Takut Ekonomi AS Makin Hancur, Trump Ingin Segera Buka Lockdown

Takut Ekonomi AS Makin Hancur, Trump Ingin Segera Buka Lockdown, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mendesak pemerintah negara bagian untuk segera melonggarkan aturan pembatasan yang sudah diterapkan negara itu beberapa bulan terakhir, untuk membendung penyebaran wabah virus corona (COVID-19).

Hal itu dikarenakan pembatasan telah memberi dampak buruk pada ekonomi, di mana salah satunya membuat angka pengangguran meningkat tajam. Trump juga memperingatkan bahwa perpanjangan pembatasan bisa berarti kehancuran bagi AS.

"Kita telah melakukan hal yang benar, tetapi kita sekarang ingin meninggalkannya [penutupan] .... Anda akan menghancurkan negara jika Anda tidak melakukannya," katanya kepada para pemimpin Afrika-Amerika di Michigan, sebagaimana dilaporkan AFP.

Trump juga mengatakan ingin membuka tempat-tempat ibadah dengan segera.

"Orang-orang ingin berada di gereja mereka," kata Trump. "Gereja-gereja itu sangat penting untuk [kesehatan] jiwa negara kita."

AS saat ini masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia, yaitu memiliki 1.620.902 kasus dengan 96.354 kematian dan 382.169 yang sembuh, menurut Worldometers. Sementara secara global, virus asal Wuhan, China ini telah menginfeksi 5.194.210 orang. Di mana 334.621 orang telah meninggal dan 2.081.504 sembuh.

Menurut CNBC International, akibat COVID-19 angka klaim asuransi pengangguran di AS mencapai 2,44 juta minggu lalu. Sementara jika dihitung untuk kurun waktu sembilan minggu atau sejak AS menerapkan pembatasan, maka angka klaim asuransi pengangguran telah menyentuh sekitar 38,6 juta pekerja.

Rekor tertinggi klaim pengangguran di AS dalam seminggu tercatat pada akhir Maret, di mana angkanya mencapai 6,9 juta.

Sebelumnya pada akhir April, AS telah melaporkan perlambatan paling parah sejak masa Resesi Hebat (Great Recession) dalam produk domestik brutonya (PDB). Di mana pada kuartal pertama tahun ini PDB AS turun 4,8% karena sebagian besar komponen utama yang mendorong aktivitas ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal tersebut.

"Penurunan PDB kuartal pertama, sebagian disebabkan oleh tanggapan terhadap penyebaran COVID-19, ketika pemerintah mengeluarkan aturan tinggal di rumah pada bulan Maret.

“Hal ini menyebabkan perubahan cepat dalam permintaan, karena bisnis dan sekolah kini dilakukan dari jarak jauh atau ditutup, dan konsumen membatalkan, membatasi, atau mengalihkan pengeluaran mereka," kata Biro Analisis Ekonomi (BEA), lapor Al-Jazeera bulan lalu.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 5311791126040281662

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item