Bagaimana Gojek dan Grab Tumbuh Pesat, Lalu Goyah Dihantam Corona (Bagian 2)

Bagaimana Gojek dan Grab Tumbuh Pesat, Lalu Goyah Dihantam Corona naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Bagaimana Gojek dan Grab Tumbuh Pesat, Lalu Goyah Dihantam Corona - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

GoRide dan GrabBike, karena pemberlakuan PSBB, jelas tak bisa diandalkan mendulang keuntungan bagi Gojek/Grab, karena masyarakat terpaksa tinggal di rumah. Sayangnya, ini juga terjadi untuk layanan pesan makanan. GoFood contohnya.

Catherina Hindra Sutjahyo, Chief Food Officer Gojek, menyatakan bahwa meski awalnya GoFood lebih banyak dipesan di waktu jam makan malam, tetapi kini pemesanan GoFood “ramai di saat waktu makan siang”. Artinya, GoFood lebih laris dipesan para pekerja dari tempatnya bekerja. Ketika dipaksa WFH, GoFood terkikis.

Singkat kata, segala lini bisnis Gojek dan Grab terkikis karena Corona. Ketika PSBB mulai dilonggarkan, masyarakat belum benar-benar pulih beraktivitas seperti sebelum Corona.

Data yang dipublikasikan Tomtom dalam 7 hari terakhir menyebut, meskipun, misalnya, di Jakarta PSBB telah dilonggarkan dengan mengizinkan kantor-kantor kembali buka, kepadatan lalu-lintas masih kalah macet dibandingkan sebelum Corona.

Pada 18 Juni kemarin, kepadatan lalu-lintas pukul 18.00 hanya berada di titik 42 persen (dari skala 100 persen, yang artinya paling macet). Sementara itu, di saat yang sama setahun sebelumnya, kepadatan ada di titik 85 persen. “Musim dingin” tampaknya masih panjang.

Masalahnya, perusahaan pun tidak dapat berhemat. Salah satu alasannya, sebagaimana dilaporkan Jibiki, Gojek dan Grab adalah perusahaan-perusahaan “pencipta lapangan kerja.” Laporan Katadata pada 2016, yang mengutip Badan Pusat Statistik, menyebut bahwa ojek online, yang diinisiasi oleh Gojek dan Grab, sukses menurunkan angka pengangguran di Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyatakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun dari 7,56 juta pada Agustus 2015 menjadi 7,03 juta pada Agustus lalu. Artinya, jumlah pengangguran telah berkurang 530 ribu orang dalam setahun terakhir.

Ojek online mendongkrak jumlah pekerja di sektor jasa yang meningkat dari 1,52 juta menjadi 19,5 juta orang. Secara spesifik, pekerja di sektor transportasi meningkat 500 ribu menjadi 5,6 juta orang.

Gojek dan Grab pun harus menanggung beban untuk menghidupi mitra-mitranya di masa pandemi. Grab merogoh kocek sebesar $40 juta sebagai bantuan finansial mitranya. Sementara Gojek mengucurkan Rp100 miliar sebagai bantuan para mitra. Pada 7 April lalu, Gojek memberikan kupon Rp5.000 bagi para mitranya yang dapat dimanfaatkan di restoran tertentu.

Beban finansial itu mengancam Gojek dan Grab di masa pandemi.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

Corona 3441085316801585120

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item