Fakta, Kronologi, dan Kesaksian Kasus Penikaman Imam Masjid di Pekanbaru

Fakta, Kronologi, dan Kesaksian Kasus Penikaman Imam Masjid di Pekanbaru,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Kepolisian di Riau mengaku masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan apakah ada motif lain di balik penikaman seorang imam masjid di Pekanbaru, Provinsi Riau.

Penyerangan dilakukan saat korban usai memimpin salat Isa di sebuah masjid di Jalan Sumatera, Pekanbaru, Kamis (23/07) malam. Korban sempat menghindar, namun dada kirinya tertusuk pisau pelaku dan mengalami luka ringan.

Pelaku berhasil dibekuk oleh jemaah masjid, dan polisi masih mendalami motif tersangka menyerang imam masjid, kata pejabat polisi di Riau.

"Kita lakukan pendalaman pemeriksaan, periksa saksi-saksi dan olah TKP dan mencari petunjuk lainnya," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mukmin Wijaya.

Polisi juga berencana memeriksa kejiwaan pelaku, karena pelaku mengaku berusaha menikam korban lantaran "kecewa dengan isi nasihat dari korban". Keduanya disebutkan "saling mengenal".

"Pelaku akan kita lakukan tes kejiwaan, karena korban memberikan keterangan jika pelaku sering berkonsultasi ke korban, namun menurut pelaku konsultasi itu tidak memuaskan," papar Nandang.

"Oleh karena itu dia kecewa dan akhirnya melakukan penganiayaan," tambahnya.

Polisi menyatakan pelaku dapat dijerat "pasal percobaan pembunuhan juncto pasal penganiayaan" dengan ancaman hukuman di atas lima tahun.

Apa yang terjadi di dalam masjid?

Seorang saksi mata, yang berada di dalam masjid saat kejadian, mengungkapkan pelaku - yang ikut salat berjamaah - mendekati korban, yang baru saja selesai memimpin salat Isya.

Pelaku langsung menghunuskan senjata tajam ke dada kiri imam masjid, Yazid Umar Nasution, kata seorang saksi, Hendra Bakti.

Korban mampu menghindar, tetapi pelaku kembali mencoba menusuk korban, dan mengenai dada kirinya. Lalu, "pelaku langsung ditendang oleh korban," ujar saksi.

Usai menyerang Imam, pelaku kabur ke arah tengah masjid, dan berhasil dikejar dan ditangkap jemaah lain yang masih ada di dalam masjid, tambahnya.

Saksi mata, yang juga ikut salat berjemaah, mengatakan, kejadian itu membuat jemaah tersentak dan langsung mengamankan pelaku.

"Jemaah masih banyak di dalam masjid, jadi kaget kami, ada yang langsung menangkapnya. Dia masuk dari pintu di ruangan imam, bukan dari sisi jemaah," ujarnya.

Pelaku, lanjut Hendra, mengenakan pakaian berwarna hitam, dan membawa pisau. Usai mengamankan pelaku, jemaah menghubungi Polsek Kota Pekanbaru, dan pelaku dijemput oleh kepolisian.

Apa keterangan resmi dari kepolisian?

"Penusukan dilakukan pelaku dua kali, pertama meleset dan kedua mengenai dada kiri," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mukmin Wijaya.

Disebutkan, penyerangan terjadi saat usai salat Isya. "Penusukan dilakukan pelaku dua kali, pertama meleset dan kedua mengenai dada kiri," sebutnya.

Menurut polisi, pelaku dan korban sudah saling kenal. "Pelaku IM (24 tahun) sering berkonsultasi persoalan kehidupan dengan korban," ungkap Nandang.

Keterangan yang dihimpun polisi menyebutkan, berkali-kali korban memberikan nasihat kepada pelaku, tetapi pelaku tidak puas dengan nasihat yang diberikan oleh korban.

"Sehingga korban meminta pelaku untuk sering mengikuti kajian agama yang ada di masjid-masjid di Pekanbaru," ungkap polisi

Polisi mengatakan, korban belakangan juga tidak lagi membalas pesan singkat yang dikirimkan pelaku. "Sehingga akhirnya mereka bertemu saat kejadian dan pelaku menusuk pisau dapur ke dada korban".

Pelaku sering konsultasi dengan korban

"Pelaku sering konsultasi ke saya karena masalah pribadi, pekerjaan. Saya kasih solusi, kemudian dia kembali ke saya, dan saya kasih lagi solusi yang sama. Jadi itu-itu saja," ungkap korban, Yazid Umar Nasution, kepada wartawan

"Selanjutnya dia SMS saya, masalahnya itu juga, tidak saya respon," ungkap Yazid.

Yazid mengaku, sebelum Salat Isya, dia sudah melihat pelaku berada di dalam masjid dan "bersiap untuk ikut salat". Akan tetapi saat salat hendak dimulai, menurut korban, pelaku terlihat keluar masjid, tetapi terhalang jemaah lainnya.

Usai salat, pelaku masuk ke ruangan imam melalui pintu yang terhubung dari lantai dasar. Dari situlah, pelaku masuk sehingga bisa langsung menuju ke lokasi korban usai salat Isa.

Takut dilarang ayahnya, nanti masuk kajian radikal

Ditanya persoalan apa yang dikonsultasikan pelaku kepadanya, Yazid menolak merincinya. Dia mengaku hanya memberi saran kepada pelaku agar "sering mengikuti kajian remaja di sejumlah masjid".

"Saya juga menyuruh dia ikut kajian remaja yang ada di Pekanbaru ini, cuma kata dia 'takut dilarang ayahnya, takut nanti masuk [aktivitas] kajian radikal'," tuturnya.

Related

News 7514099299887527255

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item