Amerika, China, dan Arab, Saling Bersaing untuk Invasi Planet Mars

Amerika, China, dan Arab, Saling Bersaing untuk Invasi Planet Mars, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Tiga negara, yaitu Amerika Serikat (AS), China dan Uni Emirat Arab (UAE), akan menginvasi Planet Mars menjelang Hari Raya Idul Adha pada bulan ini. Ketiganya siap meluncurkan misi ambisius ke planet merah secara simultan.

Adapun perayaan Idul Adha jatuh pada akhir Juli mendatang. Amerika Serikat atau AS ingin mempertahankan dominasi luar angkasanya, dengan melanjutkan misi penerbangan ke Planet Mars. China pun tidak mau kalah.

Bahkan, salah satu negara Muslim di Timur Tengah, UEA, juga punya ambisi menyaingi dua negara raksasa itu dalam penelitian ke planet tetangga Bumi tersebut.

Tiga peluncuran wahana antariksa untuk penelitian ke Planet Mars yang nyaris simultan itu bukanlah suatu kebetulan. Timing yang tepat, berupa semacam jendela yang hanya berlaku sebulan dalam periode tertentu, mendikte misi ke planet merah itu.

Koridor waktu yang ideal itu adalah saat Mars dan Bumi berada dalam satu garis dengan Matahari, yang periodenya terjadi sekali dalam 26 minggu. Dalam kondisi ideal tersebut waktu perjalanan dan kebutuhan bahan bakar bisa diminimalkan.

Planet Mars sejak lama jadi sumber imajinasi dan punya daya tarik amat kuat untuk misi luar angkasa setelah misi ke bulan. Namun misi ke planet merah itu juga terbukti cukup sulit, dan bahkan jadi kuburan sejumlah proyek ambisius.

AS tetap mendominasi

Sejumlah wahana ruang angkasa dilaporkan meledak, terbakar habis atau terbanting saat mendarat di planet merah itu. Jumlah kegagalan misi ke Mars mencapai kuota sekitar 50 persen. Upaya China yang berkolaborasi dengan Rusia untuk mendaratkan wahana di planet Mars pada 2011 misalnya, berakhir dengan kegagalan.

Sejauh ini hanya AS dan Uni Soviet – sekarang Rusia – yang berhasil mendaratkan wahana antariksanya di Planet Mars.

Seluruhnya ada delapan wahana AS yang mendarat di Mars, dimulai dengan dua misi Viking pada 1976, Pathfinder (1997), Spirit dan Opportunity (2004), Phoenix (2008), Curiosity (2012) dan InSight (2018). Sementara Uni Soviet mendaratkan Wahana Mars 3 di planet merah itu pada 1971 dan 1973 dengan mendaratkan Wahana Mars 6.

Sedangkan enam lagi wahana luar angkasa, melakukan riset dari orbit planet merah itu, masing-masing tiga wahana milik AS, dua wahana milik Eropa dan satu wahana milik India.

Preserverance dari AS

Dalam misi kali ini Amerika Serikat akan mengrim wahana yang diberi nama Preserverance. Wahana ini direncanakan mendarat di sebuah delta sungai purba di Mars yang diberi nama Jezero Crater yang penuh dengan bongkahan batu, bukit pasir, tebing, dan jurang. Sebuah lokasi pendaratan yang berbahaya dan bisa mengagalkan misinya.

Namun, pemilihan Jezero Crater sebagai lokasi pendaratan dari 60 potensi lokasi pendaratan lainnya juga sudah dipertimbangkan matang. Kawasan ini diperkirakan menyimpan potensi kehidupan mikro organisme dalam lapisan tipis berumpur di dasar kawah.

Kawasan itu pada 3,5 miliar tahun silam diperkirakan digenangi air, dan diharapkan masih ada sisanya di dasarnya. Atau paling tidak misi tersebut bisa menemukan jejak mikoroba pada lapisan sedimen.

Kamera pada wahana penjelajah Mars Amerika itu akan melakukan uji coba pembuatan oksigen dari karbon dioksida yang eksis di atmosfer tipis planet Mars. Ekstraksi oksigen di masa depan dapat digunakan para astronot di Mars untuk bernafas maupun untuk membuat bahan bakar roket.

Wahana AMAL dari Uni Emirat Arab

Dari ketiga misi ke planet Mars itu, yang paling menarik adalah yang diluncurkan oleh Uni Emirat Arab, negara kecil di kawasan Teluk Persia. Wahana orbiter UEA diberi nama Amal yang berati harapan dalam bahasa Arab, diluncurkan dari Jepang.

Ini merupakan misi antar planet pertama dari dunia Arab. Wahana ruang angkasa itu dibangun bekerjasama dengan University of Colorado di Boulder. Targetnya, wahana tersebut sudah sampai di orbit Mars di tahun di mana Uni Emirat Arab merayakan 50 tahun berdirinya negara itu.

“Uni Emirat Arab ingin mengirim pesan kuat kepada kaum muda Arab. Pesannya, Uni Emirat Arab bisa mencapai Mars kurang dari 50 tahun setelah berdiri,… Anda pasti bisa lebih dari itu, Yang paling menarik dari luar angkasa, standarnya digantung sangat tinggi“, ujar Omran Sharaf, manajer proyek Amal.

Dikendalikan dari Dubai, stasiun cuaca luar angkasa itu akan mengorbit setinggi 22 ribu hingga 44 ribu kilometer di atas Mars. Misinya meneliti atmosfir bagian atas dan perubahan iklim di planet Merah itu.

Tianwen dari China

China dengan ambisi dominasi ruang angkasanya akan mengirim orbiter dan wahana peneliti rover permukaan Mars yang diberi nama Tianwen-1 yang berarti “pertanyaan bagi surga“ dalam bahasa Mandarin.

Wahana ini akan diluncuran dari stasiun ruang angkasa pulau Hainan di selatan China. Setelah misi pertama bersama Rusia pada 2011 gagal, Beijing memutuskan melakukan misinya sendiri.

“Tujuannya sama dengan misi negara lainnya. Yakni, mengembangkan kapabilitas untuk meneliti alam semesta, berinvestasi pada sumber daya masa depan dan tentu saja menciptakan pengaruh politik global dan gengsi nasional,“ ujar Chen Lan, analis independen di GoTaikonauts.com kepada kantor berita AFP.

Program luar angkasa China itu dikendalikan oleh militer, dan hanya sedikit merilis informasi terkait misinya. Bocoran dari para blogger antariksa China menyebut, robot penjelajah Mars atau rover beratnya 200 kilogram, punya enam roda dan empat panel surya.

Sun Zezhou, pimpinan para insinyur rover Tianwen-1 menyebutkan, robot akan menjelajah permukaan Mars selama tiga bulan dan melakukan analisis tanah serta atmosfer Mars. Selain itu, akan membuat foto, peta, serta menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu di planet merah itu.

Related

Technology 2300254004088637847

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item