Perayaan Idul Fitri: Ramai di Indonesia, tapi di Arab Malah Sepi (Bagian 1)

Perayaan Idul Fitri: Ramai di Indonesia, tapi di Arab Malah Sepi naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Arab bukan Indonesia, dan Indonesia bukan Arab. Sekelompok mahasiswa Indonesia di jazirah Arab sempat mengusulkan takbir keliling. Jawabannya: tidak. Alasannya: bukan adat setempat dan akan bikin gaduh.

Jalanan di kota Tarim, Hadramaut, Yaman, malam itu lengang dan hening. Tak ada takbir keliling atau bocah-bocah berlarian bermain petasan. Padahal, esok sudah tanggal 1 Syawal. Waktunya umat Islam merayakan Idul Fitri, hari raya besar agama mereka.

“Kalau Idul Fitri (di sini) enggak terlalu meriah,” kata Muhammad Ihsan, seorang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Al Ahghaff, Yaman—negara di selatan Arab Saudi.

Masyarakat Arab menyambut Idul Fitri lebih tenang, karena sehari sesudahnya mereka langsung kembali beribadah. 

“Masuk ke Syawal hari kedua, orang-orang di sini langsung puasa Syawal enam hari. Jadi kondisinya hampir sama dengan Ramadhan,” cerita Ihsan.

Puasa enam hari Syawal memang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari hadis sahih Muslim, “Barang siapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”

Itu sebabnya, di jazirah Arab, Lebaran tak ubahnya semacam penanda jeda antara akhir Ramadhan dan awal Syawal, tak seistimewa di Indonesia.

Pernah suatu waktu kumpulan mahasiswa Indonesia di Yaman meminta izin kepada ustaz setempat untuk menggelar takbir keliling. Namun ide tersebut ditolak karena dua alasan. Pertama, bukan adat masyarakat Arab; kedua, akan bikin gaduh.

Biasanya, di hari Idul Fitri, warga setempat hanya menggemakan takbir di masjid-masjid mulai dini hari. Memasuki waktu subuh, sebagian warga berziarah ke makam leluhur, sementara lainnya sibuk memberikan zakat kepada mereka yang tidak mampu. Pagi hari, barulah salat Idul Fitri digelar.

Ihsan biasa salat Idul Fitri di Jabanah, tanah lapang di samping pemakaman umum Fruet. Tempat itu hanya diisi oleh jemaah laki-laki. Sebab, lagi-lagi beda dengan di Indonesia, di Arab perempuan melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing. 

Salat Idul Fitri biasanya tak berlangsung lama. Setelahnya, Ihsan langsung kembali ke asrama untuk berkumpul bersama mahasiswa rantau dari Indonesia. Mereka mengobati rindu tanah air dengan menyiapkan hidangan khas, seperti opor dan soto. Hidangan disantap sambil bermaaf-maafan. Sesudah itu, semua kembali ke kegiatan masing-masing. 

Begitu saja? Tak ada acara silaturahmi ke teman atau open house di beberapa tempat seperti di Indonesia?

Nyatanya, memang tidak. Beda dengan di Indonesia yang sedari pagi, siang, hingga malam, jamaknya ramai oleh orang-orang yang hendak bersilaturahmi. Paling-paling masyarakat Yaman hanya berkunjung ke rumah tetangga terdekat sebentar. Dan tak sampai tengah hari, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Jadi pagi sampai siang jalanan sepi kayak kota mati. Warga istirahat. Satu kota itu tidur sampai jam 13.00 siang. Barulah siang sampai sore, mereka isi dengan kegiatan-kegiatan baca Al-Quran dan majelis taklim. Besoknya puasa lagi,” tutur Ihsan. 

Tahun 2020 ini adalah tahun keenam Ihsan di Yaman—yang tentu terasa jauh berbeda dengan di kampung halaman sendiri. Di tempat asal Ihsan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, ada tradisi Hari Raya Ketupat di tanggal 6 Syawal. Setelahnya pun masih banyak acara silaturahmi seperti halalbihalal keluarga besar dan rekan sejawat. 

“Idul Fitri itu kan identik dengan perayaan hari kemenangan, tanpa harus melebihkan. Tapi kalau ana lihat (di sini) ya cuma lewat saja. (Semacam) jeda,” kata Ihsan yang mengambil studi syariah dan hukum di Yaman.

Akan tetapi, pemandangan berbeda terjadi saat Idul Adha. Perayaan hari kurban itu di Arab lebih semarak dan panjang ketimbang di Indonesia. Sementara libur Idul Adha di Indonesia hanya sehari, pelajar di Arab bisa libur sampai dua bulan!

Baca lanjutannya: Perayaan Idul Fitri: Ramai di Indonesia, tapi di Arab Malah Sepi (Bagian 2)

Related

News 5439139957771654981

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item