Sejarah dan Asal Usul Ringtone Ponsel yang Kini Dikenal Dunia

Sejarah dan Asal Usul Ringtone Ponsel yang Kini Dikenal Dunia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Ringtone belum benar-benar populer hingga era ponsel tiba, tapi titik inspirasi ringtone sudah dimulai sejak dekade 1970-an.

Pada 1968, Federal Communications Commission (FCC) mengatur bahwa peralatan yang tidak dibuat oleh Bell boleh disambungkan ke sistem telepon. Keputusan ini dijatuhkan karena sebuah alat yang disebut Carterfone, yang membuat saluran telepon bisa disambungkan ke sistem radio pribadi dua arah.

Keputusan ini, yang dilawan AT&T habis-habisan, ternyata berdampak signifikan, karena membuat perusahaan pihak ketiga bisa menawarkan jasa komunikasi jarak jauh, sesuatu yang pertama kali ditawarkan oleh MCI pada 1970.

Efek lain dari keputusan ini adalah dibolehkannya pembuatan alat yang menghasilkan ringtone lucu-lucuan. Tele-Tune, diproduksi oleh Interconnect Telephone of Canada di tahun 1981, memfokuskan ringtone untuk penelepon, bukan penerima; mereka menggunakan chip guna menampung delapan lagu sebagai ringtone.

Di saat gawai-gawai ini mulai dijual untuk umum, seorang musisi Inggris bernama Thomas Morgan Robertson tengah mengerjakan album debutnya, The Golden Age of Wireless, merujuk ke radio, bukan ponsel. Dia dikenal sebagai Thomas Dolby. Nama album ini menjadi ikonik akibat paruh kedua karirnya yang menarik.

Dolby, seorang musisi synthpop yang lagu hitnya “She Blinded Me With Science”, menunjukkan sedikit talentanya, memainkan peran penting dalam evolusi ringtone—dia menambahkan kedalaman ke bunyi standar yang ponsel biasa hasilkan.

Saat diwawancarai The A.V. Club pada 2005, Dolby mengaku mulai masuk ke dunia ringtone karena software yang diciptakan oleh perusahaannya, Beatnik. Teknologi tersebut tadinya dimaksudkan sebagai plugin situs macam Flash atau Java, tapi ternyata justru bisa diterapkan untuk ponsel sederhana.

“Ketika kehancuran dot-com terjadi, yang tersisa bagi Beatnik adalah kontrak dengan Nokia, yang sedang mencari ringtone polifonik untuk dimasukkan ke produk mereka,” kata Dolby saat diwawancarai sebuah media.

“Kebetulan, kebutuhan teknologi software-audio situs tidak berbeda jauh dengan kebutuhan Nokia, karena kami telah menciptakan mesin audio berbasis software yang bisa diunduh sangat cepat dan menggunakan file ala-ala MIDI, tapi memiliki fidelitas yang lebih bagus karena bisa menggunakan sampel dari lagu rekaman sesungguhnya.”

Strategi Beatnik efektif—mereka menciptakan software yang menjadi solusi bagi masalah banyak pencipta ponsel lainnya, yang berkutat dengan chip perangkat keras yang mahal. Nokia, yang tadinya menggunakan bunyi monofonik, berusaha menambah kedalaman bunyi ringtone mereka.

Saking efektifnya solusi Dolby, setiap perusahaan ponsel besar dari era pra-smartphone melisensi software tersebut, menyusul kesuksesan Nokia.

“Semua orang melisensi mesin Beatnik,” kata Dolby. “Itu menjadi ringtone dominan di dunia.”

Pelisensian ini membuka kesempatan bagi industri rekaman untuk mencari keuntungan dari musik digital—yang ketentuannya belum terlalu jelas di 2001—terutama di luar AS. Merujuk buku The Mobile Revolution: The Making of Mobile Services Worldwide, karya Dan Steinbock, pasar Jepang dan Eropa menyukai model ringtone, sementara industri Inggris justru berusaha melindungi pasarnya sendiri yang baru mulai bertumbuh.

“Industri musik tidak mau mengalami situasi seperti apa yang terjadi dengan Napster, dan mulai mengambil tindakan keras terhadap situs-situs macam itu,” kata Ben Coppin dari Lembaga Anti-Pembajakan, Envisional, pada 2001.

Kemelut soal ringtone agak berbeda dari perdebatan download lagu mp3 yang dilakukan Napster. Menurut konferensi pers pada 2004, dalam rangka peluncuran chart Hot Ringtones Billboard, nada dering kala itu merupakan industri bernilai US$300 juta setahun.

Chart mereka memang akhirnya kehilangan taji, dan diakhiri pada 2014, tapi untuk sementara, ringtone menjadi cara yang lumayan untuk mendapatkan uang bagi industri rekaman.

Ini adalah pasar yang tidak akan mungkin terbentuk apabila Thomas Dolby tidak menjual teknologi ringtone polifoniknya ke Nokia.

Related

Smartphone 1681189329607192149

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item