Sementara Bisnis Sedang Lesu, Pedagang Online Justru Panen di Masa Pandemi Corona

Sementara Bisnis Sedang Lesu, Pedagang Online Justru Panen di Masa Pandemi Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sejak dua minggu lalu, rumah Rizky (35 tahun) di bilangan Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan, ramai didatangi pengemudi ojek online. Jumlahnya mencapai 50-70 orang per hari, dari pagi hingga sore. Mereka datang menjemput beras organik o-rice, dagangan Rizky untuk diantar ke pembeli di sekitaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi (Jabodetabek).

Rizky mengaku, pesanan tak pernah seramai saat ini meski berjualan lewat internet sejak 2015. Sebelum pandemic Covid-19 dipastikan masuk Indonesia, jumlah pembeli berkisar 15-20 dari semua jalur penjualan online seperti media sosial, website, hingga lapak di beberapa situs e-dagang.

Menurut Rizky, lonjakan itu terjadi sejak pemerintah menganjurkan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah pada awal minggu ketiga Maret 2020.

“Saat ini, jumlah pembelian mencapai 60-70 pesanan dalam sehari. Bahkan Pak RW sampai menelepon saya agar mengatur para driver yang akan mengambil barang dan diminta jaga jarak dalam proses antrenya,” kata Rizky.

Menurut Rizky, peminat dagangannya makin banyak, lantaran kesadaran masyarakat tentang hidup sehat makin tinggi. Misal, makan sehat baik untuk imunitas tubuh. Penyebab lain karena panik, takut kehabisan barang.

Selain itu juga karena ukuran kemasan beras dagangannya memudahkan pengiriman. Beras organik dagangannya mencakup beras merah, beras cokelat, beras hitam, dan jenis pandan wangi. Ukuran kemasannya dari 1 kg, 2 kg, dan 5 kg.

Lonjakan permintaan di lapak online juga dialami Erlina Nofianti (22 tahun), Bendahara Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Maju Jaya, Glagah Kulon, Dawe, Kudus, Jawa Tengah. Nofi menjajakan Madu Muria, madu alam olahan peternakan lebah warga di desanya.

“Mungkin karena madu bagus untuk imunitas tubuh, saat Korona ini pesanan di semua jalur online kami mencapai 15 kali pesanan dalam sehari. Sebelumnya hanya sampai 3 pesanan sehari,” kata Nofi.

Cerita Nofi, pembeli madu tak hanya dari kawasan Kudus, juga dari wilayah Jawa Tengah lainnya dan Jakarta. Namun, panen pesanan tak lepas dari kendala. Stok madu kian menipis, mencari bahan kemasan madu di pasaran pun sulit. Tak hanya itu, pengiriman ke luar kota, seperti Jakarta kian makan waktu, mulanya sehari sampai dua hari, kini menjadi tiga hari dari Kudus ke Jakarta.

“Namun, kemungkinan terlambatnya pengiriman barang ke luar kota ini, pihak e-commerce sudah memberitahukan sejak awal ke pembeli. Hal ini juga membantu kami dari sisi pedagang,” ujar Nofi.

Di masa Korona ini, jalur perdagangan online diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan penjualan kebutuhan masyarakat lewat jalur online tidak terkena dampak, dan didorong bisa membantu kondisi ekonomi saat ini.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 4232341281237169615

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item