Tips agar Masakan Santan Khas Lebaran Tidak Membahayakan Kesehatan

Tips agar Masakan Santan Khas Lebaran Tidak Membahayakan Kesehatan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Makanan saat Lebaran biasanya ketupat, semur daging, rendang, sayur godog dan lainnya. Tentu saja enak. Tapi hati-hati, terlalu banyak konsumsi makanan bersantan tidak baik untuk kesehatan.

Ini bukan 'temuan' baru. Terlalu banyak makanan bersantan bisa berakibat buruk untuk kesehatan.

"Bayangkan saja, ketika Lebaran, Anda pasti tidak cuma sekali makan ketupat sayur ditambah rendang, sambal kentang, dan lainnya. Minimal sehari tiga kali makan makanan yang sama, pagi, siang, sore," ucap Ika Setyani, Ahli gizi dari Mayapada Hospital Kuningan.

"Dulu kalau Lebaran sambil berkunjung ke rumah sanak saudara, pasti makannya lebih banyak lagi, di setiap rumah, makan makanan yang sama."

Ika menambahkan, sebenarnya santan tak mengandung kolesterol, tetapi mengandung asam lemak dan trigliserida yang dapat dibakar oleh tubuh.

Hanya saja, yang jadi masalah, adalah ketika santan diolah dalam waktu lama dan dihangatkan berkali-kali. Proses tersebut akan membuat lemak yang terkandung dalam santan berubah menjadi lemak jenuh.

"Kebanyakan orang Indonesia dan makanan Indonesia lebih enak setelah dihangatkan berkali-kali, ini yang bahaya."

Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh. Banyaknya LDL dalam darah dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung dan otak. Sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan stroke.

Yang jadi combo adalah ketika santan ini diolah dengan tambahan makanan yang berkolesterol. Kolesterol terkandung dalam bahan makanan yang berasal dari hewan misalnya daging sapi, jeroan. Gabungan antara santan dan jenis bahan makanan hewani dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh dalam makanan.

"Bukan berarti tidak boleh makan makanan Lebaran yang bersantan, tapi harus pintar mengatur jumlah porsi makan," ucapnya.

"Yang bisa dilakukan adalah menyadari diri sendiri, kenali batas kemampuan diri soal makanan. Namun secara umum, Kemenkes menyarankan tingkat konsumsi normal untuk gula adalah 54gr (4sdm), garam 2000mg natrium (1 sdt), dan lemak/minyak 72 gr (5sdm) untuk seluruh asupan makan per hari."

"Terkadang orang beranggapan, setahun sekali ini makannya. Tapi coba pikir lagi, apa iya makan rendang setahun sekali? Makan ketupat sayur setahun sekali? Efeknya memang tidak langsung terasa, dan memang sulit untuk mengukurnya, tapi kembali lagi kontrol diri dan kenali diri sendiri dan kesehatan."

Dia menambahkan, pengendalian diri saat makan makanan bersantan, tak hanya saat Lebaran juga dibutuhkan semua orang, khususnya orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu seperti diabetes, kolesterol tinggi, jantung dan hipertensi.

Lalu bagaimana menyiasati agar makanan Lebaran jadi lebih sehat dan aman untuk tubuh serta lingkar pinggang?

Ada beberapa trik untuk memasak makanan bersantan agar lebih aman untuk tubuh:

Masukkan santan terakhir

Sebaiknya, saat memasak makanan yang menggunakan santan, masukkan santan terakhir, sesaat masakan akan matang. Memasak santan sebenarnya tidak perlu terlalu lama. Karena, jika santan dimasak terlalu lama, santan akan mengeluarkan minyak, dan lapisan minyak inilah yang berbahaya karena mengandung lemak jenuh.

Jangan masak berlebihan

Ada alasan mengapa sebaiknya tidak memasak dalam jumlah berlebihan, rasanya alasan ini pun juga dapat diterapkan dalam membuat hidangan lebaran. Dengan alasan di atas, maka disarankan sebaiknya membuat masakan bersantan untuk 1 kali santap saja, sehingga memungkinkan untuk mengurangi risiko pemanasan kembali.

Jika memang harus dipanaskan

Jika memang harus dipanaskan, sebisa mungkin panaskan seminimal mungkin dan jangan sampai terbentuk lapisan minyak di atasnya.

Makanan pendamping

Supaya tidak menjadi bumerang untuk kesehatan kita, sebaiknya dibarengi konsumsi makanan berlemak tinggi dengan serat 2 kali lipat lebih banyak (sebaiknya lebih banyak serat dari sayur-sayuran), aktivitas fisik, dan konsumsi air putih yang cukup.

Gunakan bahan pengganti dan sehat

Saat ini sudah banyak bahan makanan pengganti yang lebih sehat. Misalnya pengganti santan yang diperkaya dengan serat. Dalam beberapa jenis masakan, Anda juga bisa menggantinya dengan susu.

Related

Health 4696822321161949918

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item