dari 11 cerpen yang mengangkat isu ketidakadilan terhadap kaum perempuan. Mayoritas, tokoh utama dalam cerita tersebut adalah perempuan, seperti tokoh Sri dan Diah, dalam cerpen bertajuk Dia yang Menyerah.

Studi kesetaraan gender dalam Cerita dari Blora oleh Yenni Hayati, dari Universitas Negeri Padang, menunjukkan adanya marginalisasi terhadap kaum perempuan, lewat karakter Sri, tokoh utama Dia yang Menyerah (1951).

Sri harus menanggalkan keinginan kuatnya untuk bersekolah, lantaran harus bekerja membantu orang tuanya membesarkan ketiga adiknya. Perempuan dalam posisi ini jadi semakin lemah dengan stigma yang hanya bisa mengurus tugas domestik.

Karya lainnya yang berjiwa feminisme yakni Gadis Pantai (1987). Dosen Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada, Supriyadi, dalam studinya soal Gadis Pantai menjelaskan penindasan juga terjadi di kalangan perempuan.

Orang tua Gadis Pantai, anak nelayan, menginginkan dirinya menikah dengan konglomerat Rembang yang menyebabkan si anak harus tunduk dan tak berkutik. Rupanya keputusan itu membawa kesengsaraan bagi Gadis karena ia hanya dianggap sebagai istri percobaan oleh sang suami.

Isu sosial yang terpotret dalam karya Pram menjadi kritik Pram terhadap identitas bangsa Indonesia saat itu. Kritik ini datang dari kepekaan, keterbukaan pikiran, dan daya nalar kritisnya. Itulah yang menjadikan Pram sebagai penulis hebat.

Related

Figures 3643350586602762608

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item