Misteri 10 Wabah Aneh yang Pernah Menyerang Mesir Kuno (Bagian 1)

Misteri 10 Wabah Aneh yang Pernah Menyerang Mesir Kuno, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Wabah penyakit dan bencana alam selalu ada dalam setiap catatan sejarah umat manusia. Sejak ribuan tahun silam, manusia sudah pernah menyaksikan pelbagai macam wabah dan bencana mematikan. Bencana pertama yang terekam dalam perkamen kuno salah satunya terjadi di Mesir lebih dari 3.000 tahun silam.

Bencana Mesir kuno, sebagaimana diterangkan dalam kitab-kitab agama Abrahamik, dimulai ketika Firaun menolak permohonan Musa yang ingin memerdekakan bangsa Israel dari perbudakan. Setiap kali Firaun mengingkari janjinya kepada Musa, Tuhan mengirimkan serangkaian wabah dan bencana untuk menghukum penguasa Mesir itu.

Penolakan Firaun terjadi sebanyak sepuluh kali hingga melahirkan kisah Sepuluh Tulah Mesir. Pertama, Sungai Nil berubah warna menjadi merah darah. Peristiwa ini dilanjutkan dengan kemunculan hama belalang, katak, dan kutu pembawa penyakit yang membunuh manusia dan hewan ternak.

Belum cukup ditimpa bencana kelaparan dan penyakit, Mesir porak-poranda ketika badai petir dan hujan es melanda wilayah setempat. Anomali cuaca diikuti oleh kegelapan total yang terjadi selama tiga hari. Tragedi ini diakhiri dengan kematian misterius yang menimpa anak-anak sulung.

Kendati kisah ini amat terkenal dan dipercaya sebagai kebenaran, selama bertahun-tahun para ilmuwan masih kesulitan menemukan benang merah yang menghubungkan tulah Mesir dengan kisah eksodus Bani Israel.

Sebagian ilmuwan beranggapan bencana tersebut tidak terjadi secara berurutan di saat yang berdekatan. Lainnya berpendapat bahwa tulah Mesir kuno justru terjadi ketika kekuasaan Ramses II (1279–1213 SM) sudah berakhir dan Kerajaan Mesir mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran.

Kekacauan sosial dan perubahan iklim

Menurut temuan para arkeolog, bukti-bukti terkait Sepuluh Tulah Mesir mengarah pada sebuah kota kuno bernama Pi Ramesses yang terletak di delta Sungai Nil.

Menurut Encyclopedia Britannica, kota tersebut dibangun atas perintah Raja Seti I untuk mendukung kampanye militernya. Anak laki-laki sekaligus penerus Seti yang bergelar Ramses II kemudian memindahkan pusat kerajaan ke kota ini.

Egiptologis asal Inggris, Aidan Dodson, dalam tulisannya yang terbit di BBC, menyebut periode pemerintahan Ramses II sebagai puncak kejayaan peradaban Mesir kuno. Akan tetapi, di saat bersamaan juga menjadi babak awal kejatuhan Kerajaan Baru Mesir kuno akibat kemunculan pesaing tangguh dari kawasan Asia Kecil (sekarang Turki).

“Meskipun hal ini sama sekali bukan masalah yang menentukan, kemunduran dalam teknologi militer tentu saja memengaruhi kemerosotan kualitas pemerintahan di masa yang akan datang,” terang Dodson.

Kemunduran dalam pemerintahan Mesir kuno, menurut Dodson, menimbulkan perpecahan di tingkat negara. Di bawah kekuasaan dinasti ke-21, Mesir pecah menjadi dua. Bagian utara dikuasai oleh penerus Ramses, sedangkan bagian selatan dikuasai oleh tokoh keagamaan bergelar Imam Besar Amun yang berkuasa di kota kuno Thebes.

Di tengah pertikaian politik tersebut, muncul kisah-kisah yang menceritakan kemalangan rakyat Mesir saat dilanda wabah dan bencana alam.

Sherine El Sebaie, ahli peradaban Mesir kuno dari Universitas Ain Shams di Kairo, berpendapat kisah-kisah tentang sungai darah dan bau kematian yang menyapu Mesir baru muncul dalam teks-teks kuno yang diproduksi setelah Ramses II sudah tutup usia. Dia menyebutnya sebagai sajak tentang kekacauan nasional dari Mesir kuno

“Lihatlah, pusat dari segala kekacauan, tulah menyapu daratan, ada darah di mana-mana, kematian yang tidak sedikit. […] Lihatlah, sungai menjadi darah, tetapi orang-orang tetap meminumnya,” tulis Sebaine, mengutip naskah kuno berjuluk Papirus Ipuwer dalam tesis masternya di Universitas Toronto.

Menurut temuan Sebaie, naskah yang sama juga menunjukkan Mesir dilanda krisis keamanan dan bencana kelaparan setelah pemerintahan Ramses II berakhir. Para penguasa sibuk berperang tanpa peduli pada kekeringan dan serangan hama yang semakin parah. Kondisi ini diperburuk dengan pemberontakan dan pembunuhan yang semakin kerap terjadi di perdesaan.

Baca lanjutannya: Misteri 10 Wabah Aneh yang Pernah Menyerang Mesir Kuno (Bagian 2)

Related

Mistery 4313952462990913095

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item