Kegagalan Amerika Mempraktikkan Kapitalisme di Negerinya Sendiri
https://www.naviri.org/2020/05/kegagalan-amerika-mempraktikkan-kapitalisme.html
Naviri Magazine - Francis Fukuyama, seorang ahli politik dan ekonomi, pada 1989 menulis buku berjudul The End of History and The Last Man, lalu dipublikasikan pada awal 90-an.
Buku ini merupakan tesis yang dibuatnya untuk menggambarkan keadaan atau dinamika politik dan ekonomi setelah berakhirnya Perang Dingin (Cold War) pada akhir 80-an, yang ditandai dengan runtuhnya rezim Uni Soviet yang "kalah" dalam perang ideologi melawan kekuatan Amerika Serikat (AS).
Tesis Fukuyama menegaskan suatu hal terkait kemenangan liberal/kapitalisme AS atas Uni Soviet yang komunis, yaitu kemenangan teori liberal/kapitalis terhadap teori komunis dan sosialis yang dianggapnya sudah usang.
Ini terbukti dengan adanya negara-negara yang dahulu menerapkan teori komunisme, seperti China dan Rusia sebagai pewaris Uni Soviet, telah meliberalisasikan perekonomiannya guna mensejahterakan rakyat mereka, walaupun China mempunyai nama tersendiri untuk liberalisasi ekonominya, yaitu liberal sosialis, dan Rusia telah membuka pasarnya dengan dunia luar, khususnya dengan barat (AS).
Namun belakangan ini, liberalisme dan kapitalisme sedang mendapati masalah besar, seiring terjadinya krisis finansial di AS akhir 2007, yang dinamakan Subprime Mortgage atau kredit macet, yang dialami oleh perumahan kelas dua di AS telah membuat ekonomi AS goncang, bahkan dunia pun ikut terkena dampaknya.
Hal ini disebabkan ketidakmampuan para pemilik rumah untuk membayar tagihan kredit rumah mereka yang melambung tinggi. Hal ini juga menyebabkan tumbangnya beberapa perusahaan besar di AS.
Pemerintah AS nyatanya keliru akan ekonomi pasar bebas yang mereka anut, terutama saat pemerintahan Bush (junior) yang membebaskan pasar mengatur dirinya sendiri tanpa ada kontrol pemerintah. Walaupun menganut pasar bebas, tapi pemerintah AS harus tetap mengontrolnya.
Pada pemerintahan Obama, mereka sadar perlunya peran pemerintah untuk mengontrol pasar, agar tetap pada koridor hukum dan aturan dalam ekonomi pasar bebas. Ekonomi AS saat itu bisa dibilang hampir menuju Great Depression, seperti pada tahun 30-an yang terjadi di AS, yaitu krisis besar yang menyebabkan AS kolaps.
Segala upaya dilakukan Obama untuk meredam dan memulihkan perekonomian yang telah berdampak luas bagi ekonomi dunia. Bail out, stimulus fiskal, dan upaya pemerintah yang mendorong rakyatnya untuk mencintai dan membeli pruduk dalam negeri. Hal ini sangat kontras dengan sistem ekonomi liberal atau kapitalis yang mereka anut.
Hal itu juga juga ditanggapi dengan kritik tajam dari para mitra dagang AS. Karena, dengan mengimbau rakyat AS untuk mencintai produk dalam negeri dan juga membelinya, sama saja akan mematikan aktivitas ekspor-impor AS dengan negara lain, dan dapat mengakibatkan AS masuk pada sistem ekonomi sosialis yang menjadi musuhnya dalam Perang Dingin dulu.
Banyak pakar dan masyarakat internasional berpendapat, krisis kali ini merupakan kegagalan ekonomi kapitalis dan ekonomi pasar bebas yang diterapkan AS, sehingga mereka beranggapan bahwa ini adalah akhir dari rezim kapitalisme.
Terkoreksinya pasar bebas di AS menandakan ada yang tidak "beres" dengan sistem itu. Sebelumnya, bahkan jauh dari krisis ini, Goerge Soros, seorang ekonom telah memprediksi akan terjadi krisis, dan ia pun mengkritik sistem kapitalisme saat ini yang menurutnya sudah keluar koridor.
Tesis Fukuyama (The End of History and the Last Man) saat ini mendapati sebuah validitas, dan itu terjadi karena akibat krisis ekonomi global yang bermuara di AS menyebabkan terkoreksinya sistem ekonomi pasar bebas, dan beberapa masyarakat serta para ekonom berprediksi ini merupakan akhir dari kapitalisme.