Kisah Penyerbuan Hernan Cortes dan Musnahnya Bangsa Aztec Akibat Wabah (Bagian 2)

Kisah Penyerbuan Hernan Cortes dan Musnahnya Bangsa Aztec Akibat Wabah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Penyerbuan Hernan Cortes dan Musnahnya Bangsa Aztec Akibat Wabah - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Penduduk asli Amerika yang terjangkit mulanya mengalami demam tinggi, sakit kepala, hingga sakit perut dan muntah. Beberapa hari kemudian muncul ruam-ruam di hampir sekujur tubuh si sakit. Dalam beberapa hari ruam-ruam itu berubah jadi abses yang dipenuhi cairan dan nanah. Mereka yang tak mampu bertahan biasanya tewas setelah sebulan sakit. Beberapa yang berhasil sintas mengalami kebutaan.

“Tulah itu berlangsung selama 70 hari, menyerang seantero kota dan menewaskan banyak orang. Luka meletus di wajah, payudara, hingga perut kami. Kulit kami tertutup luka yang menyakitkan dari kepala hingga kaki,” tulis sebuah kronik Aztec sebagaimana dikutip profesor kedokteran dari Universitas Indiana, Richard Gunderman, dalam artikelnya yang tayang di laman The Conversation.

Populasi orang Aztec di ibu kota Tenochtitlan sebelum berlangsungnya penaklukan Hernan Cortes diperkirakan sebanyak 200.000 jiwa. Serbuan kuman cacar yang tak terbendung itu mengurangi populasi kota itu hingga 40 persen sebelum tahun 1520 berakhir.

Gunderman menjelaskan bahwa korban terbanyak dari wabah itu adalah bayi dan anak kecil. Orang-orang dewasa yang sakit tidak bisa lagi merawat ladang pertanian yang kemudian menyebabkan kelaparan meluas. Kematian masif di kota itu membuat mereka yang sintas luntur semangat tempurnya.

“Epidemi yang dihasilkan akhirnya membunuh nyaris separo populasi Aztec, termasuk Kaisar Cuitlahuac. Orang-orang Aztec yang masih hidup ciut nyalinya karena penyakit misterius yang merenggut nyawa orang-orang Indian namun tak menyentuh orang-orang Spanyol, seolah-olah memandakan betapa orang-orang Spanyol tak bisa dikalahkan,” tulis Diamond.

Demoralisasi pasukan Aztec dan wabah yang kian menyebar ke seantero Meksiko tentu saja menguntungkan Cortes. Pada Agustus 1521, ia kembali menggalang kekuatan militernya dan melancarkan serbuan pamungkas ke Tenochtitlan. Setelah Kekaisaran Aztec dikalahkan, Cortes lantas mengklaim wilayahnya sebagai bagian dari Kerajaan Spanyol.

Tentu saja, wabah cacar tak berhenti di Tenochtitlan. Selepas teguhnya kolonisasi Spanyol, epidemi cacar yang mematikan beberapa kali pecah di beberapa wilayah Meksiko. Pada pertengahan abad ke-16 itu, populasi pribumi Amerika di Meksiko yang semula diperkirakan mencapai 30 juta jiwa, merosot tajam hingga hanya bersisa sekira 1,6-3 juta jiwa saja.

Gunderman juga menyebut bahwa Aztec bukan satu-satunya peradaban asli yang tumpas gara-gara kuman bawaan orang Eropa. Selain populasi Indian Amerika Utara, peradaban Maya dan Inca juga hampir musnah oleh cacar dan penyakit Eropa lain seperti campak dan gondong.

Laman Past Medical History menyebut, “Meskipun angka pastinya tidak akan pernah diketahui secara pasti, cacar diperkiraran telah menewaskan antara 40 hingga 50 juta penduduk asli Dunia Baru. Beberapa perkiraan bahkan lebih tinggi dan menyatakan bahwa sebanyak 90 persen populasi meninggal.”

Related

History 4753000362830766211

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item