Biografi Voltaire, Karya-karya, dan Pengaruhnya Dalam Budaya Prancis

Biografi Voltaire, Karya-karya, dan Pengaruhnya Dalam Budaya Prancis, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Voltaire, yang mempunyai nama asli Francis Marie Arouet, lahir pada tahun 1694. Ia lahir di Prancis dari keluarga menengah. Di masa mudanya, Voltaire belajar di perguruan Jesuit Louis le-grand di paris.

Selepas itu, ia belajar ilmu hukum, tetapi kemudian ditinggalkannya. Saat masih remaja, dan sekolah di Paris, ia dikenal sebagai anak yang cerdas, pandai, humoris, dan sering tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat satire.

Masa-masa yang dihabiskan Voltaire bersama istrinya, Madame du Chatelet, merupakan masa produksi intelektualnya yang sangat besar. Di tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan karya-karya di bidang filsafat, eksperimen-eksperimen di bidang fisika, dan usaha mempopulerkan metafisika Newton, serta menjadi pionir dalam  melakukan kritik terhadap Injil.

Yang terpenting begi sejarawan, Voltaire memulai penulisan sejarah modern dalam Historiografi Prancis. Karyanya yang terkenal dalam bidang sejarah adalah The Age of Luois XIV, yang ditulis pada awal tahun 1732. Kemudian ia merevisinya selama satu dekade di Cirey, dan dipubilikasikan pertama kali pada tahun 1751.

Karya tersebut baru dinyatakan benar-benar selesai pada tahun 1768. Sungguh berharga karya ini, sekarang orang dapat memahami kebudayaan Prancis pada abad 17 dengan membaca adikarya yang menggunakan ratusan memoar dan arsip sebagai sumber.

Tujuan Voltaire menulis buku itu adalah untuk melukiskan semangat zaman (zeitgeist), dan ia berhasil. Rekaman tentang peperangan dan intrik-intrik diplomatik masa itu, meskipun tak dapat diabaikan sama sekali, hanyalah pengantar ke arah mesin administrasi yang amat kompleks dari Prancis di masa Louis XIV.

Kesenian dan kesusastraan dari periode itu merupakan periode puncak dari kebudayaan Prancis. Penulisan sejarah kebudayaan ini sesungguhnya merupakan titik awal historiografi modern.

Karya-karya Voltaire

Perjalanan Voltaire ke Inggris pada tahun 1726 sering dianggap sebagai langkah awal keluarnya Voltaire dari dunia penyair. Akan tetapi, kita dapat mendeteksi filsafatnya dalam puisi-puisi awalnya, dalam karya yang panjang, dengan judul Henriade (1728).

Kita juga dapat membaca kebenciannya terhadap penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh para rohaniawan pada abad ke-16, serta toleransinya yang besar dalam karyanya yang berbentuk surat, berjudul Epitre a Uranie (1722).

Sikap deisme, anti Kristennya, mendahului pujiannya terhadap budaya kosmopolitan, seperti tercermin dalam surat-suratnya dari Belanda pada tahun 1722. Filsafat menjadi inti puisi-puisi filosofisnya.

Saat masih remaja pun, Voltaire sudah disibukkan oleh minatnya menulis sajak. Ketika itu, ia pernah ditahan di penjara Bastille karena suka mengeluarkan kata-kata satire dari mulutnya. Selama hampir setahun di penjara, ia menulis sajak-sajak kepahlawanan Henriade, dan melalui karya tulisnya itu ia mendapat penghormatan yang tinggi.

Pada tahun 1718, tak lama sesudah Voltaire menghirup udara bebas, drama Oedipe karyanya dibuat di Paris, dan sukses besar. Pada umur 24 tahun, Voltaire sudah menjadi orang termasyhur. Dalam sisa 60 tahun hidupnya, ia betul-betul menjadi pendiri kesusastraan Prancis. Tetapi pada tahun 1726, ia menemui kesulitan, terutama karena karakternya yang cenderung tertutup.

Karya pertamanya, Lettres Philosophiques atau Letters on the English, menyuguhkan gambaran umum yang menyenangkan tentang sistem politik Inggris, berikut pemikiran John Locke dan pemikir Inggris lainnya.

Karya tulisnya melebihi 30.000 halaman, termasuk sajak kepahlawanan, lirik, surat pribadi, pamflet, novel, cerpen, drama, sejarah, dan falsafah.

Voltaire menaruh minat besar terhadap ilmu, dan pendukung gigih sikap pandangan empiris John Locke dan Francis Bacon. Dia juga seorang ahli sejarah yang serius dan berkemampuan. Salah satu karyanya yang terpenting ialah buku yang menyangkut sejarah dunia, Essay on the Manners and Spirit of Nations.

Semua bukunya tersebar dan terbaca luas selama abad ke-18, karena itu Voltaire memegang peranan penting mengubah iklim pendapat umum, yang ujung-ujungnya berpuncak pada meletusnya Revolusi Perancis.

Voltaire amat memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang Inggris. Sebaliknya, ia membenci hirarki gereja yang kaku, dan penindasan-penindasan terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya sendiri.

Ia juga memuji perdagangan bebas dan sistem egalitarian dalam perpajakan di Inggris; sebaliknya ia megecam privilese (hak-hak istimewa) di Prancis. Secara terang-terangan ia mengkritik ketidakadilan yang akan membawa ke arah terjadinya revolusi Prancis, dimana salah satu korbannya adalah raja Louis XVI yang mengalami eksekusi.

Bahkan dalam hal tertentu, ia lebih menyukai para filsuf Inggris yang empiris, dan ia juga mengabaikan prasangka kebangsaan.

Related

History 7866712097322487201

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item