Viral Bayi Dilempar ke Kolam Renang untuk Belajar, Ini Tanggapan Dokter

Viral Bayi Dilempar ke Kolam Renang untuk Belajar, Ini Tanggapan Dokter naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Video seorang bayi yang dilempar dan diceburkan ke kolam renang oleh seorang perempuan baru-baru ini viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat seorang perempuan dengan baju bertuliskan instruktur menceburkan bayi untuk belajar berenang.

Hal ini lantas memicu reaksi warganet. Belakangan diketahui bahwa video itu diunggah oleh seorang ibu di Coloradio, Amerika Serikat, bernama Krysta Meyer.

Kala itu itu ia tengah mengajar Oliver yang berusia 8 bulan untuk berenang. Meski akhirnya Oliver bisa cepat beradaptasi dan melanjutkan berenang, tapi tindakan ini memicu perdebatan.

Beberapa ahli memperingatkan tindakan ini. Tapi ahli lain menyebut hal itu cukup aman lantaran bayi bisa berenang dengan insting mereka.

"Mereka mengajari bayi itu cara membalik dan berenang saat mereka di dalam air. Ini sebenarnya pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari bayi dan anak-anak, terutama saat mereka berada di dekat kolam dan air di halaman belakang. Ini bisa menyelamatkan nyawa," ujar Dokter Spesialis Anak, Gina Posner, MD mengutip Parents.

Tapi tidak semua dokter setuju dengan tindakkan ini, Free N. Hess, DO Dokter Anak mengaku prihatin dengan viralnya video tersebut. Harus ada pengamanan yang ketat mencegah anak tenggelam, yang memang sering jadi penyebab kecelakaan pada anak berusia 1 hingga 4 tahun di kolam.

Menurut Hess, tidak harus dengan cara tersebut yang cukup menyeramkan, tapi bisa dengan memastikan kolam dipagari, kolam peringatan, hingga alarm pintu bagi anak, juga selalu diawasi oleh penjaga kolam yang lebih dewasa.

"Berlatih kemampuan bertahan hidup di air dan pelajaran berenang baru bisa dimulai sejak anak berusia satu tahun. Penelitian memang menyebut pelajaran itu bisa mengurangi risiko tenggelam pada anak kecil," kata Dr. Hess.

Cara seperti dalam video Meyers sangat tidak direkomendasikan Hess, karena risiko berbahayanya cukup tinggi. Bayi bisa terluka dan bisa terbentur dasar kolam, juga risiko menahan napas.

"Mereka dipaksa masuk ke dalam air dan tidak bisa menahan napas pada waktu yang tepat, atau tidak bisa menahan napas dalam waktu yang lebih lama," katanya.

Ditambah, kata Hess ini bukanlah skenario terbaik menyelamatkan anak ketika berada di dekat air. "Kebanyakan bayi dan anak kecil akan jatuh ke air dari tepi kolam, bukan dari atas air," tutupnya.

Related

Parenting 1379662561314256051

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item