Mengenang Ramadhan Kemarin yang Sunyi, karena Terancam Wabah Corona

Mengenang Ramadhan Kemarin yang Sunyi, karena Terancam Wabah Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Bulan Ramadhan tahun ini berbeda. Masjid tutup, pasar berhenti beroperasi, dan buka puasa bersama ditiadakan.

Ya, pandemi virus corona membuat Ramadhan kali ini terasa sunyi. Sebanyak 1,8 miliar umat Islam di seluruh dunia terpaksa menjalani ibadah di balik pintu rumah masing-masing.

Di Aljazair, Yamine Hermanche, 67, biasanya menerima keluarga dan tetangga di rumahnya untuk buka puasa bersama selama Ramadhan. Akan tetapi, tahun ini semuanya berbeda. 

“Kami tidak mengunjungi mereka, dan mereka tidak datang. Virus corona membuat semua orang takut, bahkan untuk sekadar bertamu,” ucap Yamine, dikutip Reuters.

Hingga kini, Aljazair mencatatkan lebih dari 2.000 kasus positif corona dengan 375 kematian. Situasi itu membuat pemerintah memutuskan untuk menutup masjid. 

“Saya tidak bisa membayangkan Ramadhan tanpa salat tarawih (di masjid),” kata suami Yamine, Mohamed Djemoudi.

Apa yang dirasakan Yamine dan Djemoudi setidaknya mewakili perasaan Muslim lainnya. Ibadah dan tradisi Ramadhan yang telah dijalankan selama ini harus lenyap tahun ini. Tentu saja semuanya terasa janggal.

Penyebaran virus corona yang begitu masif membuat jalan-jalan sepi. Kairo, Ibu Kota Mesir, dibuat bak kota hantu oleh kehadiran virus asal Wuhan ini. Padahal, kota dengan penduduk 23 juta orang ini dikenal tak pernah tidur. 

“Orang tidak lagi mau mengunjungi toko, mereka takut tertular virus. Ini tahun terburuk. Dibandingkan tahun lalu, kami bahkan belum menjual dagangan kami seperempatnya,” ucap Samir El-Khatib yang berdagang di masjid bersejarah al-Sayeda Zainab. 

Selama Ramadhan, jalanan di Kairo biasanya dipenuhi meja-meja yang menyuguhkan kurma dan aprikot untuk berbuka. Sementara, pedagang menggantung lentera di tembok sekeliling kota yang dikenal sebagai ‘fawanees’ untuk dijual.

Pemerintah Mesir telah melarang ibadah dan kegiatan lainnya yang mendatangkan kerumunan.

“Suasana hati Ramadhan tahun ini sangat berbeda. Saya biasa belanja di pasar, dan sejak awal Ramadhan orang biasanya memutar musik sambil berkumpul. Hampir seperti hidup di jalanan,” kata pegawai di bursa efek, Nasser Salah Abdelkader. 

Situasi pun jadi lebih sulit bagi mereka yang biasanya mengandalkan buka puasa bersama di masjid. Mohamed Aslam bingung di mana lagi dia mencari makanan saat berbuka puasa seiring dengan ditutupnya masjid di Abu Dhabi. 

Aslam merupakan seorang insinyur dari India yang tinggal di asrama, bersama 14 pekerja lainnya. Mereka harus kehilangan pekerjaan akibat virus corona. Sialnya, salah satu penghuni di asrama mereka dinyatakan positif corona sehingga harus dikarantina. 

“Kami hanya bisa mengandalkan buka puasa bersama di masjid. Tapi, saat ini masjid sudah ditutup,” katanya lirih. 

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 3269683189634484850

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item