Mengenal Pemikiran-pemikiran Voltaire, dan Pengaruhnya di Zaman Pencerahan (Bagian 2)

Mengenal Pemikiran-pemikiran Voltaire, dan Pengaruhnya di Zaman Pencerahan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengenal Pemikiran-pemikiran Voltaire, dan Pengaruhnya di Zaman Pencerahan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Voltaire bukan seorang ahli ilmu pengetahuan, tetapi dia menaruh minat besar terhadap ilmu, dan pendukung gigih sikap pandangan empiris John Locke dan Francis Bacon. Dia juga seorang ahli sejarah yang serius dan berkemampuan. Salah satu karyanya yang terpenting ialah buku yang menyangkut sejarah dunia, Essay on the Manners and Spirit of Nations.

Buku ini berbeda dengan umumnya uraian sejarah yang pernah ada sebelumnya dalam dua segi:

Pertama, Voltaire mengakui bahwa Eropa hanyalah bagian kecil dari dunia secara keseluruhan, karena itu dia menitikberatkan sebagian pengamatannya pada sejarah Asia.

Kedua, Voltaire menganggap bahwa sejarah kebudayaan adalah—pada umumnya—jauh lebih penting daripada sejarah politik. Bukunya dengan sendirinya lebih berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan perkembangan seni, ketimbang soal raja-raja dengan segala rupa peperangannya.

Voltaire bukan mendekati filosof orisinal seperti beberapa tokoh yang ada dalam daftar buku ini. Sampai batas tertentu, dia bertolak dari pandangan orang lain seperti John Locke dan Francis Bacon, memperkuat pendapat mereka atau mempopulerkan mereka.

Melalui tulisan-tulisan Voltaire, lebih dari siapa pun, ide demokrasi, toleransi agama, dan kebebasan intelektual, berkembang di seluruh Eropa.

Pemikiran Voltaire tentang sejarah; sejarah dipandang sebagai proses yang membimbing manusia sampai kesempurnaannya, sehingga setiap epos kerja akan lebih sempurna dari yang dahulu.

Maksud dan tujuan sejarah adalah untuk memperbaiki keadaan manusia, berkat akal budi, dan menjadikan manusia lebih pintar, lebih baik dan lebih bahagia. Ide ini kemudian diikuti dan dikembangkan oleh para filsuf generasi berikutnya sebagai paham optimistisme.

Menurut Voltaire, manusia adalah baik pada asalnya, harus diberikan kepadanya pendidikan dan pengetahuan yang cukup, lalu segalanya akan beres dan dunia menjadi tempat yang baik, dan peperangan di antara negara tidak ada lagi.

Akal budi manusia yang terpengaruh dan terpelajar, dalam prinsip-prinsip ilmu alam, pasti selalu berusaha menyelidiki keadaan, dan membantu bagi kemajuan dan kemakmuran. Akal budi yang demikian itu memeriksa iklim, tanah, dan syarat hidup manusia, adat istiadat, pakaian, dan lain-lain, untuk mengerti bagaimana mereka, dan untung ruginya untuk umat manusia.

Dari pendapat dan pandangan, diperkirakan segala kejadian sejarah, untuk mengetahui sejauh mana mereka berguna, atau menjadi lebih berbahagia berkat mereka sendiri. Akan tetapi, Voltaire cukup pintar sehingga ia terlalu mementingkan pikiran atau kepercayaan akan kemajuan, seperti pada waktu itu dilakukan oleh Comte, Proudhon, dan Gondorcet.

Meskipun ada penulis-penulis penting lain (Diderot, d'Alembert, Rousseau, Montesquieu, dan lain-lain) dalam masa pembaharuan Perancis, Voltaire lebih layak dianggap pemuka dari kesemuanya itu. Dia pemimpin terkemuka dari gerakan itu.

Pertama, gaya sastranya yang menggigit, kariernya yang panjang, dan tulisannya yang begitu banyak menggaet pengikut yang tak tertandingi oleh penulis-penulis yang mana pun.

Kedua, gagasan-gagasannya sepenuhnya berciri pembaharuan. Ketiga, Voltaire mendahului tokoh-tokoh penting lain dari sudut waktu.

Karya besar Montesquieu, The Spirit of Law, baru terbit tahun 1748; jilid pertama Encyclopedie yang masyhur itu baru terbit tahun 1751; esei Rousseau pertama ditulis tahun 1750. Sedangkan Letters of the English-nya Voltaire sudah muncul tahun 1734, dan dia sudah kesohor enam belas tahun sebelum buku itu keluar.

Tulisan-tulisan Voltaire, dengan kekecualian novel pendek Candide, sedikit sekali dibaca orang sekarang. Buku-bukunya tersebar dan terbaca luas selama abad ke-18, karena itu Voltaire memegang peranan penting mengubah iklim pendapat umum yang ujung-ujungnya berpuncak pada meletusnya Revolusi Perancis.

Dan pengaruhnya tidak cuma terbatas di Perancis: orang-orang Amerika seperti Thomas Jefferson, James Madison, dan Benjamin Franklin, juga kenal baik dengan tulisan-tulisannya.

Adalah menarik membandingkan Voltaire dengan teman sezamannya yang masyhur, Jean-Jacques Rousseau. Voltaire, yang segenap pandangannya rasional, lebih berpengaruh. Sebaliknya, Rousseau lebih orisinal, dan karyanya lebih berpengaruh di zaman sekarang.

Related

History 7020133352692114570

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item