Cara Menjadi Bahagia adalah dengan Membuat Orang Lain Bahagia

Cara Menjadi Bahagia adalah dengan Membuat Orang Lain Bahagia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Di akhir abad 19, ada seorang anak orang kaya dan anak seorang miskin yang hidup di daerah yang sama. Sang anak orang kaya selalu mengenakan pakaian bagus dan mahal, tinggal di rumah bagus, dan memiliki banyak makanan bergizi. Sedangkan si anak miskin mengenakan pakaian sederhana, di rumah yang sederhana, dan kadang-kadang tidak memiliki makanan cukup.

Suatu hari, kedua anak itu bermain bersama, dan terjadi perkelahian yang dimenangkan anak yang kaya. Si anak miskin bangkit dan membersihkan debu dari tubuh dan pakaiannya, dan berkata, “Kalau saya bisa makan seperti makanan yang kamu makan, saya juga pasti bisa menang.”

Lalu anak miskin itu pergi meninggalkan anak kaya. Anak kaya terdiam dan terkejut dengan yang tadi ia dengar, hatinya tertusuk karena dia tahu apa yang dikatakan anak itu ada benarnya.

Anak orang kaya tidak pernah melupakan pengalaman hari itu, dan ia lalu mengubah sikap dan gaya hidupnya. Ia menolak semua pencitraan anak emas karena ia anak orang kaya. Dia mencoba merasakan penderitaan orang miskin. Keluarganya sering malu dengan yang ia pakai, tapi anak itu tidak pernah malu dengan yang dia pakai.

Anak itu tidak pernah lagi membanggakan kekayaan orang tuanya atau menggunakan kekayaannya, walau keluarganya memaksa untuk menggunakannya.

Sejarah tidak mencatat nama anak miskin yang bertengkar dengan anak orang kaya ini. Namun, sejarah mencatat nama, karya, dan keputusan anak orang kaya yang punya belas kasihan pada orang miskin ini.

Sejarah mencatat namanya, Albert Schweitzer, yang lahir di Jerman, 14 Januari 1875, dan meninggal 4 September 1965. Ketika ia telah mencapai gelar tertinggi di beberapa bidang sekaligus, menjadi ahli fisika, filsuf, teolog, dan dokter kelas dunia.

Komitmennya adalah memperhatikan dan mengasihi orang miskin, dan hal itu tidak terbendung. Justru ketika ia telah mencapai puncak aktualisasi dirinya, Albert Schweitzer memutuskan untuk melayani orang-orang miskin di Afrika sebagai pendeta dan dokter misionaris.

Tidak banyak orang seperti Schweitzer, dan yang berdampak bagi dunia. Ia bukan hanya dikagumi di Afrika, namun telah menjadi contoh bagaimana seorang pribadi dalam kualitas maksimalnya mendedikasikan diri bagi kesejahteraan orang banyak.

Tidak banyak orang yang mencapai kepuasan hidup, karena kebanyakan orang berusaha mensejahterakan dirinya sendiri. Schweitzer mendapatkan kepuasan hidup melalui mensejahterakan orang lain.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa orang yang fokus pada diri sendiri tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang besar, dan tidak akan bahagia. Jika Anda ingin menghasilkan sesuatu yang besar dan ingin berbahagia, dedikasikanlah hidup Anda untuk kepentingan banyak orang.

Related

Psychology 6434221913688665299

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item