Ada Kemungkinan Kita Harus Bayar untuk Main Twitter, Ini Penyebabnya

Ada Kemungkinan Kita Harus Bayar untuk Main Twitter, Ini Penyebabnya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Penurunan pendapatan iklan membuat Twitter sedang mencari cara untuk menggenjot kembali profit mereka. Salah satu metode yang dipertimbangkan oleh media sosial berlogo burung biru tersebut adalah biaya subscription alias berlangganan.

Hal ini disampaikan oleh Twitter dalam sebuah laporan pendapatan kuartal 2 tahun 2020 kepada para stakeholder perusahaan, Kamis lalu. Perusahaan juga menyebut sedang mempertimbangkan ‘pendekatan lain’.

“Kami dalam tahap awal mengeksplorasi peluang produk pendapatan tambahan yang potensial untuk melengkapi bisnis periklanan kami,” kata Twitter.

“Ini mungkin termasuk langganan (subscription) dan pendekatan lain, dan meskipun eksplorasi kami sangat awal dan kami tidak mengharapkan pendapatan yang dikaitkan dengan peluang ini pada tahun 2020, Anda dapat melihat uji coba atau mendengar kami berbicara lebih banyak tentang mereka ketika pekerjaan kami berlangsung.”

Menurut laporan CNN, desas-desus soal opsi Twitter berbayar mulai muncul usai perusahaan media sosial tersebut memposting lowongan pekerjaan yang berfokus pada platform berlangganan dengan nama sandi ‘Gryphon’.

Pendapatan Twitter saat ini sedang berada di bawah pengawasan ketat karena banyak pengiklan yang mundur karena pandemi virus corona.

Dalam laporan yang mereka sampaikan, Twitter menyebut bahwa pendapatan iklan kuartal kedua mereka hanya sebesar 562 juta dolar AS. Jumlah tersebut turun 23 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2019.

Twitter juga mengaku bahwa pendapatan iklan mereka saat ini terganggu dengan boikot iklan media sosial yang dilakukan beberapa perusahaan besar AS terkait dengan protes keadilan rasial. Namun, mereka tidak menjelaskan seberapa besar dampak boikot itu terhadap bisnis Twitter.

Di sisi lain, Twitter mencatat pertumbuhan pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (Monetizeable Daily Active Usage/mDAU) sebesar 34 persen ketimbang periode yang sama pada tahun 2019. Saat ini, mereka memiliki mDAU sebesar 186 juta pengguna.

Laporan pendapatan ini pun menjadi tambahan rapor merah Twitter dalam seminggu terakhir. Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu mereka mengalami insiden peretasan akun terverifikasi milik figur terkenal mulai dari Bill Gates, Barack Obama, Elon Musk, Jeff Bezos, hingga Apple.

Menjelang laporan pendapatannya, Twitter mengumumkan bahwa puluhan akun mungkin telah berhasil diretas sebagai bagian dari insiden keamanan siber tersebut, di mana pesan langsung (direct message/DM) mereka diakses oleh hacker. CEO Twitter Jack Dorsey sendiri meminta maaf atas kelalaian yang dibuat perusahaannya.

"Kami merasa tidak nyaman dengan insiden keamanan itu," kata Dorsey, dalam konferensi pers.

"Keamanan tidak memiliki titik akhir. Ini adalah literasi yang konstan. Kami akan terus berupaya mengamankan sistem kami dan kami terus bekerja dengan perusahaan eksternal dan penegakan hukum,” pungkasnya.

Related

News 7919361302341243471

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item